4

956 88 0
                                    

Pagi di akhir tahun itu sangat dingin. matahari pun seperti enggan untuk menampakkan sinarnya. Pemuda dengan mata rusa pun sepertinya masih enggan untuk membuka matanya, selimut tebal masih menggulung ditubuh mungilnya itu.

Bunyi alarm pun tak bisa membangunkannya, padahal alarm itu sudah bunyi lebih dari 6 kali. Bunyi yang ke 7 barulah dia mulai terusik. Perutnya pun sepertinya meronta ingin dimasuki makanan, karena sedari kemarin dia belum sempat makan.

"Sudah jam 2 siang tapi kenapa masih seperti jam 6 pagi?" Tanyanya monolog. Hanya butuh waktu lima menit untuk mengumpulkan sisa kesadarannya yang masih berada di alam mimpi pemuda itu bangun dan segera mandi.

Setelah menghabiskan setengah jam dikamar mandi sekarang dia sudah rapi dengan baju hangatnya dan bersiap mencari makanan dan minuman hangat.

Saat di perjalanan yang ia lewati banyak sekali restoran yang menyuguhkan makanan daging, namun harganya diluar dugaannya.

"Wah, harga daging disini sangat mahal." Ucapnya monolog setelah lebih dari 4 restoran daging yang ia lewati. Meskipun uang di tabungannya bisa dibilang banyak ia tak ingin menghambur-hamburkannya karena ia tidak tahu berapa lama ia akan mencari keberadaan Kris orang yang di carinya itu di Korea.

Akhirnya setelah lama ia berjalan akhirnya ia memutuskan melangkahkan kakinya menuju sebuah Kim resto yang tak jauh dari tempatnya berdiri saat ini.

Suasana di resto itu cukup ramai, pemuda bermata rusa itu mengambil duduk di sudut ruangan itu yang menghadap ke arah jalan raya.

Tak lama datanglah seorang pelayan membawa menu makanan dan minuman yang ada di restoran tersebut.

"Saya pesan Jjajangmyeon, galbi dan kimchi, minumnya jeruk lemon hangat saja." Pesan pemuda itu.

"Baiklah, tunggu sebentar tuan makanan anda akan segera datang." Ucap pelayan itu dan langsung pergi kearah dapur.

Sambil menunggu pesanan datang, pemuda itu melihat lihat sekitar. Tempatnya bagus tapi harga makanan disini tidak terlalu mahal, jadi tidak masalah untuknya.

Setelah 10 menit pesanannya pun datang dan langsung disajikan di meja tempatnya duduk.

"Selamat menikmati makanannya tuan." Ucap pelayan itu ramah.

Saat hendak menjawab sekilas ia melihat wajah pelayan yang membawakan makanannya tadi.

"Seperti pernah melihat pemuda itu, tapi dimana yah?" Ucapnya pelan. Tapi karena sudah terlalu lapar dia tak mau ambil pusing mengingat siapa pemuda tadi.

Ditengah acara makannya, pemuda itu merasa ada yang aneh. Kenapa mulutnya terasa tebal dibagian dalam. Apakah baru saja dia memakan udang? Perasaan tadi dia pesan jjajangmyeon dengan daging sapi bukan seafood. Apa jangan jangan kimchinya?

Tanpa berpikir panjang ia langsung memanggil pelayan yang sedang lewat didepannya.

"Maaf, apakah di makanan ini terdapat udangnya?" Tanyanya sambil menunjuk kimchi.

Pelayan itu tidak langsung menjawab karena kalimat yang di tanyakan pelanggannya itu sedikit aneh di telinganya.

Si mata rusa pun menyadari jika kalimat yang ia gunakan masih sedikit kacau meskipun dia sudah pernah mengambil kursus bahasa Korea 2 tahun yang lalu dan disaat seperti ini kalimat yang ia keluarkan seperti orang yang baru saja belajar bahasa korea.

"Apa ini ada udangnya?"

Pelayan itu mengangguk dan sedikit paham apa yang dimaksud pengunjungnya itu.

"Pada saus kimchi terdapat pasta udangnya tuan." Mendengar penjelasan pelayan itu ia menghela nafas pasrah. Butuh waktu tiga hari untuk menyembuhkannya.

My Brother [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang