Nihil

1.3K 242 9
                                    

Beberapa minggu berlalu sejak trio Steve - Sam - Anna diam-diam berniat untuk membawa Bucky ke Avengers Tower. Well, easier said than done, karena sampai sekarang Bucky sama sekali belum terlihat lagi. Sedangkan Anna, ia masih belum terbiasa dengan "kesibukan" barunya: personal assistant di jam kantor lalu menjadi mata-mata di malam hari. Bohong jika Anna tidak merasa lelah sama sekali. Saking lelahnya, Anna pernah hampir lupa menyiapkan meeting penting untuk Tony, untung ada FRIDAY yang mengingatkannya. Anna juga pernah tidak sengaja meninggalkan barang bawaannya di cafe saat makan siang karena ia melihat seseorang yang mirip dengan Bucky berjalan melewati cafe tersebut. Kalau waitress yang baik itu tidak mengejar Anna keluar, ia pasti sudah pulang dengan tangan kosong.

___

Enam bulan sejak terakhir Anna melihat Bucky...

"Mungkin dia sudah pindah," kata Sam, "FRIDAY juga sudah nggak bisa melacaknya lagi."

Steve terdiam. Sejujurnya, ia juga tidak tahu apa yang harus dipikirkan saat ini. Waktu menunjukkan jam 4 pagi. Mereka selalu berkumpul disaat seperti ini, di waktu dan tempat yang sama, pastinya sebelum orang lain terbangun.

"Padahal kita memiliki peluang yang sangat baik. Kira-kira apa yang salah ya?" Sam berkata lagi.

Anna yang duduk di sebelah Steve, kemudian menatapnya dan bertanya, "Steve, kau masih mau melakukan ini?"

Steve berpikir sejenak lalu ia menggelengkan kepala, "Tidak, sudah cukup. Tidak ada petunjuk baru mengenai keberadaannya, mungkin Sam benar, dia sudah pindah ke tempat lain." Jelas sekali ada rasa kecewa tersirat dalam nada bicaranya.

"Jadi begitu saja? Kita kembali lagi ke nol," kata Sam frustrasi.

"I'm sorry you guys didn't get anything," Anna ikut prihatin.

"Nah, it's okay, this is what you'll get when chasing a ghost. Aku harus mengakui kalau orang itu benar-benar pintar bersembunyi," balas Sam.

"Kalau tidak ada yang dibicarakan lagi, aku mau kembali ke kamar ya," tambahnya.

Steve mengangguk dan Sam pun keluar dari ruang meeting, meninggalkan Steve bersama Anna. Anna yang duduk di samping Steve mencoba menghiburnya dengan mengelus pelan punggung Steve. Itulah yang Anna sering lakukan belakangan ini. Steve selalu terlihat tegang sejak ia tahu Bucky berada di kota yang sama dengannya. Bahkan Nat sempat menanyakannya pada Sam, namun Sam cukup pandai berkelit.Tanpa sadar, Steve pun memiliki harapan yang (terlalu) tinggi untuk bisa menemukan teman baiknya kembali.

"Kita sudah dekat sekali, tapi kenapa ia kembali menghilang?" Steve bertanya-tanya.

"Pertanyaanmu itu memiliki banyak sekali jawaban, Steve," lalu Anna tersenyum tipis, "Kalau memang Bucky ingin kita menemukannya, ku rasa kita akan tahu. Mungkin ia masih membutuhkan waktu untuk berpikir, atau siapa tahu dia masih berusaha untuk menemukan dirinya sendiri setelah apa yang dilakukan HYDRA padanya," jawab Anna. Sebisa mungkin ia tidak mau Steve kehilangan harapan.

"Ya, mungkin kau benar," Steve menatap Anna, "Kau selalu bisa menemukan kata-kata yang tepat ya?" Steve tersenyum. Sudah lama ia tidak tersenyum seperti sekarang, dan it feels too good. Belakangan ini ia terlalu memenuhi pikirannya dengan Bucky dan itu membuatnya terlihat terbebani. 

"Maybe it's my gift," Anna menyombongkan diri sedikit dan Steve pun tertawa kecil.

"Lalu, apa yang akan kau lakukan sekarang?" Steve bertanya.

"Seperti Sam, mencoba kembali tidur, mungkin. Kau?"

