6

909 83 3
                                    

Pagi di musim dingin akhir tahun ini begitu cerah. Matahari dengan sinar hangatnya mengusik tidur pemuda bermata rusa.

Matanya masih tetap terpejam hanya menarik selimutnya hingga menutupi sampai kepalanya, baru beberapa saat ia kembali terusik tidurnya. Kali ini bunyi dering ponsel yang berada diatas nakas samping tempat tidurnya tak kunjung berhenti dan deringan itu membuat sang pemilik mau tidak mau harus segera mengangkatnya.

Dilihatnya sekilas nama yang tertera dilayar benda pipih persegi panjang yang berada ditangannya. Lalu ia menggeser tanda hijau untuk menerima panggilan.

"Halo."

"..."

"Aku baik-baik saja, maaf belum sempat mengabarimu selama aku sampai disini."

"..."

"Ah iya, tolong kirimkan lagi foto yang waktu itu kau kasih padaku. Agar aku bisa memulai mencarinya."

"..."

"Baiklah. Eoh tolong sampaikan pada kedua orang tuaku, kalau aku disini baik-baik saja. Jangan khawatirkan aku."

"..."

Tut

Setalah mengakhiri telfonnya pemuda itu langsung beranjak dari tempat tidurnya dan menuju ke kamar mandi, yang niat awalnya masih enggan bangun sekarang malah berniat mandi.

Hanya butuh waktu 15 menit pemuda itu sudah rapih dengan setelan kaos dan celana jins panjangnya. Ya hari ini ia akan memulai mencari kakaknya di kota Seoul meski akan sangat mustahil bisa menemukan karena kota Seoul tidak terlihat sekecil yang ada di peta.

Sebelum beranjak pergi pemuda itu mengecek ponselnya lebih dulu dan barang kali ada yang penting, setelah membuka ada beberapa pesan yang masuk 10 menit yang lalu saat dia berada dikamar mandi.

Dilihatnya lamat-lamat sebuah foto yang dikirim oleh sahabat pandanya itu seperti familiar dimatanya.

"Seperti tidak asing." Ucap pemuda itu monolog. Tiba-tiba memori pemuda itu menuju ke sebuah kedai kopi saat dia dikeroyok oleh beberapa pemuda yang berhasil merampas semua isi didalam dompetnya.

Tapi ia juga mengingat kalo pemuda itu juga bekerja ditempat ia bekerja.

Apa memang benar dia?'batinnya.

Pemuda itu mulai gusar, ia mulai penasaran dengan kisah orang yang ia anggap mirip dengan foto yang ia dapat dari temannya.

Ya aku harus mencari tahu tentangnya.

.
.
.

Ting

Tong

"Tunggu sebentar." Suara deru langkah dari dalam terdengar jelas. Tak lama pintu terbuka dan menampakan sosok yang menjadi temannya dari semalam.

"Eoh Lu, kau datang. Mari Masuk."

Luhan yang disambut dengan hangat pun menyunggingkan senyumannya.

"Eumm, aku pasti menepati janjiku Baek."

"Tunggu sebentar aku akan ambilkan minum untukmu dulu."

Luhan hanya mengangguk sebagai jawabannya.

Baekhyun yang sudah kembali dengan membawa minuman untuk Luhan dan juga untuk dirinya.

"Apa kau sudah makan?"

"Sudah Baek," bohong Luhan. Tadi setelah Luhan memikirkan cara agar tau tentang kehidupan seseorang dia hanya bisa mencari itu dari teman barunya itu. Karena jika dia bertanya kepada yang lain itu akan mencurigakan. Maka dari itu ia melupakan sarapan paginya.

My Brother [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang