Yeri tersenyum ramah kepada orang-orang yang menyapa. Gadis itu terlihat lebih bersinar sejak memotong rambutnya menjadi sebahu.
Tiba-tiba saja seorang bertubuh jangkung merangkul gadis itu. "Cil," panggilnya. "Kangen banget gila gue sama elo!" lanjutnya sembari mengacak-acak rambut Yeri.
Yeri menjauhkan diri dari rangkulan Lugas. Lalu memukul pundak laki-laki itu. "Kangen gangguin gue kali."
Lugas tertawa keras, lalu kembali merangkul Yeri sembari menarik tubuh gadis itu ke arah mading dimana satu sahabat mereka sedang berdiri.
"Bro!" panggilnya yang lagi-lagi menarik Martin, laki-laki yang tadi berdiri di depan mading, ke sebelah kirinya. "Nah gini dong, sahabat gue!"
"Gas, rambut gue berantakan!" keluh Yeri namun Lugas tidak ingin mendengarkan malah terus berjalan menuju kelas Yeri dan Martin.
Setelah berpamitan pada Yeri dan Martin, Lugas pergi begitu saja menuju gedung IPS sembari menebar senyum.
"Lo tau apa yang gue pikirin?" tanya Yeri pada Martin.
Martin tersenyum. "Temenan sama lo dari SD, gue tahu apa yang lo pikirin sekarang."
Kedua tersenyum jahil.
Martin dan Yeri masih berdiam diri di depan kelas. Bahkan saat Fauzian- atau yang akrab disapa Jian- melewati keduanya dan menegur mereka. "Lo pada ngapain? Udah kayak satpam aja," ucap Jian. Sebelum melewati kedua sahabat itu, Jian berkata pada Yeri, "Yer, jangan lupa besok bawa makalahnya."
Yeri mengangguk, membuat Martin mengerutkan dahinya. "Memang lo satu kelompok sama si Ketos?"
Lagi-lagi, Yeri mengangguk. "Kelompok lo udah selesai?"
"Udah," jawab Martin sambil mengangguk. "Na, lo kenal Arini? Anak kelas sebelah."
"Kenapa?"
Martin menggeleng.
Yeri menatap Martin curiga. "Apa yang lo sembunyiin dari gue, Martin?"
"Gak usah curiga sama gue, Na. Nanya doang, sumpah."
Yeri pergi begitu saja sembari menatap laki-laki setengah bule itu dengan tatapan sinis. "Gak usah ngomong sama gue."
"Ya elah, Na, gitu doang ngambek," teraiak Martin. "Nanti juga gue cerita ke elo sama Lugas."
Mendengar ucapan Martin, Yeri berhenti dan membalikkan tubuhnya. "Kapan? Pulang sekolah?"
Martin berdecak. "Iye, nanti gue cerita setelah berhasil ngerjain Lugas."
"Lo memang sahabat gue," ucap Yeri sambil menepuk pipi tirus Martin.
Satu kelas bahkan satu angkatan hapal jika Yeri, Martin, dan Lugas telah berteman sejak duduk di sekolah dasar. Sifat protektif kedua laki-laki itu pada Yeri terlihat jelas, juga sifat manja Yeri pada keduanya. Ketiganya seperti saudara kandung.
Jika Yeri dan Martin berada di kelas IPA, bahkan mereka ditempatkan satu kelas yang sama, berbeda dengan Lugas yang berada di kelas IPS. Namun sifat mudah berteman Lugas membuatnya memiliki teman yang banyak. Sehingga ia masih bisa bergaul selain dengan Yeri dan Martin.
Lugas berjalan melewati kamar mandi laki-laki, namun ia dikejutkan dengan seorang perempuan yang baru saja keluar dari kamar mandi tersebut, membuat Lugas berpikiran yang tidak-tidak. Namun saat melihat mata gadis tersebut merah dan berair, pikiran kotor Lugas seketika lenyap. Dan berubah dengan pikiran mengapa gadis itu menangis.
Lugas tahu siapa perempuan itu. Perempuan itu adalah Disti, ketua cheerleaders angkatannya, yang dikenal sebagai perempuan yang banyak diincar oleh kakak kelas.
![](https://img.wattpad.com/cover/147995458-288-k879382.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[I] Tentang Yerina✔️
Teen Fiction[Seri SKK I] (Complete) Start: 01/06/18 Finish: 12/12/18 Hampir seumur hidupnya, Yeri ditemani kedua sahabatnya. Yeri percaya jika persahabatan antara perempuan dan laki-laki adalah hal yang tidak mungkin, karena ia mengalaminya sekarang. Ia menyuk...