Vano's Pov
Sinar fajar mulai memasuki ruang kamarku melalui ventilasi jendela, aku membuka mataku dan perlahan beranjak dari kasurku hendak menuju kamar mandi. Aku sangat terkejut saat mendapati Mila sedang meringkuk di lantai, aku lupa bahwa semalam dia tidur dikamarku. Aku melirik ke arah jam dinding, jam sudah menunjukkan pukul 06.20 WIB dan Mila belum juga bangun dari tidurnya padahal ini adalah hari pertamanya sebagai menantu di rumah ini. Aku menyenggol kakinya dengan kakiku mencoba untuk membangunkannya, tapi ia tak kunjung bangun. Ia hanya bergerak sedikit membenahi posisi tidurnya dan itu sangat membuatku kesal.
"Bangun Mila!" Bentakku. Tapi, ia sama sekali tidak menghiraukan perkataanku. Aku segera pergi ke kamar mandi dan mengisi penuh bathup dengan air, dan aku kembali menghampiri Mila.
"Mila, aku bilang bangun sekarang!" Bentakku sekali lagi, dan ia masih sama seperti sebelumnya. Tanpa berpikir lagi, aku langsung mengangkat Mila dan membawanya ke kamar mandi. Ku ceburkan tubuhnya ke dalam bathup yang telah ku isi penuh dengan air sebelumnya, dan usahaku tidak sia-sia akhirnya Mila bangun dari tidurnya.
"Aaaaa.... Kamu gila ya!" Teriaknya.
"Siapa suruh kamu tidur kayak kebo?" Ucapku ketus.
"Kamu benar-benar bukan manusia, sudah membiarkanku tidur kedinginan dilantai dan sekarang kamu membuatku basah kuyup pagi-pagi seperti ini." Gerutunya dengan bibir gemetaran.
"Ini hari pertamamu sebagai menantu, pergilah ke dapur untuk menyiapkan sarapan." Seruku.
"Aku tidak bisa masak." Jawabnya singkat.
"Bisa atau tidak, suka tidak suka kamu harus tetap ke dapur. Jadi istri dan menantu yang baik. Jangan buat siapapun curiga padamu." Jelasku.
"Aku tidak bisa ke dapur dengan pakaian basah seperti ini, aku tidak punya satu helai pakaianpun untuk ku kenakan." Ujarnya.
"Gunakan handuk ini dan mandilah. Aku akan meminjam pakaian kak Indira, semoga saja pas dengan tubuhmu." Seruku sambil melemparkan handuk padanya, lalu berlalu pergi meninggalkannya. Aku tahu sikapku mungkin keterlaluan padanya, jauh dilubuk hatiku paling dalam aku merasa sakit menyiksanya seperti ini. Tapi, aku juga tidak bisa menghilangkan rasa benciku padanya. Bagaimana bisa aku terjebak antara cinta dan benci seperti ini, dan ini sangat menyiksa batinku. Aku segera mengetuk pintu kamar Indira untuk meminjam pakaiannya, untunglah Indira sudah bangun.
"Kenapa Kak, kok pagi-pagi udah kemari?" Tanyanya bingung.
"Boleh pinjamkan beberapa pakaian kamu? Mila tidak punya pakaian untuk ia kenakan, rencananya sepulang dari kantor baru mau Kakak belikan pakaian untuknya." Jelasku.
"Tunggu sebentar ya, aku ambilin dulu." Ujar Indira. Tidak begitu lama aku menunggu, Indira sudah memberikan pakaiannya padaku. "Nih, pakaian ini kebetulan semuanya belum pernah akupakek. Jadi buat Kak Mila aja."
"Makasih banyak ya dekk, nanti akan Kakak ganti dengan pakaian yang baru." Ucapku.
"Tidak perlu, istri Kakak juga kakak aku." Ujarnya tersenyum.
Akupun segera kembali ke kamarku dan memberikan pakaian yang baru saja diberikan kak Indira pada Mila. Saat aku masuk kedalam kamar, Mila masih berdiri didepan pintu kamar mandi dengan handuk yang diselimutkannya. Aku langsung menghampirinya dan melemparkan pakaian yang ku bawa padanya.
"Nih, gunakan pakaian ini. Segeralah mandi, dan turunlah ke bawah. Siapkan sarapan untuk semuanya." seruku. Tanpa mengatakan sepatah katapun, Mila kembali masuk kedalam kamar mandi setelah menatapku dengan tatapannya yang tajam.
***
Mila's Pov
Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan di dapur, sebelumnya aku belum pernah menyiapkan sarapan untuk siapapun apalagi untuk satu keluarga. Vano benar-benar telah membawaku dalam masalah besar, dan dengan bodohnya aku dengan suka rela masuk dan terjebak dalam masalah yang ia ciptakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintailah Aku...
Romance"Cintaku saja sudah cukup untuk kita berdua." Kata-kata itu yang akhir-akhir ini sering aku dengar. Bahkan keduanya mengatakan hal yang serupa, aku juga tidak mengerti bagaimana mereka memiliki pemikiran yang sama. Aku terjebak dalam permainanku sen...