28. Tersadar Dari Tidur Yang Panjang

95.8K 7.4K 333
                                    

*18 Hari Kemudian

Paman, Bibi, Naran, Abel, Allen, Nicho, Melle, dan Casandra berkumpul dirumah sakit. Paman dan Bibi didalam ruanganku, hampir menangis memegangi tanganku yang terasa sedikit dingin.

Sudah 18 hari berlalu, aku tak kunjung tersadar, berbagai mimpi aneh menyangkut masa depan selalu kudapatkan, berbagai macam.

Aku berharap setelah sadar dari semua ini, aku mampu memperingati semua orang yang ada dalam mimpiku, berhari hari seperti tanpa tidur, aku selalu berusaha keluar dari ruangan serba putih ini.

Paman dan Bibi berpelukan sambil berdoa untukku.

"Pah, mata Evie bergerak".Kaget bibi begitu melihat mataku bergerak.

Perlahan aku seperti terbang keatas menembus ruangan putih itu, aku terbang diruangan gelap lalu tiba tiba aku seperti melihat sinar yang sangat silau dan aku terbang menuju sinar itu. Saat aku membuka mataku, aku melihat senyuman paman dan bibi yang lembut dan bekas air mata mereka.

Nafasku terengah engah begitu bangun dari tidur yang sangat panjang dan menyiksaku dengan berbagai mimpi buruk yang tak henti henti menggangguku.

Paman menggenggam tanganku yang sudah menghangat, untuk pertama kalinya... Aku tersenyum pada paman dan bibi. Tersenyum hangat hingga membuat paman dan bibi langsung tersenyum bahagia.

"Eveline sayang".Sapa bibi.

"Tunggu ya, paman panggil dokter dulu".Ucap paman lalu keluar dan berdiri didepan pintu sambil memanggil dokter.

"Dok, Eveline sudah sadar".Teriak paman.

Naran dan yang lainnya mendengar dan langsung tersenyum dan menghampiri paman dan dokter.

"Evie sudah bangun?".Tanya Casandra.

"Iya, baru saja".Balas paman lalu tersenyum.

"Ayo masuk".Ajak paman.

Akhirnya mereka masuk keruanganku, dokter memeriksa keadaanku sebentar lalu menyatakan bahwa aku sudah mulai membaik.

Sudah sekian lama tidak melihat wajah teman temanku. Senyuman mereka yang tak pernah kubalas.

Tiba tiba aku teringat mimpiku soal Vally.

"Nar, aku bermimpi melihat Vally ditabrak mobil sampai meninggal, kamu harus menjaganya jangan biarkan dia sendirian".Ucapku dengan mimik wajah serius.

Tiba tiba wajah mereka semua menjadi murung dan menunduk.

"Vally, sudah meninggal".Balas Naran pelan.

"Meninggal?".Kagetku.

"18 hari yang lalu, tabrakan".Ucap Naran.

Rasanya seperti tersambar petir, andai aku tersadar lebih cepat, pasti aku bisa memperingati Naran untuk menjaga Vally.

Begitu tersadar dari koma, ternyata Vally sudah meninggal 18 hari yang lalu.

"Aku teringat segalanya, bagaimana aku bisa terjatuh dan tenggelam".Ucapku pelan.

Naran tersenyum lembut.

"Dimimpimu, Kenapa Vally bisa ditabrak?".Tanya Naran.

"Didorong Rachel, karena kata Rachel, harus ada yang mati diantara kalian, kalau bukan kamu, pasti dia".Jelasku.

Naran menghela napas.

"Jadi, benar dia?".Tanya Melle.

Naran menggangguk.

"Sejak Vally meninggal, Rachel sudah tidak pernah muncul lagi, pasti dia menghindar entah kemana".Geram Naran.

"Padahal kematian Vally ga usah ditangisi, dia pantes dapetin itu".Ucap Nicho dalam hati dan terbaca olehku.

Aku menatap Nicho.

"Ga boleh ngomong begitu".Ucapku pada Nicho.

Nicho menatapku terkejut, dia lupa aku bisa membaca pikirannya.

"Turut berduka cita ya, mantan pacar kamu sudah meninggal, mungkin dia bakalan jagain kamu".Ucapku.

Aku tersenyum menatap Naran dan yang lainnya.

"Pertama kalinya aku lihat kamu senyum".Ucap Casandra lalu tersenyum.

"Aku baru tau kalau kamu punya lesung pipit, manis...".Ucap Naran.

Casandra memelukku.

"Aku ga akan lupain senyuman kamu yang manis, Evie".Ucap Casandra sambil memelukku.

"Sering sering senyum ya, senyumanmu manis".Ucap Allen lalu tersenyum lebar.

Paman dan Bibi menatapku dengan bahagia.

"Udah lama aku ga sekolah, ya?".Tanyaku.

Naran menggangguk.

"Aku udah absenin kamu kok, tenang aja".Ucap Melle.

Aku teringat Rachel, rasanya kesal sekali dengannya yang selalu bertindak semaunya tanpa bertanya dulu. Vally meninggal semua itu karena ulahnya yang seenaknya saja.

[✔] Indigo Girl - SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang