(SACRAMENTO/CALIFORNIA)
[19:00]"Semuanya bangun! Kita sudah sampai!"
Suara Shawn membangunkan kami, tidak disadari air mataku tiba-tiba saja menetes saat terbangun.
Hutan ini benar-benar terlihat mengerikan dengan cuacanya yang berkabut. Belum lagi tempat ini sudah dijatuhi nuklir pada saat insiden sebelumnya dan berhasil membuat suasana semakin mencekam.
Shawn membuka sebuah tas berukuran panjang dan menaruhnya di depan kami.
"Hanya ini yang aku punya, pilihlah sesuka kalian!"
Setumpuk senjata beragam terpampang di depan kami, kami mencocokkan senjata andalan kami.
"Oke semuanya! Aku akan memberikan beberapa kalimat! ini bukanlah taman bermain, jadi alangkah baiknya kita fokus dengan apa yang akan kita hadapi! Percaya dengan orang di sebelah kalian, ingat bahwa kita bertarung bersama bukan berkompetisi. Selalu waspada, tidak ceroboh, dan pasang pendengaran kalian baik-baik! Satukan prinsip untuk tetap melangkah bersama, karena aku tidak ingin ada bangku kosong saat kita kembali nanti! Terakhir... Disaat kita melangkahkan kaki kita ditanah, Renolah yang akan memimpin perjalanan kita. Apa kalian mengerti!?"
Kami semua mengangguk.
"Satu lagi... Percayalah bahwa Tuhan selalu bersama kita apapun yang terjadi, itu saja dan semoga beruntung anak-anak!"
Perkataan Shawn sangatlah memotivasi kami untuk tetap bertahan hidup dan berhasil menyelesaikan ini semua, helikopterpun diturunkan pelan-pelan, beberapa suara langkah kaki terdengar jelas dari arah pepohonan menyambut kedatangan kami.
"Bersiaplah kawan! Kita kedatangan tamu!" Sahut Steve.
Aku dan yang lain menyiapkan posisi dan mengokang senjata yang kami pegang, beberapa kerumunan zombie berlari menghampiri kami dari segala arah.
Kondisi mereka sangatlah berbeda dari zombie-zombie yang pernah kami lawan, badannya sudah cukup hancur dan bola matanya hanya terisi dengan warna merah.
"Tembak!!! Kawan-kawan!"
Kami menembak satu persatu zombie yang mendekat dengan posisi mengitar, kami agak kebingungan melihat kondisi mereka yang hanya melambat ketika kami tembak di kepala. Berbeda dari sebelumnya yang sepenuhnya berhenti ketika otaknya tertembak.
"Mengapa mereka masih bisa bergerak!?" Tanya Lucy.
"Aku tidak yakin, apa mungkin ini akibat dari nuklir itu?" Sahut Steve.
"Itu tidak terlalu penting selama kita masih bisa menghambat mereka, ayo teruskan langkah kalian"
Aku menuju ke tempat dimana laboratorium ayahku berada, karna di hutan ini hanya itulah satu-satunya lab yang berdiri.
"Semuanya tahan posisi kalian!!!" Perintah Shawn.
Suara langkah kaki terdengar lebih besar dari sebelumnya, kami tidak yakin apa yang akan kami hadapi dengan suara langkah kaki sebesar ini.
Kerumunan gajah dengan mata yang memerah berlari mengamuk ke arah kami.
"Semuanya menghindar!!!" Teriakku kepada yang lain.
Kami menghindar sebisa mungkin, dan sesekali menembak gajah itu untuk memperlambat gerakan mereka.
"Jim awas!!!" Teriak Febby.
Gajah-gajah itu menyerang Jim yang sedang tersungkur, kami menembakinya usaha menyelamatkan Jim tapi mereka tidak bergeming sedikitpun.
"Bagaimana cara menghentikan mahluk besar ini!!!" Ketus Steve yang hanya berjarak beberapa cm dengan Jim.
KAMU SEDANG MEMBACA
SURVIVE IN Z WORLD (END)
ActionNext part from SURVIVE IN INDONESIA Happy reading...