31. Dimensi Lain (Short)

90K 6.8K 215
                                    

"Guys, kita pindah tempat yuk? Disini bosen".Ajak Casandra sambil berkaca lewat layar hapenya.

"Oh, boleh boleh!".Sahut Abel.

"Tapi, kita mau kemana?".Tanya Nicho.

"Perpustakaan gimana?".Tawar Allen.

"Yaudah, kesana sekarang".Ajak Naran.

Naran menggandeng tanganku lalu kami ber7 berjalan beriringan keperpustakaan. Ditengah perjalanan keperpustakaan,  aku melepas gandengan tangan Naran. Aku melihat sebuah gumpalan asap muncul didepanku. Saat asap itu lenyap, aku berada disebuah ruangan gelap. Benar benar gelap dan aku yakin bahwa aku sedang tidak dikoridor sekolah.

Lagi lagi, aku masuk kealam mereka. Sudah lama hal ini tidak terjadi,terakhir kali saat aku baru lulus SD. Aku tidak menyukai hal ini, karena saat ini terjadi, akan ada beberapa hal yang menyulitkanku untuk keluar dari alam mereka.

Aku hanya terus berjalan hingga bertemu dengan sesosok laki laki berpakaian putih. Saat sosok itu menatap kearahku, aku langsung mengenalinya.

"Rachel? Kamu disini?".Tanyaku padanya.

"Kamu ngapain disini Evie? Kamu ga seharusnya disini"

"Aku ga tau, tiba tiba aku ada disini".Ucapku dengan sedikit rasa takut.

"Kamu harus keluar sebelum ketahuan sama hantu lainnya, atau kamu akan dikejar lalu dikurung dan selamanya kamu akan disini".

"A-aku ga tau jalan keluarnya, kamu tau?".Tanyaku mulai gemetar.

"Mudah, kamu cukup berjalan lurus terus sampai ujung ruangan gelap ini, saat kamu menemui sinar, kamu langsung kesinar itu dan kamu akan keluar".

"Tapi, aku takut... Bagaimana kalau aku tertangkap?".Takutku gemetar.

"Kamu akan baik baik saja, aku janji Evie".

"Terus berlarilah sampai kamu melihat sinar yang terang, jangan menoleh kebelakang dan jangan berhenti berlari".

Aku menggangguk dan berlari lurus tanpa henti, aku melihat beberapa sosok yang kulewati, mereka mengejarku. Ada yang membawa tongkat api, samurai, trisula, dll. Namun aku terus berlari hingga melihat sebuah sinar dan berlari sampai kesinar itu. Tiba tiba, aku muncul dikoridor sekolah dan dikelilingi oleh Naran dan yang lainnya. Dengan keadaan lemas, nafas terengah engah dan berkeringat, aku langsung terjatuh duduk sambil mengambil napas.

"Setidaknya tidak sesulit yang saat SD".Pikirku mulai tenang.

"Beb, kamu dari mana aja? Aku sama yang lainnya nyariin kamu, kenapa kamu tiba tiba hilang?".Tanya Naran panik.

Nafasku masih terengah engah, aku enggan menjawab pertanyaan Naran. Aku bertemu dengan Rachel, tapi aku lupa menanyakan hal penting yang selalu ingin kutanyakan. Aku hanya mendengar perintah Rachel untuk terus berlari. Pertanyaan baru malah muncul diotakku.

Apa yang selama ini Rachel lakukan ditempat itu? Kenapa dia bisa disana? Dan kenapa ia terlihat ketakutan? Apa dia tidak bisa keluar dari tempat itu? Pertanyaan itu selalu kupikirkan sendiri jawabannya.

[✔] Indigo Girl - SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang