sembilan belas

860 92 3
                                    

"Febby, ayah akan pergi untuk waktu yang lama besok, ayah ingin kamu jaga diri baik-baik ya. Jangan lupakan apa yang sudah ayah ajarkan dari kecil"

Ayahku mengucapkan sesuatu yang tidak aku duga tiba-tiba dan itu membuatku kepikiran apa yang akan ayah lakukan sehingga harus pergi dalam jangka waktu yang lama.

"Memang nya ayah akan pergi kemana?" Tanyaku.

"Ayah akan meneliti untuk beberapa waktu, ayah hanya ingin berpesan bahwa ayah sangat berharap banyak padamu. Jadilah anak yang berguna bagi sesama, dan jangan pernah lelah untuk menolong satu sama lain oke?"

"Baiklah ayah, aku akan membuktikan bahwa aku bisa menjadi anak yang ayah banggakan"

"Terimakasih banyak feb, ayah sayang kamu.." sahut ayahku dengan mata yang berkaca-kaca.

"Iya ayah, Febby juga sayang ayah" jawabku seraya memeluk nya.

***

"Lucy, apa kamu baik-baik saja?"

"Aku baik-baik saja kak, bagaimana denganmu?"

Dia menyembunyikan luka yang berada dilengan nya seraya meneteskan air mata.

"Ada apa kak?"

"Bukan apa-apa Lou, aku tidak ingin hal buruk terjadi padamu jadi aku hanya ingin kau berjanji padaku satu hal" ucapnya tiba-tiba.

"Apa itu?"

"Bila dunia ini merenggut sesuatu yang berharga darimu berjanjilah padaku untuk tidak menyalahkan apalagi membenci dirimu, ingatlah bahwa diluar sana masih banyak orang-orang baik yang akan bertemu denganmu bagaimanapun caranya. Apa kau bisa menepati janji itu?"

"Iya kak, akan aku usahakan"

"Kau adalah anak yang tangguh Lou, ayah ibu pasti sangat bangga padamu" sahutnya seraya memelukku dengan erat.

***

"Lu ngapain si bang!?" Sahutku kesal.

Dia hanya tertawa setelah mengerjaiku.

"Bu liat Abang tuh! Dia gabisa diem ih!"

"Abang!!! Jangan jailin adeknya terus ah, sekali-kali kamu jagain adekmu. Walaupun kalian sepadan, harusnya kamu tau kalo dia tetap butuh perlindunganmu"

Aku berlari keluar rumah karena perasaan kesal, tanpa menyadari bahwa sepeda motor sedang melaju kencang ke arahku.

Aku mematung memejamkan mataku seakan-akan pasrah bila memang motor itu akan menabrak ku, tapi tiba-tiba saja seseorang menarik tanganku sehingga aku berhasil lolos dari kecelakaan itu.

Aku mendengar pengendara motor itu membunyikan klakson panjang dan berlalu begitu saja, dan akupun membuka mataku perlahan.

"Lo gapapakan?" Tanyanya.

Aku sangat kaget bahwa dia telah menyelamatkan ku.

"Lain kali hati-hati yaa!"

Aku memalingkan pandanganku karena masih merasa kesal padanya, tapi di lubuk hatiku yang paling dalam aku sangatlah mengaguminya.

***

"Jujur aku tidak bermaksud membuatnya kesal, aku hanya ingin dia kembali mengerjaiku dan tertawa bersamaku. Tetapi yang dia lakukan malah mengadukan tingkahku kepada ibu, dasar cowok lemah" ucapku dalam hati.

Tiba-tiba saja dia berlari keluar, aku langsung bergegas mengejarnya.

Aku panik karena melihat sebuah sepeda motor melaju kencang ke arahnya, dengan sigap aku menarik tangannya agar tersingkir dari sana.

Aku tersenyum melihat wajahnya yang pucat, berfikir apa yang akan terjadi bila saja aku terlambat beberapa menit tadi.

"Dasar bodoh kau membuatku sangat khawatir" batinku.

"Lo gapapakan?" Tanyaku memastikan.

Dia hanya diam memandangi ketampananku selama beberapa menit.

"Lain kali hati-hati yaa" sambungku.

Dia memalingkan wajah malunya, apa dia tidak tahu bahwa semua ini ku lakukan demi melindungi keselamatan nya!

***

"Selamat atas kelahiran bayi kalian! Bila kalian butuh sesuatu, bilang saja oke?" Ucap Shen.

"Terima kasih banyak atas semua bantuanmu Shen!" Sahutku.

"Tentu saja Erick"

Shen pergi meninggalkan ruangan, aku membalikan pandanganku kembali kepada Irina dan bayiku.

"Jadi... Harus kuberi nama apa dia?" Tanyaku seraya tersenyum.

"Dia sangatlah tampan, kau harus memberi nama terbaik untuknya!" Jawab Irina.

"Bagaimana dengan swan?"

"Kau fikir bayi kita seekor angsa!?" Sahutnya dengan raut wajah sebal.

"Hehehe aku hanya bercanda, aku akan menamainya Reno... Reno febriano! Bagaimana?"

"Aku suka nama itu, Reno febriano" ucap Irina dengan senyuman lebar.

"Cepatlah tumbuh Renoku sayang, aku yakin kamu akan menjadi anak yang hebat seperti ayahmu" sambung Irina.

"Iyaa.. kau benar, dia akan menjadi anak yang hebat"

Kami berdua menatapnya dengan penuh harap, karena kami yakin bahwa dia akan menjadi lelaki yang menakjubkan.

***

"Semuanya bangun! Kita sudah sampai!"


************************************

Ini sih flashdisk! Eh flashback doangan, tapi ini butuh loh gengs demi mendalami semua karakter. Yagak? Hehehe, kalo begitu next nexttt. Voment ya janlup.

SURVIVE IN Z WORLD (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang