20

613 55 0
                                    

Dilain tempat

"Wonwoo, pesankan 2 tiket pesawat menuju Kanada untuk lusa. Karena waktu kunjunganku akan habis."

"Siap Tuan."

"Pastikan dia tidak kabur. Sekarang aku akan pergi dulu menemui tua bangka itu."

"Baik Tuan."

Tanpa berkata-kata lagi orang itu langsung pergi dengan mobil yang sudah disiapkan anak buahnya.

.
.
.

Sesampainya di restoran, LuChanHun langsung menuju keruangan Suho selaku pemilik restoran tempat mereka bekerja.

Tok tok tok

"Masuk."

Satu persatu muncul dari balik pintu.

"Eoh kalian kemari. Bukankah tadi Baekhyun dan sepupunya sudah menggantikan Chanyeol dan Sehun, kenapa kalian berdua ada disini?" Tanya Suho bingung.

"Begini Bos, kami kesini untuk meminta bantuan." Ucap Chanyeol selaku dia yang sudah lebih lama bekerja di restoran milik Suho.

"Katakan saja, jika aku bisa pasti aku bantu."

"Hmm bolehkah kami melihat cctv yang berada di area parkir saat dia pingsan?" Tanya Chanyeol sambil menunjuk Luhan.

"Ada apa memangnya?"

"Nanti kita akan menjelaskannya Bos, sekarang bolehkah kami melihatnya?"

"Baiklah baiklah, kalian masuk saja keruangan disana. Nanti kalian cari saja kaset di rak nomor 7 paling atas sendiri kalau tidak salah angka terakhir 00. Kalian bisa kan?"

"Bisa Bos, maaf sudah mengganggu." Ketiganya membungkuk lalu menuju ruangan yang ditunjuk oleh Suho.

Ketiganya langsung saja masuk kedalam ruangan yang terdapat kamera pengawas. Mereka langsung mencari rak nomor 7 dan no urut belakanh 00.

Ah 00 itu adalah nomor kesukaan gege nya. Ge, semoga kau baik-baik saja. Aku akan segera menemukanmu.

.
.
.

"Bagaimana? Apa kau sudah menyampaikan suratku pada tua bangka itu?"

"Sudah Tuan, Tuan hanya tinggal menunggu saja disini."

"Baiklah, awasi sekitar."

"Baik Tuan."

.
.
.

Disebuah apartemen didaerah Seoul, terdapat seorang wanita paruh baya yang sedang membukakan pintu namun tidak ada seorang pun diluar pintu apartemennya.

"Perasaan tadi ada yang datang memencet bel, tapi tidak ada orang." Saat hendak masuk ia melihat sesuatu menempel di pintu.

"Apa ini?" Wanita itu mengambil kertas yang tertempel di pintu apartemannya.

"Tuan Xiang yang terhormat.

Temui aku di daerah Incheon. Anak buahku akan menjemputmu disana. Datang sendiri atau anak kesayanganmu itu akan pergi untuk selama-lamanya."

Siapa pengirim pesan ini? Karena panik, wanita itu langsung menelfon suaminya.

"Ba, cepat pulang. Ada sesuatu yang penting." Dengan suara sedikit gemetar.

"Ada apa?"

"Cepat pulang jangan banyak bertanya dulu."

"Baiklah. Aku akan segera pulang."

My Brother [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang