3

1K 93 0
                                    

Seoul

"Ah senangnya besok kita libur satu minggu. Ternyata yang kau dengar itu benar Chen." Ucap Chanyeol setelah mereka semua briefing sebelum restoran dibuka.

"Bagaimana kalau besok kita pergi ke pantai? Apa kau setuju Chan?" Tanya Chen yang sedang membereskan meja dan kursi.

"Ah, ide bagus Chen. Tapi sebelum pergi aku ingin mengunjungi makam kedua orang tuaku dulu. Sudah lama sekali aku tak mengunjunginya. Bagaimana dengan mu Kris hyung?" Tanya Chanyeol yang saat itu Kris sedang lewat tepat didepannya.

Kris yang sedang tidak fokus maka ia tak medengar sama sekali kalau tadi Chanyeol menanyakan sesuatu padanya.

Chanyeol yang melihat Kris tetap berjalan tanpa menjawab pertanyaannya pun memanggil Kris.

"Kris hyung." Panggil Chanyeol sedikit keras dan berhasil membuat Kris menghentikan langkahnya.

"Eoh, ada apa Chan?" Tanya Kris sedikit bingung, kenapa Chanyeol memanggilnya. 'Apa aku ada salah?' Batinnya.

Chanyeol yang merasa aneh kepada temannya itu pun langsung berjalan mendekat.

"Sebenarnya kau sedang kenapa hyung? Dari kemarin aku perhatikan kau sering melamun, jika punya masalah berbagilah denganku. Aku siap mendengarkan dan membantumu. Aku saja selalu menceritakan semuanya padamu hyung, kalau seperti ini aku jadi merasa bersalah jika tidak bisa membantumu dan berguna untukmu hyung." Ujar Chanyeol.

"Tidak ada Chan, tadi kau ingin bicara apa eoh?" Tanya Kris mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Kau pintar sekali mengalihkan pembicaraan hyung, baiklah aku tidak akan memaksa. Tapi kau harus ikut ke pantai, tidak menerima penolakan." Tegas Chanyeol langsung pergi dari hadapan Kris. Kris yang mendengarpun hanya menggeleng pasrah. Apa boleh buat jika Chanyeol sudah memutuskan begitu, lagi pula ia tidak punya acara selama liburan nanti.

'Kau tidak pandai berbohong hyung' batin Chanyeol.

.
.
.

Beijing, China

Saat ini tuan Xiang sudah boleh dibawa pulang dan menjalani rawat jalan selama proses penyembuhan. Keluarga pun senang mereka semua menganggap ini adalah keajaiban Tuhan dan kado natal terindah di tahun ini.

Sekarang di kediaman tuan Xiang sedang mengadakan makan malam dengan beberapa anggota kerabat lainnya. Anggap saja ini sebagai syukuran atas kepulangan tuan Xiang dan kembalinya ia setelah tertidur panjang.

Setalah acara makan malam selesai mereka berkumpul di ruang keluarga. Mengobrol apa saja selama tuan Xiang tertidur tiga tahun lamanya. Tak jarang diselingi candaan yang membuat tuan Xiang menaikkan ujung bibirnya itu.

Luhan yang melihatpun merasa senang, namun lagi-lagi ia teringat dengan kakak satu-satunya itu. Dalam keadaan suka cita seperti ini dalam kehangatan keluarga ini dia tidak ada didalamnya. Ini sudah lebih dari 15 tahun tapi kakaknya belum juga ditemukan atau ada niatan untuk kembali ke rumah. Tanpa terasa butiran bening lolos dari sudut matanya, seketika ia langsung tersadar dan langsung menghapus sebelum ada yang melihatnya. Namun tanpa disadari ayahnya sedari tadi sedang memperhatikannya dalam diam.

Setalah semua paman, bibi dan sepupunya pulang sekarang hanya menyisakan tiga orang saja yang tengah duduk ditempat dimana mereka berkumpul tadi. Saat ibunya akan membawa ayahnya ke kamar, Luhan malah memanggil dan ingin berbicara terlebih dahulu dengan kedua orang tuanya.

"Ba, ma, Luhan akan berangkat besok ke Korea." Ucap Luhan hati-hati. Ia tau ini pasti mengejutkan mereka tapi apa mau dikata dia harus segera pergi mencari kakaknya, takut-takut nantinya kakaknya pergi lagi entah kemana. Meskipun info yang ia dapat belum tentu 100% orang itu adalah kakaknya. Tapi firasat dia beberapa hari ini mengatakan kalau itu memang kakak yang sedang ia cari. Bukankah ikatan seorang kakak dan adik itu kuat.

My Brother [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang