"Ratna, kita ngapain kesini?" Tanyaku pada Ratna yang mengajakku untuk pergi ke sebuah Mall yang baru saja di buka di daerahnya.
"Iihh Kakak.. Inikan mall baru. Aku ajak Kakak kesini buat refreshing. Kita bisa belanja, nonton, main, makan atau apalah. Siapa tahu lagi banyak diskon." Jawabnya tersengir. Adikku yang satu itu memang hobi berbelanja.
"Oke baiklah." Jawabku tersenyum lalu berjalan bersamanya memasuki mall tersebut.
"Kak, kita ke toko itu yuk." Ajak Ratna menunjuk salah satu toko pakaian. Aku menganggukkan kepalaku lalu mengikuti langkahnya, disana sangat ramai sekali karena mallnya baru buka. Tanpa sengaja aku menabrak seseorang, sehingga semua kertas bahkan tablet yang ia pegang pun ikut terjatuh.
"Maafkan aku Tuan.. Aku tidak sengaja. Aku tidak memperhatikan jalan dengan benar." Sesalku meminta maaf pada orang yang aku tabrak sambil membantunya memunguti kertas-kertasnya. Mendengar permintaan maafku, ia menghentikan aktivitasnya memunguti semua barangnya. Ia langsung menoleh melihatku, hingga aku pun melihatnya. Saat mata kami bertemu, ada sesuatu yang ingin keluar dari mataku. Aku langsung berdiri menatapnya dengan lekat, begitu pun sebaliknya.
"Kakak.. Kakak gak pa-pa kan?" Tanya Ratna. Aku sama sekali tidak menjawab pertanyaan Ratna. Perlahan aku melangkah mendekatinya, ia pun melakukan hal yang sama.
"Kakak.." Panggil Ratna pelan. Aku tetap saja tidak menghiraukannya. Saat aku sudah berdiri tepat dihadapan laki-laki yang tidak sengaja aku tabrak, ia tersenyum begitu damai padaku. Perlahan aku mengangkat tanganku untuk menyentuh wajahnya.
"Pak.. Anda tidak apa-apa?" Terdengar suara seorang perempuan mendekatinya. Ia sama sekali tidak menghiraukan perempuan itu yang bertanya padanya. Ia terus saja memandangku. Saat aku berhasil menyentuh wajahnya, dan semua itu nyata. Air mataku langsung mengalir diwajahku. ia memejamkan matanya sejenak saat tanganku menempel diwajahnya.
"Aku merindukanmu." Ucapnya setelah membuka matanya kembali. Mendengar suaranya, suara yang selama ini sangat ingin aku dengar kini aku mendengarnya kembali. Aku ingin segera menghambur kedalam pelukannya. Namun sebelum niatku terlaksana, kembali terngiang di telingaku semua perkataan Indira yang sangat marah padaku. Aku membencimu Kak Mila.. sangat membencimu. Kakakku begitu tulus mencintaimu, tapi kamu selalu menyakitinya. Kamu yang membuat aku kehilangan Kakakku. Aku memundurkan langkahku dan menggelengkan kepalaku. Langkahku mundur semakin menjauh darinya, ia mulai menatapku bingung. Aku langsung memutar tubuhku, dan berlari menuju ke pintu keluar mall itu.
"Mila..." Teriaknya.
"Kakak.." Teriak Ratna yang mungkin juga mengejarku.
"Pak.."
"Bereskan semuanya, aku ada urusan." Samar-samar ku dengar ia menyuruh seseorang. Aku terus meneruskan langkahku, hingga aku sampai di parkiran.
"Kakak.. Kakak mau kemana?" Tanya Ratna bingung.
"Kita pulang." Ajakku.
"Tapi kak..." Bantahnya.
"Berikan kuncinya, biar aku yang menyetir Ratna." Pintaku.
"Tapi kak.."
"Berikan padaku Ratna." Desakku. Kemudian Ratna pun memberikan kunci mobilnya padaku. "Masuklah." Seruku, Ratna menganggukkan kepalanya dan masuk kedalam mobil. Aku segera menancap gas mobilnya. Air mataku terus saja mengalir membasahi wajahku, perasaanku tidak dapat aku deskripsikan sama sekali. Semua rasa bercampur menjadi satu disana.
"Kak.. Sepertinya orang tadi mengikuti kita." Ujar Ratna. Aku melihat dari kaca spion mobil yang aku kemudikan. Aku terus saja menancap gasnya. "Kak.. aku takut. Pelankan mobilnya Kak." Pinta Ratna yang mulai ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintailah Aku...
Romance"Cintaku saja sudah cukup untuk kita berdua." Kata-kata itu yang akhir-akhir ini sering aku dengar. Bahkan keduanya mengatakan hal yang serupa, aku juga tidak mengerti bagaimana mereka memiliki pemikiran yang sama. Aku terjebak dalam permainanku sen...