"Aku juga akan kembali ke kamarku," jawab Steve lalu ia berkata lagi, "Thank you, Anna. You did a lot to help us."

"Ah, kau membesar-besarkan. Aku belum melakukan apa-apa," Anna tersenyum, lalu tiba-tiba sebuah ide yang tampaknya sangat bagus terbersit di pikirannya, "Eh, bagaimana kalau kita ke Central Park hari ini? Tony nggak akan keberatan kalau aku ambil cuti sehari saja. Sepertinya kita amat sangat butuhrefreshing," kata Anna.

"Boleh juga, what a great idea," Steve tersenyum. Anna memang benar, mereka benar-benar membutuhkan udara segar.

"Baiklah. Mungkin kita bisa makan pagi dulu sebelumnya. Mmm, bagaimana kalau sandwich? Ingat nggak ada tempat breakfast baru dekat Times Square? Kita belum sempat mencobanya kan?"

Steve tertawa kecil melihat Anna yang bersemangat seperti ini, "Iya, aku ingat. Boleh-boleh saja kalau kau mau mampir kesana."

"Okay, sekitar jam 9 ku tunggu di lobby ya. Jangan telat," Anna tersenyum sambil berjalan keluar ruangan. Steve mengacungkan jempolnya tanda setuju.

.

.

.

Steve baru saja melangkah masuk ke lift untuk bertemu Anna ketika FRIDAY memberitahu kalau Tony ingin bertemu dengannya di workshop. Steve mengiyakan dan lift pun membawanya ke lantai workshop Tony. Sesampainya di depan workshop, Steve memasukkan kode aksesnya dan pintu pun terbuka. Ia langsung dapat melihat Tony di balik mejanya.

"Tony, kau mau bertemu dengan ku?"

"Hey, Cap. Kau mau keluar dengan Evans? Dia baru saja meminta cuti," tanya Tony.

"Iya, aku baru mau turun ke lobby," jawab Steve.

"Aku perhatikan kalau Evans punya tempat favorit baru ya, sebuah coffee shop, dan dia selalu kesana pada malam hari. Awalnya kelihatan biasa saja sih. Tapi kalau diperhatikan, dia selalu duduk di luar, pandangannya fokus ke jalan, sepertinya sedang menunggu seseorang. Kau tahu tentang hal ini?"

"Aku tak tahu apa yang kau bicarakan, Tony," kata Steve berusaha untuk tetap tenang meskipun dalam hatinya tahu kalau suatu saat Tony akan mengetahui hal ini.

"Bullshit!" bentak Tony, lalu ia memperlihatkan semacam video dari CCTV kepada Steve, "Kau lihat? Dia selalu berjalan dengan rute dan menuju tempat yang sama. Lalu kau, dan terkadang Wilson mengikutinya dari belakang, tapi tidak pernah sekalipun terlihat bersama. Apa-apaan ini, Rogers?? Hal bodoh apa lagi yang kau lakukan?" Tony meninggikan suaranya.

"Tony...," Steve mencoba mencari kata-kata yang cocok. Lalu ia berkata lagi, "Please believe me. Aku sendiri tidak yakin apa yang aku cari," Steve berkelit.

"Tapi kenapa kau bawa-bawa Evans??" Tony semakin emosi.

"Dia hanya ingin membantu."

"Kau bisa saja minta Romanoff, kan?! Apa jangan-jangan... Ini soal temanmu yang buron itu???"

"I  really can't say anything right now."

"See?! Kau mengakuinya kalau begitu." Kemudian Tony menghela nafas panjang, "Kau tidak menyerah ya? ... OkayFine. Do whatever you want. Sekarang aku akan berpura-pura tidak tahu apa-apa dan aku akan tutup mulut mengenai hal ini. Tapi, kalau sampai terjadi apa-apa dengan Evans, aku tidak akan pernah memaafkan kau atau Wilson. Aku membawa dia kesini bukan untuk dilibatkan ke hal lain yang mengancam nyawanya!" Tony menatap Steve dalam-dalam dan Steve pun tahu seberapa seriusnya Tony dengan setiap kata yang keluar dari mulutnya.

"Aku akan menjaganya."

"You better, Rogers, you better."

A New JobTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang