Aku mendatangi kantor Dave setelah bertahun-tahun aku tidak pernah datang berkunjung kesana lagi. Aku pergi kesana karena Dave membawa Alesha pergi bersamanya saat menjemputnya di sekolah. Aku langsung saja masuk ke kantornya dan menuju ke ruangannya.
"Selamat siang Bu Mila. Sudah lama sekali tidak melihat Ibu." Sapa salah satu pegawai Dave.
"Siang juga." Balasku.
Saat aku keluar dari lift, semua orang yang berpapasan denganku, mereka semua menyapaku.
"Siang Bu Mila.."
"Selamat siang Bu Mila."
Aku tersenyum pada mereka dan menjawab sapaan dari mereka. "Siang.."
Sesampainya aku di depan ruangan Dave, aku langsung ingin membuka pintu ruangannya. Namun langkahku dihalangi oleh seseorang.
"Maaf. Anda siapa? Apakah anda sudah memiliki janji dengan Pak Dave?" Tanya seorang wanita yang aku yakin sekretaris Dave. Ternyata bukan tina lagi, pikirku. Aku bingung menjawab pertanyaannya aku ini siapa, bahkan mungkin saja aku ini bukan istri Dave lagi karena terakhir kali aku melayangkan surat cerai padanya.
"Biarkan dia masuk. Menyingkirlah Farah." Seru Arif, manager disana.
"Tapi Pak." Bantah wanita bernama Farah itu. Arif menggelengkan kepalanya pada Farah. Seakan mengerti, Farah pun menyingkir dari hadapanku.
"Terima kasih Arif." Ucapku tersenyum padanya.
"Sama-sama Bu." Jawabnya. Setelah sekian lama aku menghilang dari mereka tapi mereka masih sangat mengenalku dan menghormatiku dengan baik. Aku pun langsung masuk kedalam ruangan Dave lalu menutup pintunya kembali.
"mama.." Sorak Alesha melihat kedatanganku.
"Sayang, kamu udah makan Nak?" Tanyaku pada Alesha.
"Belum ma." Jawab Alesha.
"Ya Allah Nak, ini udah jam berapa kamu belum makan. Kamu ini gimana sih Dave, Ale belum makan hingga jam sekarang." Gerutuku kesal pada Dave.
"Mila, aku udah..."
"Diam. Jangan mengatakan apapun." Seruku pada Dave. Dave pun langsung diam kembali.
"Mama, jangan marah sama Papa. Tadi Papa sudah ngajakin Ale makan, tapi Ale maunya makan sama Mama sama Papa. Jadi Ale nungguin Mama kesini dulu." Jelas Ale.
"Ya Allah Nak, jadi kamu belum makan gara-gara nungguin Mama ya. Maafin Mama ya sayang." Sesalku sambil mengusap pelan wajah anakku.
"Mama harus minta maaf juga sama Papa karena udah marahin Papa." Pinta Ale padaku.
"Iya sayang nanti Mama minta maaf." Jawabku.
"Sekarang Mama, kan Mama sering mengajarkan Ale kalau Ale salah, Ale harus minta maaf." Seru Ale kemudian. Aku menelan air ludahku. Dave tersenyum penuh kemenangan.
"Harus jadi contoh yang baik buat anak. Jangan cuma bisa nasehatin." Ledek Dave padaku.
"Maafkan aku." Ucapku singkat.
"Kok gitu aja. Biasanya Mama kalau menyuruh Ale minta maaf harus cium tangan. Kok Mama gak cium tangan Papa?" Anakku pintar sekali membuatku mati kutu.
"Mama harus gitu juga?" Tanyaku pada Alesha. Ia pun menganggukkan kepalanya. Dave semakin tersenyum meledekku. Aku pun melangkah mendekati Dave lalu meraih tangannya dan aku cium tangannya. Hal yang sudah lama tidak pernah aku lakukan lagi.
"Maafkan aku Dave." Ucapku menatapnya setelah aku mencium tangannya. Ia yang awalnya tersenyum meledekku berubah ekspresi dengan menatapku yang aku tidak tahu artinya dari tatapan itu. Mata kami saling memandang, ada kerinduan yang dalam didalam hatiku. Seakan permintaan maafku saat itu mewakili perasaanku yang ingin aku katakan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintailah Aku...
Romance"Cintaku saja sudah cukup untuk kita berdua." Kata-kata itu yang akhir-akhir ini sering aku dengar. Bahkan keduanya mengatakan hal yang serupa, aku juga tidak mengerti bagaimana mereka memiliki pemikiran yang sama. Aku terjebak dalam permainanku sen...