Happy reading 💞
Last chapter!!****
Anne sangat senang hari ini. Tentunya karena dia bisa pulang lebih awal dari jam yang telah ditentukan. Walau sebenarnya hari Minggu adalah harinya untuk libur bekerja. Tetapi, lagi-lagi dia harus dihadapkan dengan setumpuk dokumen yang esok hari harus sudah siap.
Sejak pagi tadi dia berencana untuk mengajak kedua putranya, Jace dan Rowan, untuk pergi sekadar menikmati akhir pekan. Ya walau hari sudah semakin sore dan tinggal beberapa jam lagi langit menjadi gelap. Beruntung jalanan tidak macet jadi dia bisa dengan cepat sampai rumah.
Anne mengernyit bingung. Jalanan yang dilaluinya memang lancar sedari tadi. Namun, tiba-tiba saja menjadi macet. Bingung juga sebab ada sebagian pengemudi maupun penumpang mobil atau kendaraan lain turun dari kendaraannya. Mereka semua langsung berlari menuju depan.
Anne yang penasaran juga ikut turun dari mobil hitamnya. Namun dia tidak berlari seperti yang lainnya. Perasaan Anne tiba-tiba saja terasa tidak enak saat dia semakin jauh dari mobilnya.
"Permisi, kalau boleh tau. Di depan sana ada apa ya?" tanya Anne yang menghadang salah seorang pengemudi mobil yang akan memasuki kendaraannya.
"Ada kecelakaan."
Deg!!
Jantung Anne terasa berdentum dengan keras. Darahnya juga serasa mengalir dengan derasnya.
"Apa kecelakaan antar kendaraan?"
Wanita yang Anne tanyai itu menggeleng, "bukan, tapi dua orang remaja, mereka tertabrak truk."
Jantung Anne serasa berhenti berdetak. Bagaimana jika dua remaja itu adalah kedua anaknya? Setelah mengucapkan terimakasih kepada wanita itu, dengan cepat Anne berlari menuju kerumunan para orang yang menonton.
Dengan jantung yang semakin bertambah pacu detaknya, Anne menerobos kerumunan manusia itu. Saat sudah sampai di depan, Anne dikejutkan oleh remaja laki-laki yang terkapar di tengah jalan. Dia juga dikejutkan oleh remaja perempuan yang terkapar tak jauh dari remaja laki-laki itu.
"Jace!" panggil Anne dengan tanpa sadar dia berteriak.
Para manusia yang menonton jadi terfokus padanya dalam sekejap. Dengan air mata yang lolos Anne berlari mendekati tubuh Jace. Dia bahkan mendorong orang yang mencoba menahannya agar tidak perlu mendekat.
"Jace, Jace, apa kamu mendengar suara mama?" tanya Anne dengan berbisik di telinga putranya, "kenapa kamu tiduran di sini? Apa kasur di rumah kurang luas untukmu? Akan mama belikan yang baru, tapi sebelum itu bukalah matamu."
Tangis Anne pecah membuat orang yang melihat itu jadi merasa iba. Lalu tak lama kemudian datang tiga mobil bersirine. Yang dua jenisnya sama dan yang satu berbeda. Mobil ambulans dan mobil polisi.
Saat tubuh Jace dibawa masuk ke ambulans Anne mengikutinya. Dia bahkan tidak memikirkan kondisi mobilnya yang dia tinggal di jalanan. Saat sudah berada di dalam ambulans dan keadaannya sedikit lebih tenang, Anne menghubungi pihak keluarga Yuki. Meminta mereka untuk segera ke rumah sakit dan sekalian membawa Rowan.
Rasa cemas dan takut mulai menggelayuti diri Anne. Melihat luka-luka yang ada pada tubuh Jace membuat hatinya teriris. Mana ada seorang ibu yang tega melihat anaknya seperti itu?
****
Tiga hari kemudian..
Kemarin Yuki sudah bangun dari tidurnya. Namun dia tidak bisa melihat apa pun. Membuat hidupnya semakin terasa hampa. Terlebih lagi dia mengingat tentang Jace yang jelas menolak cintanya. Lalu dengan Jace, hari ini dia baru bangun dari masa komanya. Yang tentunya membuat Anne dan Rowan bisa bernapas lega. Walau tak selega sebelum kejadian hari Minggu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
karena aku juga butuh kepastian✅
Teen Fiction"Harapan?" aku sudah muak dengan kata itu!! Maaf, belom ada niatan buat revisi. Jangan kaget isinya berantakannya subhanallah 😌 Ini cerita pertama saia, harap maklum kalau alay atau gimana:)