7. Perempuan Aneh

146K 10.9K 1.1K
                                    

"Aku memang tidak menarik, tapi kamu menarik dan aku juga tertarik. Bagaimana?" Tanya Glenn lalu mengedipkan sebelah matanya.

"Cukup omong kosongmu, aku tidak perlu gombalan tidak berguna darimu." Ketusku lagi padanya. "Keluar selagi aku masih mengijinkan" Ucapku setengah berteriak.

"Apa yang akan kamu lakukan kalau aku tidak ingin pergi?" Glenn tersenyum miring.

Dia benar-benar meluapkan amarahku.

"Kamu, bosan hidup ya?" Tanyaku padanya.

Aku menarik nafas panjang lalu menatap Glenn, "TOLONG, PELECEHAN!!!!! SESEORANG TOLONG AKU!!!!" Jeritku dengan sangat kencang.

Glenn terlihat panik dan langsung keluar namun dicegat oleh puluhan murid-murid yang sudah berdiri diluar kelasku.

"Hei, kamu ngapain dia?!"

"N-nggak kok! Saya difitnah!" Bantah Glenn.

"Nggak kak, dia masuk kesini saat saya sendirian, tadi dia juga mau ngunci pintu!" Ucapku berbohong.

"Ayo, laporin ke kepala sekolah!" Ucap seorang murid laki-laki.

Akhirnya mereka menyeret Glenn ke ruangan kepala sekolah.

"Sebenarnya aku tidak ingin berbuat seperti itu, tapi terpaksa. Jadi ya sudahlah." Batinku sambil tersenyum.

Tiba-tiba Naran, Melle, Allen, Casandra, Abel, Vally, dan Nicho datang.

"Evie, kamu gapapa?" Tanya Abel.

Aku menggeleng sebentar.

"Aku denger Glenn kurang ajar sama kamu ya?" Tanya Allen.

"Dia itu siapa?" Tanyaku.

"Itu Glenn, senior paling ganteng. Tapi playboy, korbannya juga udah banyak." Jelas Vally.

"Mentang-mentang ketua grup musik" Ucap Casandra.

"Ketua grup musik, playboy?" Batinku.

"Katanya, guru-guru mau rapat. Jadi kita bakalan Freeclass." Ucap Nicho.

"Jadi kelas ini bakalan sepi ya?" Tanya Naran.

"Ya, kalau Freeclass kan biasanya pada main dikantin atau diperpustakaan." Sahut Abel.

"Ya, perpus ada WiFi." Ucap Melle.

"Kalau gitu, aku keperpustakaan dulu ya?" Pamitku lalu berjalan ke perpustakaan.

Banyak buku yang bagus dan menarik, aku hanya memilih sebuah buku bercover menarik yang ternyata sebuah novel tebal berjudul Take Back Plenty tahun 90an.

Aku meminjam novel itu untuk dibaca dan kubawa kekelas. Dikelasku tiada orang selain diriku. Suasana setenang ini membuatku nyaman membaca novel ini.

Saat sudah kubaca hingga 34 halaman, 3 orang perempuan masuk ke kelasku.

"Bukan anak kelas ini, siapa ya?" Batinku lalu kembali fokus pada novel ditanganku.

Salah seorang perempuan itu memukul mejaku dengan sangat kencang hingga aku langsung menoleh kearahnya.

"Ngapain baca buku? Dasar kutu buku sial*n!" Kasar perempuan itu.

Aku hanya diam lalu kembali membaca novel ditanganku

Perempuan itu merebut bukuku lalu menatapku sebentar. Lalu perempuan itu merobek novel itu hingga hancur lebur.

2 perempuan lainnyapun menginjak injak sobekan novel yang terkapar dilantai.

"Kalian kenapa? Aku bahkan tidak mengenal kalian, kenapa kalian menggangguku?" Tanyaku dengan nada kesal.

"Ga kenal?! Kita ini senior kamu, ga tau diri!" Omel salah seorang perempuan itu.

Aku menatap tajam mata perempuan yang tadi merobek bukuku. Aku melihat kesedihan perempuan itu. Ia pernah dipukuli dan dimarahi ayahnya yang mengalami gangguan jiwa, selain itu dia juga pernah dikurung digudang berhari-hari sampai tidak masuk sekolah.

"Ayahmu sakit jiwa ya?" Tanyaku, sarkas.

Mata perempuan itu terbelalak.

"Apaan sih? Adek kelas aja ga tau diri!" Omel perempuan itu.

"Dia mukul kamu dan bahkan ngurung kamu digudang, kamu bully aku karena kamu juga dikasari sama orang tuamu kan? Kamu merasa kalau kamu dikasari, orang lain juga harus dikasari ya?"

Perempuan itu melototiku dengan tajam.

"Tau dari mana kamu?!"

Tiba-tiba Naran dan Nicho datang menghampiriku.

"Evie, ada apa?" Tanya Naran menatapku.

"Sandra! Apa kamu harus aku aduin ke ayahmu?!" Ancam Nicho dengan nada kesal.

"Dasar bajing*n!" marah perempuan itu.

Ke-3 perempuan itu lalu keluar dari kelasku. Aku memunguti sobekan novel itu.

"Mereka bully kamu?" Tanya Nicho.

Ingin rasanya menangis, tapi mataku sudah sangat kering. Air matapun tidak keluar.

"Mereka cuma robek buku ini, ini buku perpustakaan jadi aku ga tau harus ngapain." Jelasku lalu merapihkan sobekan Novel itu.

"Biar aku yang ganti, ini novel nya juga udah jelek, pasti ga terlalu mahal. Palingan cuma 200rb." Ucap Nicho.

"Makasih." Aku tersenyum tipis. Nicho baik sekali.


[✔] Indigo Girl - SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang