(REPUBLIC RAKYAT CHINA)
[21:00]"Kita sampai! Semua anggota diharap untuk mensterilkan jalan para warga!"
Ucap paman Shen dengan handy talkynya, semua tentarapun turun terlebih dahulu mengamankan jalan.
"Lapor kapten, bahaya yang terlihat negative!" ucap prajurit dari handy talky.
"Buat posisi bertahan, aku akan mencari jemputan dari markas terdekat"
"Siap laksanakan"
Paman Shen menyalakan radio komunikasi.
*meminta bantuan ke markas terdekat, bila ada yang mendengar dimohon untuk menjemput kami di pesisir pantai Timur ganti!
Belum ada jawaban selama beberapa menit.
"Kapten! Zombie terlihat! Kita diserang! Sekali lagi kita diserang!" suara tentara dari handy talky mengaggetkan kami.
"Apa yang harus kita lakukan paman?" tanyaku.
"Bisakah kalian membantu para anggota di bawah? Aku akan terus menghubungi markas dari sini"
"Biar gue aja sama Abang Ade! Lo tunggu sini aja Ren bantu paman shen kalo ada sesuatu!" ucap Febby.
"Aku juga akan membantu!" sahut dokter Reyhan.
"Apa kau yakin dokter?"
"Iya, disana aku juga diajarkan menembak"
"Yaudah Febb, gue serahin semuanya sama lo. Dan kau juga dokter, hati-hati ya!"
Merekapun mengangguk dan pergi untuk membantu pengamanan.
*sekali lagi, meminta bantuan ke markas terdekat, bila ada yang mendengar dimohon untuk menjemput kami di pesisir pantai Timur ganti!
*markas Shanghai disini! Laporkan situasi setempat dan titik penjemputanmu!
Akhirnya saluran kami terjawab.
*kami diserang dan butuh bantuan secepatnya, kami membawa kurang lebih 30 warga dan 15 personil tentara. Kami berada tepat di pesisir pantai Timur.
*helikopter akan tiba disana dalam waktu 10 menit, bertahanlah!
Aku menghela nafas lega, begitu juga paman Shen.
"Kalau begitu ayo kita kebawah dan bawa semua warga keluar kapal" ucap paman Shen.
"Baiklah, ayo paman!"
Kamipun turun ke lantai bawah dan menenangkan para warga yang ketakutan.
"Semuanya diharapkan jangan panik, akan ada helikopter yang menjemput kita 10 menit lagi. Harap semuanya keluar dari kapal dengan tertib"
Ucap paman Shen dengan nada keras, akupun mencari keberadaan Puti.
"Reno!!!" teriak Puti dari arah belakangku.
"Kamu dari mana ajasih! Aku nyariin juga" lanjut puti dengan wajah cemberut.
"Duhh aku gakemana mana kok, aku baru aja turun dari lantai atas" jelasku.
"Haduhh anak muda hahaha" ucap paman Shen sembari tertawa.
"Ah paman kaya gapernah muda aja. Yaudah Puti kamu mau ikut kumpul sama warga, atau bareng aku kedepan?"
"Sama kamulah! Tapi ngapain kita kedepan?" tanya Puti.
"Nangkep kadal. Ya pergi dari kapal lah putii" jawabku sambil tersenyum lebar.
"Ihh nyebelin!"
"Hehehe yaudah ayuk"
Akupun menggandeng tangan Puti, paman Shen memimpin dan diikuti para warga. Sampai diluar kami melihat zombie-zombie jelek berlarian menghampiri, tapi posisi kami cukup kuat untuk menahan mereka yang tidak terlalu banyak.
Aku melihat ketiga sahabatku sedang beraksi menembaki mereka, adrenalinku pun terpacu untuk bergabung dengan mereka.
"Mau kemana?" tanya Puti.
"Ikutan hehe" jawabku tersenyum.
"Aku ikut juga tapi"
"Dibelakang Abang ya tapi" ucapku memohon.
"Yaudah gapapa"
Aku menghampiri Abang dan menepuk pundaknya.
"Jagain Puti bentar bang"
Setelah meminta bantuan Abang aku langsung lari ke barisan depan seraya mengeluarkan dual handgun ku dan menghempas kepala mereka.
Aku maju terus menerus dengan gesit sampai akhirnya berada paling depan, Febby tidak mau kalah dan menyamai posisinya disampingku kami berdua saling bekerja sama melindungi satu sama lain. Anggota yang lain ikut melangkahkan kaki kedepan setelah kami berhasil meratakan zombie dan menjaga jarak dengan para warga.
Aku tidak menyangka kalau kedatangan zombie-zombie itu bisa kami tahan bahkan sampai mereka habis. Wargapun bersorak dan bertepuk tangan atas apa yang kami lakukan tadi.
"Kalian benar-benar hebat" puji tentara yang berjuang bersama kami.
Putipun berlari dan langsung memelukku, ketiga sahabatku mulai bersiul-siul mengejek. Tak lama kemudian helikopter yang menjemput kami datang, seorang pria menggunakan seragam yang penuh diisi mendali keluar mendekati kami, paman Shen langsung menyambutnya.
"Selamat malam Shen!" ucap pria itu.
"Selamat malam jendral, suatu kehormatan kau turut ikut menjemput kami"
"Panggil saja aku Bratt! jendral adalah panggilan lamaku Shen, dan seperti yang kau lihat, kita tidak melawan manusia lagi sekarang. Tapi para monster, lagipula aku sudah bosan bila harus terus berada di markas dan diam seperti patung tidak ada salahnya bukan bila aku kembali terjun ke lapangan?" jelas pria itu.
"Benar sekali pak, aku sangat senang melihat orang hebat sepertimu kembali memimpin pasukan"
"Hehehe tidak perlu dilebihkan, kau juga tidak kalah hebatnya bukan Shen? Kenyataanya zombie-zombie itu habis walau mereka 3 kali lipat jumlahnya melebihi pasukanmu" puji pria itu.
"Ahaa, aku tidak sendirian Bratt. Pemuda-pemuda inilah yang berhasil membantuku menghabisi mereka" jawab paman Shen seraya menunjuk kami.
Kamipun membungkuk menunjukan rasa hormat, setelah berbincang-bincang akhirnya kamipun di evakuasikan ke markas yang ada di Shanghai.
******************************
Hello everybadehh, ayo di vote yaa sama komen donggg jangan diem-diem bae bacanya hehehe. Apa ceritanya kurang seru? Klo kurang seru gonggong yakk... Ok then see u in the next chapt tengkok badak.
KAMU SEDANG MEMBACA
SURVIVE IN Z WORLD (END)
AksiNext part from SURVIVE IN INDONESIA Happy reading...