36. Rencana

85.1K 6.4K 447
                                    

"Naran, dapur dimana?".Tanyaku sambil celingak celinguk.

"Ayo, aku antar".Sahut Naran lalu berjalan mendahuluiku.

Setibanya kami didapur, Naran langsung memberikanku sebuah buku masak.

"Ini apa?".Tanyaku sambil menatap buku masak pemberiannya.

"Kamu ga bisa masak kan?".Tanya Naran tidak yakin.

"Siapa bilang? Kamu ngehina aku? Aku ga butuh buku masak".Ucapku kesal.

"Maaf deh, maaf. Yaudah, kamu masak dulu aja, aku temenin papa, bye love!".Ucap Naran lalu kembali keruang tamu.

Aku mengecuk kulkas yang dipenuhi aneka ragam bahan makanan.

"Enaknya masak apa?".Batinku bertanya tanya.

Aku membuka buku masak pemberian.

"Puding buah sama ayam panggang mentega, kayaknya enak".Batinku lagi.

Aku menutup buku masakan itu lalu kembali membuka kulkas, mengambil beberapa apel, pisang, pir, anggur, jeruk, dan juga seekor ayam yang sudah siap dimasak.

Setengah jam saja cukup untukku memasak semua yang sudah kurencanakan. Pudih buah dan ayam panggang mentega yang sudah matang langsung kusajikan dengan pring besar lalu kubawa keruang tamu dan menaruhnya diatas meja ruang tamu didepan sofa.

"Wanginya enak".Sanjung papa Naran.

Aku tersenyum tipis.

"Mau aku sekalian ambilin nasinya?".Tawarku.

"Ah, nggak. Naran bisa kok! Naran....".Ucap papa Naran lalu menatap Naran.

Naran berdiri dari tempat duduknya lalu pergi kedapur lalu mengambil beberapa mangkok nasi.

"Kamu mau makan disini?".Tanya Naran.

"Nggak deh, aku udah kenyang".Sahutku pelan.

"Kenapa ga sekalian makan disini aja? Kan biar kayak keluarga".Bujuk papa Naran.

"Nggak ngerepotin?".Tanyaku ragu.

"Nggak lah, kan ini semua masakan kamu, om yang harusnya berterima kasih sama kamu".Sahut papa Naran lalu tersenyum.

"Makasih".Ucapku lalu duduk disofa itu.

Naran keluar dari dapur sambil membawa 3 mangkuk nasi putih dengan sendok dan garpunya.

Kami menghabiskan siang itu dengan makan sambil mengobrol bersama. Saat sore tiba, aku pualng diantar Naran sampai kerumah.

"Mau mampir?".Tanyaku sambil menatap Naran yang berkeringat.

"Nggak deh, kapan kapan aja. Kamu gapapa sendirian, mau aku minta Casandra temenin ga?".Tanya Naran.

"Nggak deh, kapan kapan aja".Ucapku meniru ucapan Naran.

Naran tertawa kecil lalu menatapku.

"Bye, Love!".Ucapnya lalu membuka pintu mobilnya dan masuk kedalamnya.

Aku melambaikan tanganku sebelum Naran melajukan mobilnya dan pergi. Aku masuk kerumah.

"Home Sweet Home".Batinku.

*Esoknya

Pagi ini aku sengaja berangkat sekolah lebih pagi. Saat suasana masih sangat sepi. Aku melangkah kekoperasi sebelum kekelas untuk membeli beberapa pulpen.

Saat aku melewati gudang, tak sengaja aku melihat Alexa dan beberapa temannya didalam sana. Akupun mengintip sembari menguping. Tak lupa, aku menyalakan hapeku dan menyalakan recording suara.

"Tara, aku mau kamu mukul kak Naran sampai pingsan, lalu lepas bajunya dan tidurin dia dikasur UKS. Aku mau seolah olah dia yang perkosa aku. Dan kamu, Sacha, aku mau kamu buat banyak orang masuk ke UKS. Dengan begitu, kak Naran pasti ga bisa ngelak dan mau ga mau, dia akan jadi milik aku. Kalau kalian berhasil, upah kalian full 5 juta perorang, gimana? Deal?".Ucap Alexa kepada seorang pria yang bernama Tara dan seorang gadis bernama Sacha.

"Itu gampang, jadi kapan dilaksanain?".Tanya Sacha.

"Tunggu kak Naran datang, begitu kak Naran datang, Tara pukul kak Naran dibagian belakang leher biar dia langsung pingsan.

"Baiklah, tapi jangan lupa ya".Ucap Tara lalu tersenyum tipis.

"Soal uang gampang, yang terpenting pekerjaan kalian 100% komplit, ngerti?".Tanya Alexa.

Sacha dan Tara menggangguk.

Aku mematikan recording suara dari hapeku sehingga percakapan antara Alexa, Sacha dan Tara terekam dihapeku.

"Alexa, kamu memang pintar".Batinku laly tersenyum dan pergi sambil mengendap endap.

Aku duduk ditempat dudukku lalu memasangkan headset lalu mendengar ulang rekaman suara yang kurekam tadi. Untungnya rekaman itu terdengar sangat jelas dan jernih.

Aku tersenyum saat mendengarkan rekaman itu secara berulang kali.

"Demi dapatin Naran, Alexa sampai begitu. Justru itu akan ngotorin namanya kan? Urat malunya benar benar udah putus".Batinku lagi.

Aku menelpon Casandra dan menanyakan keberadaannya yang ternyata ia sedang berada diperpustakaan sekolah bersama Melle, Nicho, Abel, dan Allen. Pas sekali, saat itu juga aku menyuruh Casandra dan yang lainnya menungguku disana.

Dengan segera aku berlari menuju perpustakaan dan menemui mereka ber 5. Aku menunjukkan rekaman yang kudapatkan kepada mereka, setelah mendengarkan itu, mereka tampak kesal dan geram.

"Gila ya, Nama Naran bakalan kotor dan tercoreng!".Kesal Nicho.

"Nih cewek sih gila, udah ga waras lagi".Lanjut Casandra.

"Karena itu, aku butuh bantuan kalian".Ucapku.

"Apa? Kasih tau aja".Balas Abel lalu tersenyum.

"Aku perlu Nicho buat jaga UKS, dan jangan biarin UKS kosong. Lalu Allen, kamu bisa nyari Naran lalu ikuti dia kemanapun dia pergi kan?".Tanyaku.

"Oke, itu gampang. Tenang aja".Sahut Nicho dan Allen berbarengan.

"Dan kayaknya, itu aja. Tapi setelah itu, usahain Alexa, Sacha, Tara dan siswa siswi lainnya ikut ngumpul di UKS, ya?".Tanyaku.

"Kamu mau permaluin dia?".Tanya Casandra lalu tersenyum.

Aku menggangguk pelan.

"Kalau ga dikasarin, mereka ga akan kapok".Ucapku.

"Kalau gitu, aku harus segera cari Naran karena biasanya jam segini Naran baru berangkat, pasti sebentar lagi dia sampai".Ucap Allen lalu berlari keluar perpustakaan.

"Aku juga, aku ke UKS dulu ya".Pamit Nicho lalu berlari keluar perpustakaan juga.

"Aku akan bikin banyak orang ke UKS, Melle ikut aku".Ucap Casandra lalu menarik Melle keluar dari perpustakaan.

Aku tersenyum, sambil berfikir, haruskah aku mengalah pada Alexa? Dia sudah berkorban banyak hanya demi mendapatkan Naran. Riyoko Naranda, andai saja kamu tidak terlahir tampan, mungkin kamu tidak akan diperebutkan.

[✔] Indigo Girl - SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang