28. Pernyataan

129 33 1
                                    

Hari ini adalah puncak PENSI, dimana bintang tamu spesial datang dan sekolah terbuka untuk umum.

Beberapa stand makanan dikerubungi para pengunjung. Yeri bersama Martin berada di dekat panggung menunggu Lugas tampil.

Iya, Lugas tampil bersama teman band Yeri. Setelah bernegosiasi kemarin. Lagipula, Yeri memang sedikit serak karena saat PORAK ia sering berteriak.

Lugas dan yang lain mulai menaiki panggung. Setelah check sound, irama lagu mulai terdengar.

"Tumben banget ini anak lagunya gak keras," gumam Yeri mendengar lagu yang dibawakan Lugas.

"Lo gak inget yang kemarin? Lagu dia genjrang-genjreng langsung dimatiin sama kesiswaan?"

Yeri mengangguk paham. "Lo bener juga. Kemarin dia kena hukum."

Lagu From The Ritz To The Rubble dari Arctic Monkeys mulai terdengar. Seakan-akan ia adalah Alex Turner, Lugas benar-benar menghayati lagunya.

"Nah, temen lo Na. Banyak gaya," kata Martin sambil menyikut Yeri.

"Temen lo juga," balas Yeri.

Tiba-tiba seseorang menepuk pundak Yeri membuat Yeri dan Martin berbalik.

"Lo kemana aja, Ta?" Yeri memang tidak melihat Shinta sejak pagi. Ia kira Shinta tidak akan datang, mengingat dari pagi gadis itu tidak datang.

Shinta terkekeh. "Baru dateng," katanya. "Gue kira yang bakal ngisi lo, Yer. Jadinya Lugas?"

"He'eh," jawab Yeri.

"Tumben banget lagunya gak bikin rusuh." Memang semuanya bingung dengan Lugas yang tidak seperti biasanya.

Apalagi saat Lugas membawakan lagu kedua, seakan-akan laki-laki itu bernyanyi untuk satu orang. Terlihat ia menatap ke sisi kiri, sambil tersenyum menebar pesona.

"Kayaknya dia ini lagi deketin cewek, ya?" tanya Yeri.

Martin mengangguk sebagai jawaban. "Anak cheers."

If you like your coffee hot
Let me be your coffee pot

"Wah beneran lagi dimabuk cinta ini anak," kata Yeri sambil menggelengkan kepala.

Setelah menyelesaikan lagunya, Lugas menghampiri sahabat-sahabatnya dengan cengiran khasnya.

"Gak cerita sama gue," sindir Yeri menatap sinis laki-laki jangkung itu.

"Ck. Gue tuh sahabat yang baik, gak mau nambah beban lo yang galau gara-gara Jian," kata Lugas mengerti jika Yeri menyindirnya. "Makan yok, serak banget tenggorokan gue gara-gara nyanyi."

"Kalo serak ya minum," gumam Shinta sedikit keras.

Lugas tertawa puas. "Deuh, Ta, ngomen mulu. Kemana aja lo? Baru keliatan."

"Dari Hongkong," jawab Shinta asal. "Eh ayok cari makan, keburu penuh."

Yeri duduk di salah satu bangku kantin bersama teman-temannya. Sampai saat ini ia sama sekali tidak melihat batang hidung Jian.

Memang sedari tadi ia melihat anggota OSIS hilir mudik. Karena hari ini puncak acara, pasti mereka akan sibuk.

Fauzian: Dimana?

Panjang umur. Jian mengirimnya pesan.

Yerina: Kantin

Fauzian: Sama?

Yerina: biasa. Martin, lugas sama shintaa

Fauzian: Aneh gak kalo gue tiba-tiba nimbrung?

[I] Tentang Yerina✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang