tujuh belas

875 92 8
                                    

Kami kembali ke tempat peristirahatan kami melewati alun-alun kota, tidak kami sangka bahwa hampir di seluruh negara yang kacau ini masih ada tempat ramai sejahtera seperti Israel.

"Ini adalah pusat kota Israel, dan itu adalah salah satu gerbang keluar masuk dimana kami mengevakuasikan orang-orang yang masih selamat dari luar sana" jelas Edward.

"Setelah semua insiden ini kau tetap berniat baik mencari yang masih selamat, tapi apa tidak terlalu berbahaya memasukan orang asing tanpa tau keadaan mereka terlebih dahulu?" Tanyaku.

"Yaa sebenarnya aku hanya ingin menebus kesalahanku karena telah memfasilitasi si keparat Joe, kalau masalah keadaan mereka kami mempunyai alat pendeteksi virus itu yang tentu saja sudah kami aplikasikan sebelum membawa mereka kemari. Jadi tentu saja kami hanya membawa orang-orang yang sudah steril atau negativ terinfeksi"

Kamipun mengangguk dan melihat kerumunan orang-orang yang sedang berbaris di pintu masuk untuk di stempel.

"Bolehkah kita berhenti sebentar tuan?" Ucapku karena rasa penasaran.

"Boleh"

Edward menepikan mobil jeepnya, kamipun turun dan melihat sekeliling.

Seketika pandanganku tertuju kepada seorang pria yang masih mengantri diluar pintu penjagaan, kepalanya tertunduk miring, jalannya pun sedikit tersendat dan terus-menerus mencengkram pergelangan tangannya yang terikat sebuah tali.

"Feb, apa menurut Lo orang itu baik-baik aja?" Tanyaku ke Febby seraya menunjuk orang yang aku maksud.

Febby memfokuskan pandangannya dan langsung berlari ke arah objek yang dimaksud, aku dan Edward mengejarnya.

"TAHAN PRIA ITU!!! DIA SUDAH TERINFEKSI!!" Teriak Febby ke arah penjaga pintu seraya berlari.

Ternyata kami terlambat, pria itu sudah melewati pintu penjagaan dan berubah sepenuhnya setelah Febby berteriak.

Zombie itu menggigit orang yang berada di depan nya, sontak yang lain panik dan berlarian, seorang penjaga menarik pria itu mencoba mencegahnya. Dalih mencegahnya dia malah mempersembahkan dirinya untuk zombie itu.

"Sial! Bagaimana bisa dia tidak terdeteksi!?" Gumam Edward.

"Aku rasa jawabannya adalah tali yang terikat pada pergelangan tangannya"

"KERAHKAN PASUKAN KE GERBANG UTAMA SEKARANG JUGA!!! DAN HIDUPKAN SINYAL DARURAT!!!" Ucap Edward lewat Handy talky nya.

*Tuutttttt tuuutttt tuuttt

Keadaan semakin ricuh disertai suara sirine sinyal darurat, para wargapun saling berdesakan di area pintu masuk.

"Jangan!! Terlalu berisik!! Terlalu berisik!!" Tegasku kepada Edward.

Suasana terlalu berisik sehingga ratusan zombie-zombie yang berada diluar pagar gerbang berhasil mendobrak masuk dan membabi buta, Edward tidak menyadari kalau nyatanya yang dia lakukan malah mengundang mahluk-mahluk itu.

"Kawan-kawan... Lihat keatas sana" ucap Febby pelan dan mengarahkan jarinya keatas.

Kami tidak percaya dengan apa yang kami lihat, kepala-kepala zombie muncul di bagian atas tembok menandakan bahwa mereka berhasil memanjat.

"Mm..mu..mustahil" gumamku lemas.

"SEMUANYA MENJAUH!!!" Teriak Edward kepada para warga.

Seakan terkena hipnotis kami hanya bisa terpaku melihat ribuan zombie-zombie itu terjun bebas dari atas tembok lalu menginfeksi yang masih sehat.

SURVIVE IN Z WORLD (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang