Pagi ini Anne sudah terlihat sangat sibuk, antara menyiapkan sarapan dan barang-barang yang akan dibawanya kerja. Wajahnya jelas menunjukkan kalau dia sangat lelah. Karena semalam dia pulang hampir tengah malam.
Anne bahkan belum sempat bertemu dengan kedua putranya dan saling tanya jawab seperti yang biasa dia lakukan. Rindu? Tak perlu lagi ditanyakan, jelas dia sangat merindukan kedua putranya itu. Namun sebisa mungkin ia tahan karena pekerjaan yang menuntutnya.
Pernah beberapa kali Rowan memrotes mamanya karena sering pulang larut malam dan jarang memiliki waktu di rumah. Jace? Dia sering kali terlihat acuh walau dia terkadang juga merindukan kehangatan keluarganya yang dulu. Ingin mengadu juga seperti Rowan, tapi dia terlalu termakan egonya.
Sinar matahari yang semakin terasa menyengat kulit namun masih tetap terkesan hangat mulai menyeruak masuk melewati jendela yang sengaja dibuka gordennya. Hari ini hari Kamis dan seharusnya dia nanti harus pulang sebelum matahari kembali bersembunyi.
Anne merasa sedikit lega karena dia nanti bisa pulang lebih awal dan bisa lebih banyak menghabiskan waktu bersama Rowan dan Jace walau hanya sekadar bertanya tentang sekolah dan seputarnya lalu berujung bercengkerama yang lebih sering ditanggapi oleh Rowan.
Jace dan Rowan baru saja datang dan Jace langsung duduk di salah satu kursi yang ada. Rowan? Dia menyempatkan memberikan morning kiss di pipi Anne dan dibalas Anne dengan mencium puncak kepalanya.
Jace sendiri tidak melakukannya lagi setelah insiden perceraian mama dan papanya. Dulu setiap akan sarapan pagi Jace dan Rowan selalu berlomba untuk lebih dulu memberikan morning kiss untuk Anne dan jika Jace yang lebih dulu memberikan morning kissnya maka saat sarapan berlangsung akan berisi debatan-debatan kecil yang Rowan mulai.
Jace yang dulu tidak sekaku sekarang, dia yang dulu lebih ceria dan lebih cerewet daripada Rowan, bahkan dia 'suka bercanda'. 'Suka bercanda' adalah satu fakta tentang diri Jace yang belum lama diketahui oleh seorang Levinsa Balancine.
Jace bisa lebih melunak bahkan mencair saat sudah berhadapan dengan Levin. Namun semenjak mereka naik ke jenjang kelas yang lebih tinggi Levin justru hanya sesekali bersikap hangat seperti biasanya. Bahkan Levin pernah membuang muka saat berpapasan dengannya atau saat dia bermain di kelas Levin, dan itu membuat Jace merasa ada yang beda dengan diri Levin.
Dan hanya selang beberapa bulan sikap Levin yang berubah padanya mulai terkuak dan secara live dia saksikan lengkap dengan faktanya. Levin sedang menjaga hati sahabatnya sendiri. Dan sejak saat itu pula dia mulai kembali menutup diri dan mencoba mengubur dalam-dalam amarahnya, kekesalannya, kesedihannya, kehancurannya, dan kekecewaannya.
Jace menjadi seperti ini dan lebih parah dari sebelumnya adalah wujud dari rasa kecewanya yang begitu besar kepada sahabatnya yang lebih tepatnya mantan sahabat yang telah menghianatinya. Siapa yang tidak kecewa jika orang yang kita sayang diambil paksa secara perlahan oleh sahabat sendiri padahal dia yang sudah berhasil membuat kita berubah menjadi lebih baik? Rasa kecewa pasti ada bahkan begitu membekas, apalagi yang menggoreskan luka adalah sahabat sendiri.
Dan tentang Levin yang mau menerima Marq itu karena dia sempat tertarik karena satu kelebihan Marq yaitu, kecerdasannya. Mungkin akan terdengar konyol karena menerima cinta seseorang hanya karena dilihat dari kelebihannya seperti terlihat kurang tulus dan serius.
Namun ada hal lain yang membuat Levin bisa sangat mencintai Marq, dia lebih bisa memberikan kepastian daripada Jace yang hanya sekadar memberikan harapan belaka. Harapan yang kepastiannya tertunda lama.
Selain itu, Levin belajar mencintai Marq melewati mata Marq yang tidak jauh berbeda dengan mata Jace. Mungkin terlihat aneh tapi Levin selalu menyukai seseorang melewati matanya terlebih dulu. Seperti saat pertama kali bertemu Jace, Levin sangat mengagumi matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
karena aku juga butuh kepastian✅
Novela Juvenil"Harapan?" aku sudah muak dengan kata itu!! Maaf, belom ada niatan buat revisi. Jangan kaget isinya berantakannya subhanallah 😌 Ini cerita pertama saia, harap maklum kalau alay atau gimana:)