Flu Sucks!

861 147 8
                                    

[Unspecified Location]

Steve, Nat, dan Sam berada di gubuk reyot di tengah hutan belantara. Sambil ditemani cahaya lilin, mereka beristirahat sambil memeriksa beberapa bukti yang telah diambil dari fasilitas HYDRA di Siberia, kebanyakan berupa laporan misi. Ada juga rekaman video yang mereka ambil dan semuanya ada di pesawat jet yang terparkir di luar sana. Steve sedang mengamati keheningan hutan dari jendela ketika Nat duduk di sampingnya.

"I was wondering when you will tell her about your feeling," kata Nat tiba-tiba.

"Bahas ini lagi? Serius, Romanoff?" protes Steve.

"Then why are you always avoiding this conversation?"

"Enggak. Aku hanya... Aku pikir sudah seharusnya kita menghormati Anna, dia itu di sana bekerja dengan kita."

"Kau mau aku percaya dengan alasan itu?" Nat menyunggingkan senyum sebelah.

Steve menarik nafas dan menggelengkan kepala. Nat selalu bilang kalau ia tidak mempunyai bakat untuk berkata bohong. Lama kelamaan, mau tak mau, Steve harus mengakui kalau Nat memang benar.

"The rest of the team can see clearly what happened between you two. Setiap kau pulang dari tugas, besoknya pasti kau selalu menyempatkan diri untuk menghabiskan waktu dengannya. Anna juga selalu menyambut gembira kepulanganmu. Well, dia memang begitu ke semua orang, tapi ada yang berbeda jika denganmu, Rogers. I never heard you laugh the way you did with her, it's pure happiness and joy."

"We're just friends, Romanoff. Kau mau aku melakukan apa lagi sih?" tanya Steve yang tidak pernah nyaman jika Nat atau siapapun mulai membicarakan soal Anna.

"You know? You both always said that. But there's something more, you just won't admit it. Dengarkan aku. Aku tahu kalau aku tidak berhak membuatmu melakukan sesuatu di luar kehendakmu, tapi aku meminta, ah tidak, aku memohon padamu untuk memikirkannya masak-masak. Keputusan akhir tetap ada di tanganmu, dan aku ingin kau yakin seratus persen dan kau tidak akan menyesalinya."

"I'll think about it," jawab Steve sambil melirik ke arah Sam. Temannya itu sudah tertidur pulas sambil memegang file laporan misi HYDRA di dadanya. Pandangannya beralih lagi ke tangan Nat. Ia memegang buku warna merah darah dengan simbol bintang warna hitam di sampul depan. "Bagaimana menurutmu? Kau sudah membaca semuanya?" tanya Steve.

"We got everything we need in here," Nat tersenyum kecil.

"Good. We'll leave at dawn," perintah Steve.

"Steve..." Nat menggapai tangan Steve yang baru berdiri dan memintanya untuk duduk kembali. Hati Nat terasa berat, namun ia harus membicarakannya. 

"Investigasi ini sudah hampir selesai. Semua kebenaran akan terungkap tanpa terkecuali. Lalu, bagaimana dengan orang tua Stark? Apa kau pikir Tony akan melepaskan Barnes semudah itu ketika dia tahu kebenarannya? Tony sudah terlanjur menganggap Barnes orang baik. Apa kau sudah siap dengan reaksi Tony yang aku bayangkan akan sangat buruk?" Nat bisa melihat kalau Steve lebih tegang dari sebelumnya. Rahangnya mengatup dan raut wajahnya berubah menjadi sangat serius.

"Aku masih mencari cara terbaik untuk memberitahunya. Cepat atau lambat, ia akan tahu. Satu hal yang aku takutkan adalah General Ross. Jika sampai General Ross tahu dan campur tangan, firasatku mengatakan kalau Avengers akan terpecah. Aku tidak akan membiarkannya terjadi."

"You have to tell him, Steve. Lebih baik jika Tony mengetahuinya langsung darimu."

"I will, Nat. Segera setelah kita pulang," jawab Steve mantap.

A New JobTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang