Our Missing Person

1.4K 263 18
                                    

Steve segera mengganti pakaian dengan yang lebih santai sesaat setelah masuk ke kamarnya, lalu duduk di depan komputer. Jarinya mengetuk-ngetuk meja sambil memikirkan harus mulai dari mana penyelidikan yang ia janjikan ke Anna. Ah bukan. Sebenarnya, pertanyaan sesungguhnya adalah: apa iya, ada orang waras yang mau macam-macam dengan Avengers? Bukannya sombong, namun faktanya adalah nasib baik tidak berpihak pada mereka yang berani mengancam keamanan dunia, apalagi ini hanya satu orang pria yang -menurut Steve- lebih terdengar seperti seorang "stalker". Seharusnya bukan apa-apa, batin Steve. Namun tidak ada salahnya mencari tahu kan.

"FRIDAY, you're up?"

"Always, Captain Rogers. Ada yang bisa saya bantu?"

"Aku ingin kau melakukan pencarian orang. Limited access, hanya untukku. Tolong tampilkan kamera jalan dekat Mandarin Hotel saat Gala Dinner yang lalu dan di sekitar restoran malam ini."

"Segera, Captain Rogers."

Tidak perlu menunggu lama sampai FRIDAY menampilkan beberapa rekaman kamera di kedua tempat yang diminta Steve. Ia mengarahkan FRIDAY untuk menampilkan video di sekitar hotel terlebih dahulu. Steve bisa melihat dengan jelas rekaman yang memperlihatkan ketika Anna masuk ke dalam mobil sepulang dari Gala Dinner. Steve juga langsung bisa melihat orang yang dimaksud Anna. Ia memundurkan rekaman beberapa menit sampai setengah jam, lalu satu jam, lalu satu setengah jam sebelumya. 

Tiba-tiba, Steve merasakan gejolak yang tidak mengenakan dalam dirinya ketika menemukan fakta bahwa orang misterius tersebut sudah berdiri selama sekitar satu setengah jam sebelum Anna keluar dari hotel, yang berarti orang itu juga sudah ada ketika timnya dan dirinya sendiri meninggalkan hotel. Satu hal yang disayangkan Steve adalah tidak ada penerangan yang memadai di trotoar seberang Mandarin Hotel karena adanya gedung yang sedang dibangun. Ia tidak bisa melihat jelas wajah orang itu. Selanjutnya, Steve sama sekali tidak dapat menemukan rekaman lain yang menunjukkan dari mana datangnya orang tersebut. Entah keberuntungan, atau memang orang itu pintar menghindari kamera-kamera jalan.

Berpindah ke rekaman di sekitar restoran, Steve pun menemui jalan buntu. Orang itu benar-benar pandai mencari tempat yang menyembunyikan wajahnya. Ditambah lagi pemilihan waktu yang sempurna. Dua kali orang ini muncul, keduanya terjadi di malam hari. Steve tidak bisa mencari lebih jauh sendiri.

"FRIDAY. Orang ini. Kau bisa melacaknya? Aku ingin tahu dia datang dari mana atau kemana perginya. Lebih bagus jika kau bisa mendapatkan petunjuk wajah yang lebih jelas, katakanlah di siang hari. Dengan begitu kau juga bisa mencari identitasnya."

FRIDAY dengan sigap melakukan apa yang diminta Steve. Namun tidak tanpa peringatan kalau pencariannya dapat memakan waktu yang lumayan lama. Steve tidak keberatan.

Sekitar satu jam kemudian, Steve sedang duduk di ranjangnya sambil membaca buku ketika FRIDAY memberitahunya kalau ia sudah mendapatkan apa yang ia minta. Setelah aba-aba dari Steve, FRIDAY langsung menampilkan foto sesosok pria yang diambil dari kamera jalan, lengkap dengan identitas pria tersebut di sampingnya. Ketika Steve melihat data tersebut, ia dapat merasakan jantungnya berhenti sepersekian detik.

"No way."

Steve mengalihkan pandangannya menjauh dari layar monitor. Setelah berpikir beberapa saat, Steve memutuskan kalau ia harus bicara dengan Sam. Jam dinding di ruang santai depan kamarnya sudah menunjukkan pukul 2 pagi, namun itu tidak menghalangi Steve untuk mengetuk pintu Sam seperti orang gila.

"Sam, ini Steve." Tidak butuh waktu lama untuk Sam membuka pintunya. Ia terlihat seperti sudah tertidur pulas selama beberapa jam, "Hei, man. Kau baru pulang?"

"Aku perlu bantuanmu," kata Steve.

"Ooo kay," rasa kantuk Sam langsung hilang sekejap setelah mendengar nada bicara Steve yang teramat serius.

A New JobTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang