(MARKAS BESAR SHANGHAI)
"Apa maksudmu? Apa kau yakin Joe lah dalang dibalik semua ini?"
"Aku sangat yakin Bratt, karena dr. Reyhan memberi tahuku semuanya" ucap paman Shen.
"Siapa dia?"
"Dia adalah asisten Bill yang membantu Bill membuat semua ini, tapi Joe lah yang membuat serum agar semua ini terjadi"
"Dasar keparat! Lalu apa yang akan kau lakukan?"
"Aku akan pergi ke Paris!"
"Kau yakin? Seluruh dunia sudah hancur Shen! Apa yang akan kau dapatkan disana?"
"Sebelum Bill kehilangan nyawanya, dia memberi pesan kepada dr. Reyhan bahwa dia masih menyimpan serum yang bisa dijadikan obat disana"
"Kalau begitu sebagai teman lama aku akan membantumu! Tapi maaf aku hanya bisa memberikan transportasi dan memantau dari sini Shen"
"Itu sudah lebih dari cukup Bratt"
"Dr. Reyhan! Reno! Kemarilah!"
Paman Shen memanggil kami, aku mengajak Febby untuk ikut menghampirinya.
"Ada apa tuan?" tanya dr. Reyhan.
"Dengarkan baik-baik, dokter permintaanmu telah terkabul! Kita akan pergi ke paris besok, dan Reno, Febby, walaupun aku membawa beberapa anggota, tapi aku juga butuh orang berbakat seperti kalian untuk ikut mengawal dr. Reyhan, ajak kawan-kawanmu juga kalau mereka berkenan! Kalian harus ingat betapa pentingnya misi ini dan diluar sana sangat berbahaya. Oleh karena itu aku ingin kalian bersungguh-sungguh membantuku karna kalian menjadi tanggung jawabku juga. Satu hal lagi, buat ayah kalian bangga anak-anak!"
Ucapan paman Shen membuatku sangat bersemangat, inilah saatnya aku membuktikan ke ayahku bahwa aku bisa menjadi seperti dirinya.
"Debang! Sini!" panggilku.
"Jadi, apa kalian ikut?" tanya paman Shen.
"Tentu saja kami ikut!" ucap Febby dengan senyum lebar.
"Kalau begitu, persiapkan diri kalian anak-anak! Beristirahatlah terlebih dahulu, aku akan mengkonfirmasikan ini kepada Bratt" ucap paman Shen berlalu.
"Ha? Ikut apaan?" ucap Abang melongo.
"Hahaha udah ntar gue jelasin" ucapku tertawa.
Kamipun pergi ke kamar untuk beristirahat, sesampainya di kamar Debang langsung melompat ke arah kasur dan tertidur pulas.
"Dasar kebo" ucap Febby.
"Hahaha biarin sih Feb, mungkin mereka kecapean" jawabku.
"Hehehe, Ren gue blom ngantuk. Gimana klo lo samperin Puti izin buat pergi besok? gue temenin"
"Ohiya bener, yaudah ayuk"
Kami berdua beranjak kearah kamar Puti, aku mengetuk pintu kamar pelan.
"Iya sebentar..." sahut seorang wanita dari dalam kamar.
"Lah suaranya ga asing Feb, tapi bukan suara Puti"
"Iya ya, kek pernah denger suaranya" ucap Febby.
Seorang wanita mengenakan kaos lengan pendek membukakan pintu.
"Sindy????" ucapku dan Febby sedikit keras.
"Febby? Reno?"
Apa yang kami lihat benar-benar mengejutkan, reflek Febby langsung memeluk Sindy.
KAMU SEDANG MEMBACA
SURVIVE IN Z WORLD (END)
ActionNext part from SURVIVE IN INDONESIA Happy reading...