43. Memperjelas

74.4K 5.6K 125
                                    

Casandra berjalan sendirian menuju kelasku sambil menyiapkan kata kata yang harus ia ucapkan padaku.

Dia menghampiriku yang sedang membaca buku pelajaran.

"Evie, kita harus bicara".Ucap Casandra menatapku.

"Kamu siapa ya? Aku ga kenal kamu".Ucapku berusaha tidak memerdulikan Casandra.

"Evie, ini bukan waktunya bercanda!".Kesal Casandra lalu memukul mejaku.

Aku mengalihkan pandanganku kearahnya.

"Aku sudah bilang kalau aku ga kenal kamu! Kenapa kamu terus terusan ganggu aku?".Kesalku.

Anak anak kelasku menatapku dan Casandra.

"Kamu keras kepala, Evie! Aku ga lagi bercanda. Kamu kenapa sih?! Aku perlu bicara sama kamu!".Geram Casandra dengan nada sedikit tinggi membuat siswa yang melewati kelaskupun ikut berhenti dan menonton sebentar.

"Aku mau bicara sama kamu. Tapi ga disini".Ucapku pelan.

"Kedepan gudang!".Ucap Casandra lalu menarikku hingga kedepan gudang dan menatapku seakan akan mengeksekusiku.

"Jujur Evie, apa yang terjadi padamu. Katakan segalanya".Ucap Casandra.

"Tidak ada apapun. Kalau tidak ada yang penting, lain kali jangan buang buang waktuku demi hal yang sia sia".Ucapku kesal.

"Kamu menghabiskan waktuku juga, Evie. Aku menerimamu sebagai sahabatku, tapi kamu jadi begini. Kamu menghabiskan waktuku, Evie".Ucap Casandra.

"Kamu masih sahabatku yang kukenal kan? Ceritakan saja, aku ada bersamamu Evie. Walau kamu menanggung beban seberat apapun, selagi aku mampu membantumu, pasti aku bantu".Bujuk Casandra.

Aku menoleh kesegala arah mengecek keberadaan Andrea. Aku menghela nafas panjang lalu menatap Casandra dengan serius.

"Semalam, hantu Andrea datang kerumahku. Ia mengancam kalau aku tidak menjauhi kalian, dia akan membunuh kalian. Kalau aku tidak menjauhi Naran, ia akan membunuh Naran agar aku tidak bisa bertemu Naran selamanya. Tentu saja aku tidak mau itu terjadi, aku menyetujuinya. Menyetujui untuk meninggalkan kalian semua. Aku lakukan ini karena takut kalian meninggalkanku sendirian, setidaknya dengan begini aku masih bisa melihat kalian bahagia. Jadi tolong mengerti".Jelasku sambil menatap Casandra.

"Kamu yang bilang kalau kamu ga akan takut sama hantu, kan? Kamu jangan takut sama Andrea. Hantu ga akan mungkin bisa melukai manusia".Ucap Casandra.

"Jangan lupa penyebab kematian Vally"Ucapku mengingatkan.

Casandra termenung.

"Naran menangis, Bertahun tahun aku berteman dengannya, aku belum pernah melihatnya menangis, dan yang berhasil membuat dia meneteskan air matanya itu adalah kamu".Ucap Casandra.

"Dia... menangis?".Tanyaku.

Casandra menggangguk pelan.

"Katakan padanya apa yang bisa kamu katakan. Aku permisi dulu".Ucapku lalu pergi meninggalkan Casandra dan kembali kekelas.

Casandra kembali menemui Naran dan yang lainnya lalu menceritakan apa yang aku ceritakan.

"Dia demi kita?".Tanya Melle.

"Ternyata terlahir sebagai indigo itu seperti sebuah penyiksaan ya?".Tanya Casandra.

"Jujur, dulu... Aku memang pernah menolong Andrea, aku menyesal menolongnya karena kalau aku tidak menolongnya, mungkin Andrea tidak akan jatuh cinta padaku dan menyebabkan semua ini".Ucap Naran memperjelas.

"Eveline temen kita kan? Kita harus bantu dia".Ucap Abel.

"Gimana? Kita ga bisa liat mereka yang ga terlihat. Cuma Naran sama Evie yang mampu".Tanya Allen bingung.

"Kamu tau cara ngusir hantu gak?".Tanya Nicho sambil menatap Naran yang hampir menangis lagi.

"Cowok kok nangis?".Sindir Allen.

"Ada sih, tapi aku ga tega lakuinnya".Sahut Naran ragu.

"Apa, biar kita yang lakuin".Ucap Melle.

"Garam, lempar segenggam garam ke Andrea dan arwah dia bakalan musnah dan ga akan muncul lagi".Jelas Naran.

"Mending kamu ajak Evie balikan".Bujuk Casandra.

"Baru juga diputusin, masa langsung ajak balikan?".Tanya Naran ragu.

"Gengsi?".Tanya Nicho.

"Kalo kamu ga mau, buat aku ya?".Tanya Nicho.

"Jangan!!".Ucap Naran tidak rela.

Naran memikirkan sejenak apa yang diucapka Casandra. Lalu ia mulai tersenyum.

[✔] Indigo Girl - SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang