Chapter 26

425 12 3
                                    

Sudah hampir satu minggu berlalu dari kejadian buruk itu dan Dave masih mendekam di penjara. Berbagai cara telah aku tempuh untuk membebaskannya, tapi aku tidak tahu bagaimana bisa semua bukti memberatkannya. Menawarkan perdamaian dengan keluarga Ilham pun sudah aku lakukan, mereka menerima uangku tapi mereka tidak juga mencabut tuntutannya. Di lokasi kejadian juga tidak ada kamera CCTV yang mampu membantu membuktikan bahwa Dave tidak bersalah.

"Kamu yang kuat ya Nak di dalam sana. Mama lagi pusing mikirin Papa kamu. Kamu harus ngerti ya Nak. Mama sayang kamu Nak." Ucapku pelan sambil mengelus perutku.

"Dia anak yang kuat sayang." Selah Mamaku tersenyum menenangkanku.

"Permisi nyonya, ada tamu. Katanya dari kantor Tuan." Seru Oni mendekatiku.

"suruh masuk aja." Pintaku.

"Baik nyonya." Oni pun pergi keluar dan menyuruh salah satu pegawai Dave untuk masuk ke dalam rumah. Ternyata dia sekretaris Dave.

"Selamat siang Bu." Sapanya tersenyum.

"Iya selamat siang. Silahkan duduk. Emm.. maaf sebelumnya. Tina kan?" Tanyaku meyakinkan bahwa aku tidak salah orang.

"Betul bu." Jawabnya membenarkanku.

"Ada apa ya kok kamu sampe kemari? Apa ada masalah di kantor?" Tanyaku menyelidik.

"Maaf bu sebelumnya. Sebenarnya iya, kita sedang mengalami masalah besar. Karena berita pak Dave masuk penjara karena kasus membunuh rekan bisnisnya, beberapa investor dan client kita membatalkan kontrak kerjanya. Termasuk investor terbesar kita. Maaf Bu, saya harus mengatakan ini. Jika kita tidak bertindak dan menemukan solusinya dari masalah ini, maka usaha pak Dave bisa bangkrut Bu." Jelasnya.

Aku memijat dahiku, aku hampir gila menghadapi semua ini. Mamaku yang semenjak Dave masuk penjara selalu menemaniku di rumah, menggenggam erat tanganku.

"Baiklah, apa ada lagi yang ingin dibicarakan Nona Tina?" Tanya Mamaku.

"Ti..tidak bu." Jawab Tina terlihat gugup.

"Jika tidak ada lagi, kamu bisa pergi sekarang. Terima kasih atas informasinya, kembalilah bekerja. Kami akan segera menemukan solusinya. Anakku harus istirahat." Usir Mamaku.

"Baik Bu, kalau begitu saya permisi dulu Bu." Pamitnya lalu pergi meninggalkan rumahku.

"Lohh tamunya kemana Nyonya? Ini minumannya?" Tanya Oni kebingungan dengan segelas orange jus di tangannya.

"Buat kamu saja." Jawabku lalu berlalu meninggalkan ruang tamu dan kembali ke kamarku. Aku mencoba berpikir jalan keluar yang harus aku temukan untuk menyelamatkan suamiku.

***

"Aku sangat merindukanmu dan juga anak kita sayang." Ungkap Dave yang memelukku sangat erat. Ia mengecup lama puncak kepalaku. Aku sangat merindukannya lebih dari yang ia ketahui. Sudah beberapa hari aku tidak mengunjunginya dan sekarang Aku hanya bisa diam tanpa merespon apapun perbuatan dan perkataannya. Yang ada dalam pikiranku hanyalah bagaimana caranya aku bisa melihat Dave bebas dari penjara dan menyelamatkan usahanya yang hampir hancur. Semua itu terjadi karena aku, jika aku bukan istrinya maka ia tidak akan pernah berada dalam masalah sebesar ini.

"Dave.."

"Iya sayang. Aku tahu bahwa kamu juga pasti sangat merindukanku." Jawabnya.

"Dave.. aku ingin bicara denganmu." Pintaku.

"Bicara saja sayang. Sejak kapan kamu perlu izin untuk berbicara denganku?" Ucapnya tersenyum.

Aku duduk di kursi yang tersedia disana dan mengeluarkan map dari tasku. Aku berikan map tersebut padanya. Dave terlihat sangat bingung.

Cintailah Aku...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang