Martin sudah menjelaskan pada Yeri, jika dirinya tidak bisa mengantarkan gadis itu pulang. Hari Selasa adalah hari dimana Martin mengikuti kegiatan ekstrakulikuler basket.
Yeri jarang sekali pulang bersama Lugas. Jarak rumah Lugas kini lebih jauh dari rumah keduanya. Tidak mungkin Yeri meminta Lugas untuk mengantarkannya pulang. Lagipula, Lugas selalu mampir ke warnet untuk bermain game hingga sore.
Namun kini ada yang berbeda. Tiba-tiba Lugas berdiri di koridor kelas Yeri dengan tas hitam kesayangannya. Di sebelahnya, Martin mengerutkan kening kala melihat laki-laki jangkung itu.
"Gas, lo ngapain? Katanya gak jadi?" tanya Martin membuat Lugas tersenyum lebar.
Lugas pun berjalan mendekat. "Gue denger, Tuan Puteri nangis." Tepat saat Lugas berkata, Jian, laki-laki yang membuat Yeri menangis melewati mereka membuat Yeri menunduk.
"Lo mau nganterin dia balik? Bagus, deh. Gue ada basket hari ini," kata Martin.
"Ayo Na, hari ini gue lagi berbaik hati."
Yeri menatap Sinta yang tadinya akan pulang bersamanya. "Gue duluan ya, Ta."
Sinta mengangguk. "Hati-hati ketularan ogeb-nya Lugas!"
"Ta, gue bongkar rahasia lo," ancam Lugas.
"Kek cewek aja lo, ember!"
"Jangan marah-marah Ta, nanti lo suka sama gue," kata Lugas dengan percaya diri.
"Najis."
Lugas tertawa lalu pamit kepada dua orang tersebut dengan Yeri yang masih murung.
"Gue baru tahu lo bisa nangis gara-gara diketusin sama Ketos," ujar Lugas.
"Ya lo pikir enak dibentak di depan kelas? Gue malu, Gas. Dia tuh, kadang terlalu egois sama nilai," keluh Yeri sembari mengingat kejadian tadi.
Lugas menepuk-nepuk kepala Yeri. "Jangan sedih anakku," katanya. "Lo laper gak? Gue pengen ayam deket SMP dulu."
"Mau banget!" kata Yeri dengan mata yang seakan-akan bersinar. "Lo memang terbaik!"
"Alah, giliran sama gue aja, gue terbaik. Giliran ada Martin, Martin yang terbaik," sindir Lugas sembari memberikan Yeri helm.
"Kemarin Hera telepon gue," kata Yeri sembari naik di jok motor belakang milik Lugas.
"Hera-nya Martin?"
Yeri mengangguk walau Lugas tidak melihatnya sambil berkata, "Iya."
"Tumben," komentar Lugas sembari menjalankan motor.
"Kayaknya dia ada masalah di sana, dan butuh temen cerita."
"Terus, lo ngobrol apa aja sama dia?"
"Ntar gue cerita pas makan."
Walaupun Yeri lebih terlihat dekat dengan Martin dibanding Lugas, namun tetap Yeri akan memilih Lugas sebagai teman ceritanya. Terkadang Martin sangat sibuk dengan urusannya.
Tempat makan langganan saat mereka masih SMP masih tetap ramai. Banyak murid SMP di sana, juga pelanggan lain.
Selagi Yeri mencari tempat duduk di antara tempat yamg sudah penuh karena jam pulang sekolah, Lugas memesan makanan.
Tak lama Lugas pun duduk di hadapan Yeri dengan membawa papan nomor.
"Jadi, kenapa Hera?" tanya Lugas.
"Gue pikir, Hera lagi ada masalah. Dia bilang, dia kangen Martin."
"It's okay?" tanya Lugas hati-hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
[I] Tentang Yerina✔️
Teen Fiction[Seri SKK I] (Complete) Start: 01/06/18 Finish: 12/12/18 Hampir seumur hidupnya, Yeri ditemani kedua sahabatnya. Yeri percaya jika persahabatan antara perempuan dan laki-laki adalah hal yang tidak mungkin, karena ia mengalaminya sekarang. Ia menyuk...