"Udah malam, mau pulang sekarang aja? Kasihan Melle sama Casandra udah pada ngantuk".Ucap Naran begitu melihat Casandra dan Melle yang tertidur pulas dimejanya.
"Kok cepet? Baru jam 9?".Tanya Allen.
"Biasanya kita tidur jam 7 atau jam 8 malam".Sahutku singkat.
Nicho membangunkan Melle dan Casandra yang tertidur sangat pulas.
"Woi, bangun! Mau pulang ga?".Ucap Nicho membangunkan Casandra dan Melle.
Kami pulang menelusuri jalanan yang gelap dan hanya diberi penerangan oleh lampu jalan dan lampu mobil.
"Mau nginap atau dirumah kalian aja?".Tanyaku pada Casandra dan Melle saat sedang dalam perjalanan kerumahku.
"Lagi ga mau nginap deh, kita langsung pulang aja".Sahut Melle lalu menguap.
Aku menggangguk pelan lalu kembali menatap Naran yang serius mengemudi.
Sesampainya dirumah, aku langsung masuk dan mencuci wajah dan kakiku. Membersihkan make up yang kupakai dan mengganti baju kepiyama.
Aku mematikan lampu dan menyelimuti sebagian tubuhku dengan selimut hangat dan tebal. Namun tiba tiba, aku melihat wajah Andrea dari luar jendela. Aku segera berlari lalu menyalakan lampu, melihat dengan teliti seluruh isi kamarku namun tiada siapapun.
"Mungkin tadi salah lihat".Batinku berusaha menghibur diriku yang mulai ketakutan.
Saat aku mematikan lampu, tiba tiba Andrea berdiri tepat didepanku. Akupun langsung kembali menyalakan lampu dan Andrea menatap kesal kepadaku.
"Mau apa lagi?".Tanyaku kesal.
"Jadi, Rachel sihantu itu naksir sama kamu?"
"Aku ga tau, dan ga mau tau".Balasku dengan nada kesal.
"Hari ini menghabiskan waktu dengan Naran ya? Romantis sekali"
"Kenapa?".Tanyaku lagi.
"Setelah merebut hak milikku, kamu malah bersenang senang?!"
"Aku tidak merebut apapun darimu, lagipula hantu dan manusia tidak bisa bersama. Kamu tidak akan mungkin bisa bersama Naran".Ucapku panjang lebar.
"Hantu dan manusia tidak bisa bersama? Kalau begitu, kalau aku membuat Naran menjadi hantu, aku dan Naran bisa bersama, begitu?"
"Kamu mau apa?!".Kesalku sambil menatap Andrea dengan kesal.
"Kalau kamu tidak menjauhi Naran, aku akan pergi membunuh Naran. Saat dia sudah mati, dia akan menjadi hantu dan bersamaku. Kamu tidak akan bisa melihatnya lagi, SELAMANYA! Jauhi dia atau mati, pilih!!"
Aku memikirkan sejenak, aku tidak ingin orang yang sangat kusayangi mati karena ulahku. Andai aku tidak terlahir sebagai indigo, aku tidak akan pernah diancam hantu seperti sekarang ini.
"JAWAB!!"
"Bukankah lebih baik saat dulu? Saat dimana kamu hidup sendirian, tanpa teman sahabat dan siapapun? Jadilah dirimu yang dulu. Kalau aku lihat kamu dekat dekat Naran, Naran akan mati. Mengerti?"
Aku hanya menggangguk pelan karena memikirkan nyawa Naran yang jauh lebih berharga daripada nyawaku sendiri.
"Kalau melanggar, akibatnya kamu tanggung sendiri"
Setelah mengancam, Andrea lenyap bagai debu dan pergi.
Malam itu, aku hanya menangis dikamar. Membayangkan aku harus mengasari Naran agar dia menjauhiku, dan juga aku harus mengasari Casandra dan Melle yang sudah sangat tulus padaku.
Kenapa aku harus terlahir seperti ini? Ancaman dan kematian tak henti henti datang padaku? Ayah dan ibu sudah meninggalkanku, aku tidak mau Naran meninggalkanku juga. Aku menatap keluar jendela, menatap bintang dilangit lalu kembali menangis.
"Kenapa aku terlahir seperti ini, aku tidak ingin menjadi indigo".Tangisku.
"Dulu saat kecil, ibu pernah bilang kalau orang yang sudah meninggal akan berubah menjadi bintang dilangit. Apa ayah dan ibu ada disana?".Batinku menangis.
Saat ada ayah dan ibu, setidaknya masih ada yang melindungiku dan menjagaku hingga aku merasa aman. Mereka menghiburku agar aku tidak takut. Sekarang, bahkan bercerita pada Naran saja aku tidak mampu.
Aku menutup gorden jendela lalu tidur dalam keadaan lampu yang menyala. Saat aku terbangun pagi hari, aku melihat Rachel yang berbaring didepanku. Membelai rambutku dan tersenyum.
"Kamu menangis ya?".
"Ada apa? Ceritakan. Maaf semalam aku tidak bisa datang".
Aku kembali menutup mataku, aku pikir ini hanya mimpi semata. Tapi ternyata tidak. Masih ada yang peduli padaku, walau itu hantu.
Andrea sama seperti Rachel, namun Andrea dipenuhi aura dendam dan kebencian, itu sebabnya Andrea seperti itu dan berbeda sekali dengan Rachel.
"Ini sudah pagi, kamu tidak mau pergi?".Tanyaku lalu membuka mata dan menatap Rachel yang masih terbaring menatapku.
"Hebat ya, sekarang kamu sudah bisa menyentuh barang dan menyentuh manusia. Kamu bisa apa lagi?".Tanyaku.
"Aku bisa menampakkan diri pada manusia juga. Tapi aku belum pernah melakukannya".
"Jangan lakukan hal yang akan mengganggu mereka. Selagi mereka nggak ganggu kamu, kamu jangan ganggu mereka".Ucapku.
"Kamu kenapa? Tumben jadi terlihat lembut"
Aku menatap Rachel, ingin rasanya menangis dan menceritakan apa yang terjadi. Tapi sebaiknya, hal itu dilupakan dan dirahasiakan saja. Hanya aku dan Andrea yang tau, yang lainnya tidak perlu karena itu hanya akan membebani mereka.
Mereka yang sudah baik padaku, menerimaku apa ada nya, dan bukan ada apanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Indigo Girl - SUDAH TERBIT
Terror(COMPLETED DAN AKAN SEGERA TERBIT) #1 in Horor (20.05.20) #1 in Remaja (24.03.21) Kisah gadis indigo yang dipertemukan dengan seorang laki-laki indigo My first story 😭 Dilarang plagiat kecuali orang ga punya otak:P By : @chizzyous