18

604 55 1
                                    

Setelah mendengar kalau kakaknya itu diculik Luhan merasa di permainkan. Kenapa? Dia baru sebentar bertemu dengan kakaknya kenapa sekarang menghilang lagi? Kenapa Tuhan tidak adil kepadanya? Apakah Tuhan tidak pernah melihatnya selama ini mencarinya sampai akhirnya bisa bertemu kembali.

Dan siapa tadi yang menelfon babanya? Kenapa dia bisa tahu kalau kakaknya itu diculik lalu menyebutnya sebagai 'Tuan muda'. Arghh,, banyak sekali pertanyaan yang ingin ia tanyakan kepada babanya.

Tuan Xiang pun sedikit kaget mendengar panuturan dari salah satu anak buahnya. Kenapa ia bisa kecolongan kali ini. Jika mendengar kejadian beberapa waktu belakangan ini seharusnya ia lebih waspada, dan membawa anaknya pulang ke China. Bukan malah membiarkan keduanya di negara orang seperti ini yang dimana anak itu bisa kapan saja diambil alih.

Kejadian ini membuat Tuan Xiang khawatir dan berpikir bagaimana cara agar ia bisa membawa anak sulungnya itu kembali.

Nyonya Xiang yang tidak tau siapa yang berbicara di telfon itu dan mengatakan apa hanya bisa menautkan kedua alisnya. Mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi.

Luhan yang sedang mencari temannya yang lama kunjung tak kembali setelah pulang kerumah. Tapi kenapa saat telfon suaminya berdering Luhan terlihat syok dan suaminya pun tak jauh berbeda.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Nyonya Xiang yang sudah tidak bisa menahan rasa penasarannya.

Karena tak kunjung mendapat jawaban dari suaminya ia beralih menuju Luhan yang masih mematung seolah tak percaya dengan apa yang barusan ia dengar.

"Luhan, apa yang tadi kamu dengar nak? Jawab mama sayang." Luhan bukannya menjawab tapi dia mengalihkan pandangannya kepada babanya penuh emosi tapi Luhan mencoba untuk tenang.

Nyonya Xiang yang mengikuti pandangan Luhan, kembali menuju suaminya yang masih enggan buka mulutnya untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

"Ba, apa yang terjadi? Kenapa kalian tidak ada yang mau menjawab pertanyaan ku?!" Tanya nyonya Xiang semakin frustasi melihat suami dan anaknya tidak ada yang mau menjawab.

"Sayang tenang lah, sekarang aku belum bisa menjelaskan semuanya kepada kalian. Aku akan segera mengatasinya."

"Kenapa?!" Teriak Nyonya Xiang yang sudah tidak bisa menahan amarahnya.

"Karena terlalu panjang jika dijelaskan. Sekarang aku harus pergi. Kalian tetap disini, dan aku akan memanggil anak buahku untuk menjaga kalian. Ku harap kalian tidak pergi kemana-mana. Aku akan segera kembali." Tuan Xiang langsung membalikkan badan dan terhenti saat langkah pertama menuju pintu.

"Tunggu ba, aku mau ikut." Ucap Luhan yang sudah bersiap turun dari ranjang dan melepas selang infus yang menempel pada salah satu tangannya.

"Tidak. Kau lebih aman disini dengan ibumu. Baba berjanji akan membawanya kembali. Tolong sayang jangan biarkan dia keluar dari sini. Pulihkan dulu kesehatannya." Tanpa memperdulikan Luhan yang hendak mengejarnya, Tuan Xiang sudah hilang lebih dulu dibalik pintu kamar rawat Luhan.

"Arrgghh." Luhan berteriak frustasi.

.
.
.

Penerbangan dari Kanada ke Korea Selatan mendarat dengan sempurna, Seorang pria paruh baya berjalan menuju area penjemputan. Disana ia melihat anak buahnya sudah menunggu.

"Silahkan Tuan, lewat sini." Ujar pria berbadan kekar memberitahu arah menuju mobil yang akan mereka gunakan.

Sesampainya di mobil pria yang baru saja melakukan perjalanan jauh itu tersenyum senang. Apa yang sudah ia tunggu akhirnya membuahkan hasil.

My Brother [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang