"Ren, kenapa mereka belom dateng juga?"
"Kalau kau bertanya padaku, aku bertanya kepada siapa?" jawabku bercanda.
"Ih, nyebelin!" ketus Puti dengan raut wajah cemberut.
"Hehehe aku bercanda"
Tiba-tiba terdengar suara helikopter mendekat.
"Itu dia!" sahutku.
Saat helikopter datang mendekat, aku mendengar banyaknya langkah kaki zombie yang berlari ke arah atap. Jantungku berdegup cepat, aku takut mereka sampai kemari sebelum helikopter itu mendarat.
"Puti, aku ingin kau berjalan ke pinggir gedung" perintahku.
"Tapi Ren..."
"Aku mohon kali ini turuti perintahku, semua akan baik-baik saja. Percayalah padaku" jawabku memaksa.
Dia menundukan wajahnya sebentar lalu berjalan perlahan menjauhiku, aku mengambil sebilah besi untuk membantu menahan pintu walaupun tidak bertahan lama.
Zombie-zombie itu sudah berada tepat di depanku sekarang, hanya pintulah yang menghalangiku sebelum berkontak langsung dengan mereka.
Aku menahan mereka dengan seluruh tenagaku, helikopter yang menjemput kami hanya mengambang di pinggir atap gedung.
"Ayo cepat naik! Terlalu beresiko apabila mendaratkan helikopter disini" teriak paman Shen.
"Bantu wanita itu naik paman! Aku masih ada urusan sebentar disini"
Setelah Puti sudah ada di heli, paman shen dan kedua anak buahnya turun ke atap. Aku sudah kehabisan tenaga untuk menahan zombie-zombie itu.
"Reno! Liat ke arahku, dalam hitungan ke tiga oke!" teriak paman Shen sekaligus bersiap mengarahkan senjatanya.
"Satu... Dua... Tiga... Sekarang!"
Setelah paman Shen memberi aba-aba aku langsung melepaskan pintu itu dan berlari ke arahnya. Zombie-zombie yang sedari tadi mendobrak berlarian keluar.
Paman Shen dan anggotanya menembaki zombie-zombie yang mengejarku di belakang. Setelah aku naik disusul paman shen dan anggotanya, helipun di terbangkan. Akupun sampai di helikopter dengan selamat bersama Puti.
"Bagaimana bisa kalian berdua terjebak di gedung itu??" tanya paman Shen penasaran.
Aku menceritakan dari awal kejadian saat menyuruh pergi teman-temanku sampai bertemu dengan Puti.
"Haha dasar kau Reno! Jangan pernah berpikiran bodoh seperti itu lagi. Ayahmu pergi bukan berarti dia ingin kau mengikutinya. Tapi sebaliknya, dia ingin kau menjadi sepertinya mengabdi pada negara dan menolong sesama umat manusia" sahut paman Shen panjang lebar.
"Iya paman, maafkan aku. Tapi seandainya aku pergi, mungkin aku tidak akan bertemu dengan Puti" jawabku.
"Iya kau benar. Itu adalah sebuah kesalahan yang berhasil baik"
Aku tersenyum seraya melirik ke arah Puti yang berada di sebelahku, dia membalas pandanganku dengan senyumanya yang sangat indah.
"Benarkan kataku, semua akan baik-baik saja" ucapku.
"Tetap saja kau membuatku khawatir tadi!" jawab Puti dengan ekspresi yang berubah menjadi kesal.
"Hehehe, maafkan aku. Kali ini, aku akan menyuruhmu untuk selalu menetap"
Diapun kembali tersenyum dan menyandarkan kepala dibahuku, hatiku kembali berdegup kencang. Bukan karna takut, melainkan bahagia.
"Paman, bagaimana keadaan teman-temanku?"
"Gerbang utama diserang, terakhir kali aku mendapat kabar, para penduduk termasuk kawan-kawanmu terjebak di gedung perbelanjaan. Tapi aku sudah mengirim 3 helikopter besar kesana sebelum aku menjemputmu. Tenang saja"
"Syukurlah kalau begitu, semoga mereka dan para penduduk bisa selamat, terus kemana tujuan kita sekarang?"
"Kita akan pergi ke markas yang berada di pinggir kota, itulah satu-satunya tempat yang paling aman karna terhubung langsung dengan laut"
Aku mengangguk seraya menyandarkan kepalaku ke Puti dan beristirahat.
***
"Ade tahan mereka disini sebentar!!! Aku punya ide" perintahku.
Ade menahan para zombie yang masih berdesakan ditangga dengan laras panjangnya, sementara aku mengambil 1 tong bensin besar terisi penuh yang sudah kupersiapkan untuk keadaan seperti ini.
Aku mendorong tong itu sampai tepat di depan tangga, Ade membantuku bersiap mendorong tong agar terguling kebawah. Setelah zombie-zombie itu sudah berdempetan dan dekat dengan kami, kami langsung mendorong tong sehingga menggiling zombie kebelakang.
Aku tersenyum puas seraya menargetkan handgun-ku tepat ke tong bensin, perlahan mundur selangkah kebelakang.
"Mati kau parasit!" gumamku pelan sambil mengernyitkan alisku gemas.
Aku menarik pelatuk dan sekejap membuat ledakan, setelah berhasil menghambat zombie-zombie itu aku dan Ade pun langsung bergegas ke atap.
Sesampainya di atap, 3 helikopter besar menyambut kami. Para warga di arahkan naik dengan tertib.
*jangan berdesakan! Harap melangkahlah dengan tertib! Kami akan mengevakuasi kalian!
"Lo berdua dari mana aja!?"
Tanya Abang yang mungkin sedari tadi mencari kami.
"Senang-senang Bang" ucapku diiringi senyuman lebar.
"Ah sial lo, gangajak!" jawab Abang.
"Hahaha udah lo tuh pantesnya jadi hansip, jagain para warga" sahut Ade disusul dengan tawa.
"Bawel lu! Gue coret dari kartu keluarga lo ntar!"
Aku terbahak-bahak melihat tingkah mereka, kami dengan wargapun akhirnya naik ke helikopter tanpa halangan semoga ini adalah akhir dari segalanya.
******************************
Hallooha seperti biasaa gaiz dont forget to voment and add this story into ur reading list okehhh i lope u readers. Males ngoceh lagi puasa hehehehe. See u
KAMU SEDANG MEMBACA
SURVIVE IN Z WORLD (END)
ActionNext part from SURVIVE IN INDONESIA Happy reading...