24

645 51 0
                                    


Brakk

"Ada apa Lu?" Tanya Chen bingung mendengar suara entah apa itu.

"Entahlah hyung, sebentar aku cek dulu ya." Ucap Luhan dan langsung berlari menuju kamar Kris.

Sesampainya di depan pintu kamar Kris, Luhan dibuat kaget.

"Gege!" Panggil Luhan saat melihat keadaan kamar Kris yang bisa dibilang seperti kapal pecah.

Kris tampak kacau saat ini. Pikirannya terus memutar kembali kejadian beberapa waktu lalu. Ia merasa semua yang ia dengar waktu itu hanya sebuah kebohongan belaka.

Saat ini ia masih berusaha berpikir positif sebelum mendengar penjelasan lanjut dari babanya.
Tapi jika ditelisik lebih lanjut tanpa ada penjelasan lagi semua sudah jelas kalau Kris memang bukan anak kandung dari 'Xiang Boran' yang selama ini ia anggap sebagai ayah kandungnya.

Bukan masalah perlakuan yang Boran bedakan dengan Luhan dan Kris, ayahnya itu sangat menyayangi mereka berdua. Hanya saja seperti ada sesuatu yang dulu Kris lihat dari tatapan ayahnya yang melihat dirinya seperti sedang melihat seseorang yang sudah pergi jauh-mungkin- dan sedikit ada rasa bersalah saat dulu Kris di usir keluar dari rumahnya. Tidak ada tatapan marah dan benci dimata ayahnya, melainkan tatapan seperti 'ini jalan yang terbaik'.

"Arghh" Teriak Kris ditengah malam dan sukses membuat Luhan terbangun dari tidurnya.

"Ge, kau kenapa?" Tanya Luhan yang baru saja sampai di ambang pintu kamar Kris. Ini sudah kesekian kalinya Kris berteriak tengah malam seperti ini. Kris selalu bungkam jika Luhan menanyakan apa yang terjadi dengannya. Sampai saat ini Kris pun masih enggan untuk mendengar semua penjelasan babanya. 'Entahlah.

Luhan memaklumi mungkin Kris belum siap mendengar semuanya dan masih butuh waktu untuk sendiri. Kris masih mau merespon Luhan asal itu tidak menyangkut tentang apa yang ia rasakan saat ini. Seperti akan meledak jika Luhan ingin tau.

Luhan dan Kris sudah meminta ijin kepada Bosnya untuk ijin cuti entah sampai kapan, meski Kris bersikeras untuk tetap bekerja Luhan tidak pernah mengijinkannya. Sampai mengancam jika Kris tetap berangkat kerja Luhan akan mogok makan dan itu akan membuat penyakit lambungnya kambuh. Luhan tau Kris sangat menyayanginya jadi dia tidak akan tega untuk melihat Luhan kembali terbaring di rumah sakit.

Kris tau dan memang ia butuh waktu untuk memikirkan semuanya.

.
.
.

Saat ini Kris dan Luhan sedang sarapan bersama di rumah mereka. Keduanya sangat menikmati waktu bersama seperti ini sepanjang hari. Luhan yang awalnya berbohong tentang melanjutkan kuliahnya di Korea akhirnya memutuskan untuk benar-benar mengambil S2-nya di Korea. Kris tidak keberatan dan ia malah mendukung jika itu masih yang terbaik untuk adiknya.

"Ge, apa kau tidak ingin melanjutkan sekolahmu lagi? Aku pernah dengar dari Chanyeol hyung kalau gege pernah mengambil kelas terbuka. Kenapa berhenti ge? " Tanya Luhan di sela sarapan.

"Kau tau, aku tidak pandai mengatur waktu untuk membagi antara bekerja dan kuliah. Dan sepertinya aku memang tidak pantas jika harus bekerja dengan pakaian setelan jas yang rapi tapi terasa mencekik leher. Aku lebih suka bekerja seperti diresto tidak membuat kepala terasa ingin pecah setiap harinya." Jawab Kris seadanya.

"Tapi ge,"

"Sudah tidak ada tapi-tapian. Berangkatlah ini sudah siang, katanya kau ada kelas jam 10." Ujar Kris mengingatkan. Luhan langsung melihat jam tangannya dan ternyata benar sekarang sudah pukul 09.15 menit, sedangkan waktu untuk jalan kesana sekitar 20 menit. Luhan tidak ingin jika harus berlarian dan membuat tubuhnya penuh keringat di kelas pertamanya.

My Brother [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang