9. Liburan Sejenak

189 39 8
                                    

Seakan baru lagi menginjakan kaki di rumah Martin, Yeri menjadi canggung saat melihat keluarga Martin yang sudah berkumpul di meja makan.

Bahkan Jimmy, adik Martin, sudah duduk di meja makan bersama susu cokelatnya.

"Hai, Na. Martin masih di kamar, kamu tahu dia suka lama kalo nyiapin sesuatu. Kamu ke atas aja," titah Grace, ibu Martin yang sibuk dengan masakannya.

"Pagi Mam, Jimmy," sapa Yeri. "Kalo gitu aku izin ke atas, ya."

"Kak Rina," panggil Jimmy. "Kak Martin have a secret in his room. Ketuk dulu pintunya, nanti dia marah."

Yeri mengangguk. "Thanks for your information, Jimmy."

Dengan kaos berwarna pastel beserta celana jeans-nya, Yeri mengetuk pintu kamar Martin dengan tempelan di pintu, 'knock the door, please!'

Martin sepertinya sudah siap, terlihat laki-laki itu sudah mengenakan kaos yang ia balut dengan kemeja.

"Lama lo, gue udah nunggu di rumah," kata Yeri.

Laki-laki bule itu hanya terkekeh. "Sorry, Na. Gue pusing soalnya."

"Martin, kita cuma sehari, nggak nginep."

"Gue bingung bawa baju ganti atau ngga."

"Gak usah. Ntar juga kering sendiri."

Yeri melihat-lihat keadaan kamar Martin yang jelas banyak perubahan. Di nakas dekat ranjang, terdapat tiga foto terpajang.

Satu foto mereka bertiga saat kelulusan SD, dan satu lagi foto ketiganya berpakaian tebal di Bromo saat akan memasukki masa SMA.

Nuansa kamar Martin cukup nyaman, dengan bean bag yang ada di dekat ranjang menghadap pada teve lengkap dengan PS.

Sebenarnya Yeri sedikit merasa canggung, akibat perlakuan Martin yang tiba-tiba. Namun gadis itu berusaha agar tidak terlihat canggung.

Setelah kejadian itu tidak ada satupun dari mereka yang membahas. Seakan-akan mereka tidak terlalu memikirkan, walau sebetulnya mereka canggung.

Yerina: Gue nunggu di rumah martin. Gpl gan

Lugas:  Iya gue emang ganteng.

Martin izin untuk ke kamar mandi sebentar. Tinggalah Yeri sendirian di kamar Martin.

Gadis itu duduk di meja belajar pemilik kamar itu, dan menemukan buku yang sedikit usang dengan kertas yang ujungnya sudah keriting.

Halaman depam terdapat gambar tiga orang, dengan gambar anak perempuan perempuan ditengah diapit oleh gambar anak laki-laki.

Masing-masing gambar terdapat tulisan di bawahnya. Ujung kiri diberi nama Lugas, tengah dengan Rina, dan kanan dengan Martin.

Yeri tersenyum melihat gambar tersebut. Gambar tersebut dibuat oleh Lugas, ingatan Yeri terlempar pada masa kecil ketiganya, dimana mereka sering bermain di kamar Martin.

Saat baru masuk SMP, Yeri sering menunggui Martin dan Lugas bermain PS. Tertawa akan hal lucu. Saat tidak ada rasa lebih pada Martin.

Dari dalam kamar telah terdengar suara Lugas yang sedang bercerita pada Martin. Yeri pun memolih duduk di bean bag, berpura-pura sedang bermain ponsel.

Akhirnya pintu terbuka, kali ini Yeri baru sadar jika ia memiliki sahabat yang diatas rata-rata. Lugas memakai kaos putih polos tanpa lengan, ditutupi dengan kemeja kotak beserta celana jeans yang robek pada bagian lutut. Begitu pula Martin yang entah kenapa tiba-tiba berganti memakai jaket jeans.

[I] Tentang Yerina✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang