Semua tak semudah yang kukira.

2.4K 101 0
                                    

   Didalam kamarnya Bunga masih termenung menatap keluar jendela, melihat langit malam itu yang tak ada satu pun bintang saat itu seakan alam mengerti apa yang sedang dirasakannya. Ia teringat bagaimana awal ia bisa mengenal Idzal, dan bagaimana bisa ia menaruh rasa kepadanya. Terlintas ia melihat bingkai foto pemberian dari Idzal sontak matanya pun meneteskan air mata, ia mengambil bingkai tersebut dan langsung memeluknya dengan mata terpejam karena jika dia membuka matanya sudah pasti matanya selalu meneteskan air mata.  

   Pada pukul 04.30 Bunga memutuskan untuk tertidur dari lelahnya semalaman menangisi kepergian Idzal. Tidurpun ia masih belum tenang jiwanya seakan memaksa untuk tetap mengenang semua tentang Idzal. Tapi paginya Bunga harus berangkat sekolah seperti biasanya.

      Dipagi hari, Bunga sudah terbangun dan sudah bersiap untuk berangkat ke sekolah, lalu beberapa menit kemudian Ari pun menjemputnya.

" Bung, kurang tidur ya? ko item banget dibawah matanya sama matanya ko sembab banget? masih kepikiran Idzal ya? jangan gitu bung nanti disana Idzal gatenang mending kamu doa terus buat Idzal " ujar Ari.

     Bunga tak menghiraukan perkataan Ari, ia langsung menaiki motor Ari dan Ari pun langsung menjalankan motornya untuk menuju sekolah.

     Setibanya disekolah, Ari dan Bunga berjalan menuju kelasnya masing-masing sesampainya didepan kelas Ari, Ari yang sudah memasuki kelasnya lalu tiba-tiba terkejut dengan suara seperti orang jatuh yang ternyata itu adalh Bunga.

" lemah banget si lo, katanya anak Ips, yang kuat ga lemah ga cengeng " ujar Febiy yang barusan menyekal kaki Bunga sampai terjatuh.

Ari langsung menarik tubuh Febiy hingga terbentur pintu kelasnya, Ari pun langsung menolong Bunga, pada saat itu Bunga tak melawan apa yang dilakukan Febiy ia hanya sedikit mengeluarkan air mata.

" ari! apaansi sakit tau! lo ngebela dia apa faeda nya si dia tu cuma benalu buat lo " ujar Febiy.

" diam! apa yang saya lakukan itu bukan urusan anda! " jawab Ari dengan sedikit membentak.

  Ari pun mengantarkan Bunga kekelasnya, setibanya dikelas sudah ada Iyan, Tiar dan Bagas. Bunga juga sudah tidak duduk bersama Anggun lagi karena Ari dan teman-temannya melarang hal tersebut sekarang ia duduk bersama Tiar.

" Bunga kenapa ri? " tanya Iyan.

     Ari pun menceritakan yang barusan terjadi.

" sialan! semena-mena banget si tu cewe kalo dilawan Bunga kalah mulu juga gadiem-diem " ujar Bagas.

" cewe kalo urusan cowo mah gitu gas, rela jadi bodoh " ujar Tiar.

   Bunga hanya terdiam dengan kepalanya berada dimeja dan matanya terpejam.

Bell masuk pun berbunyi, Bu Iyas sudah masuk kekelas.

" itu siapa yang tiduran? pagi-pagi ko udah gitu " ujarnya.

" Bunga bu, dia lagi sakit " jawab Iyan.
" bawa ke uks aja, kasian kalo disini ga bisa istirahat dengan tenang " ujar Bu Iyas.

   Bunga pun terbangun lalu Iyan, Bagas dan Tiar mengantarnya menuju Uks, lalu setibanya dipintu kelas Bunga pingsan, sontak mereka pun langsung was-was dan langsung membawa Bunga ke uks.

   Setibanya diuks, tak ada yang merawatnya, kemudian Bunga langsung dibawa kerumah sakit terdekat. Iyan,Tiar dan Bagas masih menunggu Bunga dirumah sakit. Iyan pun menelvon Tante Irine untuk menyampaikan hal ini.

" Halo ada apa yan? " tanya tante Irine .

" tante, ini Bunga sakit tadi disekolah pingsan " ujar Iyan.

" terus sekarang dimana? tante lagi ga ada dirumah tante lagi diBali gabisa pulang ngedadak paling sore tante pesen tiket pesawat buat pulang " ujar tante Irine.

" dirumah sakit deket sekolah tante, yaudah biar Iyan dan temen-temen aja yang jaga Bunga, nanti Fini juga kesini " jawab Iyan.

" ya allah Bunga, iyaa yan makasih ya nanti secepatnya tante pulang soalnya om masih banyak kerjaan jadi tante gabisa pulang sekarang " ujarnya.

" iya tante siap " jawab Iyan dengan langsung mematikan televonnya.

" mamah nya lagi di Bali, jadi kita dulu ya yang jagain nanti kalo kalian ada urusan masing-masing kita bisa ganti-gantian nanti gua kabarin Ari juga.

" kalo gua si ga ada urusan apa-apa " ujar Bagas.

" gua juga si, tapi ntar sore gua harus nganter nyokap arisan " ujar Tiar.

" nyokap lu ama nyokap gua kan arisan bareng yar jadi ya sama " ujar Iyan.

" yauda ntar gua ama Ari disini, lagian Fini juga mau kesini kan? " jawab Bagas.

   Kemudian Fini pun datang tanpa membawa anaknya.

" lah Aura gadibawa Fin? " tanya Bagas.

" dia dineneknya, guakan kerja jadi ya paling sebulan sekali gua ambil, eh gimana Bunga udah sadar? " jawab Fini.

" belum " jawab Iyan.

    Waktu sudah menunjukan pukul 15.30. Bunga sudah terbangun sejak pukul 12.30 dan sekarang ia masih istirahat. Saat itu Ari datang dengan penuh kecemasan.

" gas Bunga udah sadar? " tanya Ari.

" udah sekarang dia lagi istirahat, oiya ri lo nemenin Bunga sama gua disini ya nyokap nya belum pulang Iyan sama Tiar ada keperluan pribadi " ujar Bagas.

" iya oke " jawab Ari sambil memasuki ruangan Bunga.

   Ari mengenggam tangan Bunga dan menciumnya.

" kamu terpukul banget ya bung dengan perginya Idzal, kamu pasti ngerasa kehilangan banget, dia yang selalu ngertiin kamu saat kita jauh, dia juga pasti lebih bisa ngejaga kamu dari pada aku wajar aja kamu sampe jatuh sakit gini " ujar Ari dalam hati.

   Lalu Bunga pun terbangun, ia langsung menggenggam tangan Ari. Lalu Ari pun memeluk Bunga dan mencoba menenangkan Bunga, didalam pelukan Ari Bunga menangis karena teringat Idzal.



jangan lupa vote dear ❤ karena vote dari kalian berpengaruh buat aku ngelanjutin part selanjutnyaa ❤

Ipa & IpsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang