"Jadi apa kita akan berangkat sekarang?" Tanya Ade bersemangat.
"Sebaiknya kita tunggu sampai matahari terbit, terlalu beresiko kalau kita berangkat sekarang. Lebih baik kita bersiap-siap dahulu dan membekali amunisi yang cukup"
Kamipun bersiap-siap membekali diri kami dengan senjata yang ada.
"Aku harus memberikan kalian beberapa pengarahan sedikit, karena bandara terdekat adalah bandara militer jadi pesawat disana adalah pesawat militer yang mungkin saja sudah kehabisan bahan bakar. Sesampainya disana aku akan mencari truk aftur, Aaron sebagai pilot dan Dexter sebagai co-pilot menyalakan mesin. Ace dan Austin akan naik terlebih dahulu sedangkan yang lain berjaga di dekat pesawat" jelas Jack.
"Baiklah kami mengerti"
Matahari pun terbit dan kami bersedia di pintu keluar juga berdoa agar selamat.
"Baiklah saatnya beraksi anak-anak!" ucap Jack seraya menendang pintu.
Dua zombie sudah berdiri tegap di depan kami, Dexter langsung sigap melumpuhkan mereka dengan shotgun nya.
Kami berlari kecil dipimpin Jack melewati rute jalan yang sempit dan hanya bertemu 3 sampai 4 zombie.
Setelah lumayan jauh kami berlari akhirnya kamipun sampai, Jack langsung berlari mengarah truk besar berisi bensin pesawat dan kami berlari ke pesawat terdekat.
Aaron, Dexter, Austin, dan Ace langsung naik keatas pesawat. Kami menembaki zombie-zombie yang datang mendekat, mesin pesawat berhasil dinyalakan. Alhasil semakin banyak zombie yang berdatangan karena bisingnya suara pesawat.
Jack melaju ke arah kami membunyikan klakson truk seraya menggilas zombie-zombie yang berlari ke arah kami, Jack memarkirkan truk nya tepat di samping tangki pesawat. Akupun segera mengambil selang bensin dan memasukan nya ke tangki.
"Apa semuanya aman?" Tanya Jack kepadaku sembari melangkahkan kaki keluar truk.
Aku mengangguk dan seketika fokus ke bahu kiri Jack yang mengeluarkan darah.
"Apa kau baik-baik saja Jack?" Tanyaku khawatir.
"Ahh iya, saat aku naik ke truk aku tidak melihat bahwa ada mayat di kursi penumpang dan menghadiahkan ku ini" jawab Jack sambil memperlihatkan lukanya.
Aku shock karena tahu bahwa dia telah tergigit, lagi-lagi kami kehilangan orang baik seperti dia. Aku menghampirinya dan memeluknya dengan erat.
"Maafkan aku Jack" ucapku yang tidak sengaja meneteskan air mata di pundaknya.
"Tidak perlu minta maaf nak, ini bukan salahmu. Aku yakin kau bisa menyelesaikan misi ini dan menjaga yang lain. Kalau mereka bertanya kenapa aku tidak ikut bilang saja kalau aku ingin menjemput istriku oke?" Sahut Jack.
Aku mengangguk, bensin pesawat selesai terisi. Aku bergegas menyuruh yang lain nya untuk naik, Jack kembali ke truk dan menyalakan sebatang rokok.
Lucy mencoba menghampiri Jack tapi aku mencegahnya.
"Apa yang ingin Jack lakukan!?" Ucap Lucy dengan nada tinggi.
"Dia... Ingin menjemput istrinya" jawabku sembari menundukkan kepala.
Lucy merelakan Jack dan berjalan ke atas pesawat walaupun pandangan nya masih ke arah Jack. Setelah kami naik, seisi pesawat bertanya kemana perginya Jack sedangkan aku dan Lucy hanya bisa menundukkan kepala.
Pesawat pun dijalankan perlahan, Jack menyapu bersih jalanan di depan kami dengan truk nya. Seketika pesawat lepas landas, truk yang dikendarai Jack terguling dan meledak. Lagi-lagi kami kehilangan keluarga kami. Batinku.
KAMU SEDANG MEMBACA
SURVIVE IN Z WORLD (END)
AcciónNext part from SURVIVE IN INDONESIA Happy reading...