12. Diculik

123K 9.6K 274
                                    

Saat aku terbangun, aku berada diruangan asing. Aku melihat seorang perempuan berambut blonde panjang berdiri didepanku. Menatapku dengan tatapan yang sangat mengerikan dan senyumannya yang menakutkan.

"Siapa kamu?" Tanyaku dengan napas terengah engah.

"Selamat datang dikamar barumu, Evie" Ucapnya dengan suara yang serak.

Aku menatap mata gadis itu, aku menyadari bahwa gadis didepanku sedang dirasuki roh jahat.

"Keluar dari tubuh manusia!"

"Menjauh dari Naran!"

"Kamu yang mencoba membunuhku? Membuat kecelakaan mobil itu terjadi?"

"Kamu akan segera mati, disini"

Hantu perempuan itu keluar dari tubuh perempuan yang ia rasuki. Perempuan itu seketika terjatuh kelantai, aku segera memapahnya tidur diatas ranjang.

Aku tau, hantu perempuan itu masih menatapiku dari pojok ruangan yang gelap.

Aku berbalik, menatap sosok hantu perempuan itu, "Apa yang ingin kamu lakukan?"

"Kamu, bisa lihat aku?"

"Kamu sama seperti Naran" Lanjutnya lagi.

"Indigo, kan?"

"Kalian spesial, Naran membantuku, aku jatuh cinta padanya. Dia milikku, walau kamu dan dia sama, aku tidak akan membiarkan kamu merebutnya dariku"

"Hantu dan manusia tidak bisa bersatu"

"Segala sesuatu terjadi karena sebuah alasan"

"Dia tampan, kan?" Bisiknya lagi.

"Kamu menyukai yang tampan? Rachel bagaimana?"

"Rachel?"

"Rachel Novergio?" Lanjutnya.

"Aku tidak tau nama lengkapnya, aku hanya tau panggilannya, Rachel"

"Kamu bicara pada siapa?" Tanya perempuan yang ternyata ia sudah tersadar.

"Kamu baik-baik saja?" Tanyaku sembari memapah gadis itu untuk duduk.

"Dimana ini? Siapa kamu?" Tanyanya.

"Eveline Adalina, kamu kerasukan beberapa menit yang lalu" Jelasku singkat.

"Karina Delvita, Terima kasih" Ucapnya sembari tersenyum dan menatapku.

"Aku bicara dengan hantu yang merasukimu tadi" Ucapku sambil memandangi hantu perempuan itu.

"Siapa namamu?" Tanyaku sambil tetap memandangi hantu itu.

"Andrea"

"Kamu bicara dengan hantu?" Tanya Karina.

"Aku tidak lihat apapun" Lanjut Karina lagi.

"Tentu saja, aku memang anak aneh, terlahir dengan takdir seperti ini"

"Indra keenam?"

"Ya, bisa dibilang begitu"

"Keren!" Karina tersenyum lebar.

"Indigo, aku bisa melihat kesedihan dan kebahagiaanmu hanya lewat kontak mata"

"Bisa kita keluar dari tempat ini dulu? Disini panas" Karina mengipas wajahnya dengan tangannya.

Aku memandangi Andrea.

"Ikuti aku" Ucapku sambil menatap Andrea.

Aku dan Karina keluar dari tempat itu, tempat yang ternyata berada dipinggir sungai.

"Aku tidak tau jalan"

"Aku akan tunjukkan jalan" Bisik Andrea lalu berjalan mendahuluiku dan Karina.

"Karina, ayo!"

Karina mengernyit bingung, "Tunggu, kamu bilang kamu tak tau jalan kan?"

"Hantu itu, Andrea. Dia yang akan menunjukkan jalan"

Melewati taman bunga yang dipenuhi bunga matahari dan mawar putih yang wangi dan indah. Ayah dan ibu pasti sangat khawatir sekarang, aku sendiri bahkan tidak tau dimana diriku, luka dikepalaku terasa perih dan berdenyut setiap saat, membuatku serasa ingin pingsan lagi.

Aku bertahan, demi menemukan jalan pulang. Aku tidak bisa semudah itu memercayai Andrea. Hantu yang mencoba membunuhku beberapa kali. Tapi sekarang, aku berjalan dengannya.

[✔] Indigo Girl - SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang