dua belas

1.4K 163 8
                                    

"Reno buka pintunya dengan aba-abaku"

Aku bersiap memegang gagang pintu untuk membukanya.

"Sekarang!!!" teriak paman Shen.

Pintu terbuka sedikit dan paman Shen melempar sebuah granat, dengan cepat aku menutup pintu kembali lalu menjaga jarak dari pintu.

Ledakan berhasil menghancurkan seluruh Zombie yang berada di depan pintu, setelah itu kamipun berlari ke arah jalan raya mengikuti paman Shen.

"Kemana tujuan kita sekarang paman?" tanya Febby.

"Kita akan pergi ke bandara terdekat!"

Kamipun berlari seraya menembak satu dua zombie yang mendekat, lagi-lagi puluhan zombie menghalang dari depan.

"Berbelok ke gang itu!!!" ujar paman Shen.

Kami berlari terus menerus mencari jalur yang aman dengan kondisi kejaran zombie, sampai akhirnya kami terjebak dijalan buntu dengan tembok tinggi yang menghalangi kami.

"Tamatlah kita!" ucap Abang.

Kami menahan semua zombie dengan seluruh kekuatan kami.

"Apa yang akan kita lakukan sekarang Shen?" tanya dr. Reyhan putus asa.

"Aku tidak akan membiarkan kalian mati disini"

"Tapi hanya ini amunisi terakhir yang kita punya" jawabku.

Paman Shen melihat sekeliling dan akhirnya menyuruh kami untuk bahu membahu memanjat ke atas jendela yang hampir sama tinggi dengan tembok.

"Berikan amunisi itu kepadaku, dan bergegaslah kalian bahu membahu ke atas sana! Aku akan menahan mereka!"

Dr. Reyhan naik pertama dibantu oleh Abang, lalu disusul Ade dan juga aku dengan Febby.

Zombie semakin mendekat, dan peluru paman Shen pun habis. Paman Shen membantuku naik dan aku menarik tangan paman shen.

"Arggghhhhh!!"

Kami semua panik karna salah satu zombie berhasil menggapai kaki paman Shen, Febby ikut serta membantuku menarik tangan paman Shen yang sedang berusaha menendang zombie itu sampai terjatuh.

"Pergilah kearah utara dari tempat ini, kurang lebih 2 km kalian akan menemukan bandara disana!" ucap paman Shen.

"Kami tidak akan pergi tanpamu paman!" ucapku dengan nada tinggi.

Puluhan zombie ikut menarik kaki paman Shen sehingga kami kalah tenaga.

"Relakan aku atau kalian tidak akan selamat, lepaskan genggaman ini!"

"Tidak akan!!!" teriak Febby sambil menitikan air mata.

"Reno aku yakin kau bisa menjaga yang lain" ucap paman Shen seraya merenggangkan genggaman tanganya.

"Tidakk!!!" teriaku diiringi tangisan.

"Jaga diri kalian baik-baik! Buat aku dan ayah kalian bangga" kata-kata terakhir paman Shen terlontarkan.

Tanganku sudah lemas karna kehabisan tenaga dan akhirnya genggaman paman Shen terlepas, puluhan zombie mengerubungi paman Shen dengan lahapnya.

"Paman!!!" teriak kami berempat diiringi tangisan.

"Dasar zombie bodoh!!!" ucap Febby dengan ancang-ancang ingin melompat ke bawah.

"Jangan Febb!!" Aku menahan Febby seraya mengelap air mataku.

"Ayo kita lanjutkan perjalanan kita anak-anak" sahut dr. Reyhan dengan suara lemas.

"Tapi Ren!"

SURVIVE IN Z WORLD (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang