"Kita mau kemana bu?"
"Ikutin ayahmu aja No, ibu juga gatau hehehe"
"Reno sayang, kan kamu bilang kemaren mau jalan-jalan ini ayah turutin"
"Iya ayah sayang, gonggong dong. Eh maksudnya ngomong dong dari tadi" sahutku bercanda.
Ibu dan ayahku pun tertawa bersamaan, sepanjang perjalanan hanya diiringi oleh pohon-pohon tinggi yang menjulang. Dan tiba-tiba ayahku menginjak rem mendadak
"Kok berenti yah?"
"Itu ada seseorang!"
Kami melihat seseorang yang tengah berbaring dan bersimba darah di bahu jalan.
"Kamu bawa p3k?" tanya ayahku ke ibu.
"Iya yahh..."
"Kamu tunggu mobil ya No!" perintah ayah.
Akupun mengiyakan, mereka berdua turun dari mobil sambil membawa p3k.
*My father's pov
Apa yang terjadi dengan orang ini, ada luka gigitan ditanganya. Sepertinya dia diserang binatang liar sehabis berburu.
"Irina cepat kau perban lukanya, aku akan memanggil ambulan"
"Iya Erick"
Aku mengalihkan pandanganku dan menelfon ambulan.
"Aaaa Erick tolonggg!!!!"
***
*Tolonggg!! Tolonggg aku!!!
"IBUUUUU!!!" sontakku kaget.
Aku terbangun dari mimpiku karna teriakan seorang wanita, aku melihat sekeliling dan teringat kalau aku baru saja menyuruh teman-temanku untuk pergi, sepertinya aku baru saja kehilangan akal sehatku karna lebih memilih berakhir disini.
*siapapunn tolongg aku!!!
Aku berdiri dari sofaku dan langsung bergegas mengambil revolver beserta amunisi, aku menghampiri sumber suara yang tidak terlalu jauh, suara itu berasal dari sebrang kamarku tinggal.
Aku membuka pintu dan kaget ketika mendapati 3 zombie yang sedang berusaha mendobrak pintu di kamar seberang.
Aku bersiul mengalihkan perhatian, saat zombie-zombie itu melihat dan menghampiriku aku langsung menghempaskan peluruku tepat di kepala mereka. Zombie-zombie itu terkapar, aku langsung mengetuk pintu kamarnya.
"Heyy, apa kau baik-baik saja didalam??" ucapku memastikan.
"SIAPA KAU??? APA KAU BAGIAN DARI MEREKA???" Sahutnya keras.
"(Wah nge gas doi) ee-eee.. bukan bukann, aku seutuhnya manusia. Keluarlah! kau aman sekarang"
Dia membuka pintu perlahan, aku kaget! Bukan karna dia telanjang, melainkan karna parasnya yang sangatlah cantik. Dia mengenakan sweater pink, berkulit putih, tingginya hampir sama sepertiku dan rambutnya dikuncir sebahu. Wajahnya yang merona berhasil membuat fokus-ku hilang untuk sementara.
"Terima kasih.." ucapnya pelan.
Suaranya sangat menenangkan hati hehe, aku pun memasang wajah sok keren-ku dan langsung mengajaknya pergi dari tempat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SURVIVE IN Z WORLD (END)
ActionNext part from SURVIVE IN INDONESIA Happy reading...