Sekarang pertengahan bulan Oktober. Musim gugur sedang terjadi di sini. Aku menjadi teringat akan satu hal.
Levin pernah bercerita kepadaku tentang negara dua musim. Di bilang kalau dia tidak menyukai negara dengan dua musim, tetapi saat liburan musim panas tiba orang tuanya selalu mengajaknya berlibur ke negara dua musim.
Lalu aku bertanya, jika di negara dengan empat musim, musim apa yang dia sukai.
Dan dia menjawab, musim gugur, saat aku bertanya apa alasannya, dia tidak menjawab.
Aku masih teringat suara tawanya setelah dia mengatakan kata musim gugur.
"Hei Levin sekarang musim gugur di Rusia, kamu bilang kamu suka musim gugur, ayo keluar dan kita bermain lalu membeli es krim," ujarku sambil memandangi Levin yang tertidur di dalam peti dengan riasan layaknya seorang pengantin.
Mataku memanas karena menahan air mata. Aku masih tak percaya Levin harus pergi secepat ini.
"Kamu tahu, aku tidak suka melihatmu di dalam sana dengan pakaian dan riasan layaknya seorang pengantin," aku terisak saat mengatakan itu.
Aku melihat sekeliking ruangan, semua bersedih karena sepeninggalnya Levin.
"Aku masih ingin melihat matamu yang indah dan senyummu yang manis di sekolah setiap hari, kamu tahu, aku akan merindukan semua tentang kamu."
Lalu siang hari yang tenang itu, musim gugur yang tenang setenang jiwa Levin saat ini, membawa Levinsa Balancine bersemayam dengan tenang.
Levin dimakamkan di pemakaman pusat kota. Isak tangis mengelilingi suasana pemakaman, seolah ketenangan yang ada hilang karena suara tangis.
"Levin semoga kamu tenang di sana, aku akan selalu merindukan kamu," aku berdiri mematung di samping makamnya, "andai kamu tahu, aku masih sering sakit mengingat malam itu di Paris, dan andai juga kamu tahu aku masih mencintaimu sampai hari ini."
Bulan bulan berlalu meninggalkan hari kematian dan hari pemakaman Levin. Natal tiba hari ini di Ukraina.
Ya, semenjak hari itu aku memutuskan untuk melanjutkan pendidikanku di rumahku yang sesungguhnya ada di Ukraina.
"Selamat hari natal Levin dan selamat jalan semoga kamu bahagia di dunia mu yang baru," aku mengucapkan itu sambil menatap ke luar jendela.
Jalanan yang ditumpuki oleh salju, dan saat ini aku yakin kalau mendiang Levinsa Balancine sedang tersenyum di sana.
"Levin aku sedang sakit di sini. Sakit karena terus memikirkan dan merindukan kamu."Makasih banyak yang udah baca,
Semoga kalian suka.!!
(•_•)
KAMU SEDANG MEMBACA
karena aku juga butuh kepastian✅
Novela Juvenil"Harapan?" aku sudah muak dengan kata itu!! Maaf, belom ada niatan buat revisi. Jangan kaget isinya berantakannya subhanallah 😌 Ini cerita pertama saia, harap maklum kalau alay atau gimana:)