17

610 56 3
                                    

Semenjak mengetahui keadaan anaknya yang masuk rumah sakit kembali yang ia dengar tidak sengaja itu langsung terkulai lemas. Ponsel yang dipegang pun terjatuh seketika ke lantai. Sang istri yang baru saja datang ke kamarnya kaget melihat suaminya yang jauh dari kata baik.

"Ada apa?"

"Dia masuk rumah sakit lagi." Sang istri terlihat syok dan begitu khawatir. "Dia menuruniku." Lanjut sang suami.

"Maksudmu?" Tanya sang istri yang makin dibuat penasaran.

Sang suamipun menceritakan apa saja yang ia dengar tadi kepada istrinya.

Setelah mendengar cerita dari sang suami, sang istri langsung meminta untuk segera menemui anaknya.

"Sayang, aku ingin Korea sekarang juga. Aku khawatir, dia sendirian disana tidak ada yang mengurusnya."

"Sayang tenang lah. Disana pasti ada teman-temannya yang membantu mengurusinya."

"Tetap saja, aku tidak tenang. Pokoknya besok pagi kita ambil penerbangan pertama."

"Tapi sayang, kita kan tidak tau dia dirawat dirumah sakit mana."  Ucap sang suami untuk masih berusaha menahan sang istri.

"Kau kan bisa melacaknya dengan gps yang aktif di ponselnya. Ayolah, jangan terus mencari alasan. Apa kau tidak khawatir dengan keadaan anakmu? Jika kau tidak ingin pergi, maka aku akan pergi sendiri." Ucap sang istri yang langsung menuju lemari pakaian dan mengambil beberapa baju lalu dimasukkan kedalam koper yang sudah diambilnya.

Sang suami bingung harus berbuat apa. Disana pasti ia akan bertemu dengan anak sulung mereka. Dia takut jika ini belum waktu tepat untuk sang istri tau semuanya. Pasalnya semua rencana yang dari dulu ia lakukan tidak diketahui oleh sang istri.

Dengan berat hati ia pun harus pergi dengan sang istri ke Korea menjenguk sang anak.

.
.
.
.

Pagi-pagi sekali pasangan suami istri itu sudah pergi meninggalkan rumah mereka menuju bandara.
Selama diperjalanan sang suami tidak mengalihkan pandangannya dari ponsel yang ia pegang sedari tadi. Ia terus menghubungi orang kepercayaannya untuk mencari dan mengawasi keadaan sang anak.

Saat sudah di pesawat sang suami melihat sang istri tidak bisa diam. Bergumam tidak jelas.

"Kau tenang lah sayang, dia pasti baik-baik saja disana." Kata sang suami mencoba menenangkan kembali istrinya.

"Bagaimana aku bisa tenang, anakku sedang sakit disana."

Sang suami membawa sang istri kedalam pelukannya masih berusaha untuk menenangkan.

Sesampainya mereka di bandara Gimpo mereka sudah di sambut oleh  anak buah yang selama ini ia suruh untuk mengawasi kedua putranya.

Mereka sengaja turun di bandara Gimpo karena lebih dekat ke Seoul dari pada bandara Internasional Incheon.

"Cepat antar kami ke rumah sakit tempat Luhan di rawat." Ucap Nyonya Xiang.

"Baik Nyonya."

Selama di perjalanan menuju rumah sakit tidak ada pembicaraan lagi diantara ketiganya.

.
.
.

Tok tok tok

Luhan dan Kris yang sedang asik bercanda pun menghentikan aktivitasnya. Keduanya serempak menoleh kearah pintu.

Tak lama munculah dua orang di balik pintu.

"Kyungsoo." Ucap Luhan pelan.

"Bagaimana keadaan mu Lu?"

My Brother [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang