Sibuk

1.3K 231 21
                                    

Ada dua hal yang membuat Anna sulit memejamkan mata malam ini. Pertama, si buronan James Buchanan Barnes bisa muncul kapan saja dan dimana saja. Titik. Tidak perlu penjelasan lebih panjang lagi kenapa hal tersebut sukses membuat Anna ingin kabur jauh dari New York. Tapi, sudah pasti tidak mungkin kan. I mean, hello, kerjaan di sini mau ditinggal begitu aja? Nggak sekalian aja jadi buronan-nya Tony Stark? Anna juga membayangkan reaksi Steve kalau saja dia tahu tentang pertemuannya dengan Bucky. Steve pasti langsung kalap mencari Bucky ke setiap sudut kota New York. Belum lagi kalau Stark tahu, urusannya bisa makin panjang. Nope, aku sama sekali nggak butuh drama semacam itu.

Lalu kedua, perasaan ganjil yang memenuhi hatinya saat ia meninggalkan Steve Rogers sendirian di ruang santai beberapa saat yang lalu. It's just a crush, definitely just a crush, nothing more. Anna jelas-jelas memberi peringatan keras pada dirinya sendiri kalau tujuannya disini adalah bekerja, bukan untuk menjalin hubungan romantis, apalagi dengan Steve Rogers, the Captain America himself. Lagipula, pertama dan terakhir kali Anna membuka hatinya untuk seseorang, akhir kisahnya tidak begitu baik. Berantakan, malah. Cukup membuat Anna menolak ajakan kencan dari 2 orang agen SHIELD yang sebenarnya lebih pantas untuknya daripada si mantan (yang dapat dipastikan tamat riwayatnya kalau bertemu dengan Daisy). Lebih baik mencegah daripada mengobati, pikir Anna.

Jam 5.30

Anna sudah duduk manis di meja makan, lengkap dengan pakaian kerjanya. Di hadapannya tersedia roti panggang dan secangkir kopi hitam. Melihat jadwal bos-nya hari ini, Anna yakin kalau ia tidak akan selamat sampai jam 10 jika ia tidak menenggak kopi sama sekali. Lingkaran hitam di bawah matanya sukses disamarkan dengan concealer. Anna kembali menghitung-hitung jam tidurnya semalam. Terakhir ia melihat ke arah jam, kalau tidak salah sekitar jam 3. Berarti ia hanya tidur 2 jam. Bravo, Anna!

Jam 6.10

Anna hampir tersedak kopi saat ia melihat Steve Rogers turun dari ruang santai dengan rambut yang masih berantakan. Jelas sekali ia baru bangun tidur. Anna langsung mengarahkan pandangan ke tabletnya. Why, Anna, why??? Kau kan sudah memutuskan untuk bersikap apa adanya.

"Kenapa aku bangun sendirian?" tanya Steve sambil menarik kursi.

"Aku tidak bisa tidur, jadi aku kembali ke kamar," jawab Anna datar sambil terus memandangi tabletnya.

"..."

"..."

"Kau menyembunyikan sesuatu," kata Steve to the point.

"Menurutmu apa? Aku hanya tidak betah tidur sambil duduk. Kau enak, bisa tiduran," Anna sok protes sambil menyembunyikan pikiran-pikiran yang membuatnya tidak sanggup menatap Steve terlalu lama.

Steve menggelengkan kepalanya sambil tertunduk, perasaannya campur aduk antara bersalah dan senang karena akhirnya ia bisa menghabiskan waktu sejenak dengan Anna sepulang dari misinya.

"Maaf ya," kata Steve.

"Ah, aku bercanda kok. Tidak usah kau pikirkan," Anna tersenyum tipis sambil menatap Steve sekilas, lalu mengambil sepotong roti dan menyantapnya. Pandangannya kembali lagi ke tabletnya.

Shit! Apa sih yang kau cemaskan? protes Anna dalam hati.

"Anna...," Steve berhenti sejenak lalu menghela nafas panjang, "Soal semalam... Aku tidak mau kau salah paham..."

"I know, Steve. It was nothing, right? Aku mengerti kok," balas Anna.

Steve hanya tersenyum meng-iya-kan.

What Steve thought: Ada yang salah. Tapi apa? Masa karena semalam? Jelas-jelas tadi dia bilang kalau itu bukan apa-apa. Ya memang bukan apa-apa, tapi... Dia nggak seperti biasanya. Lebih diam. Kenapa dong?

A New JobTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang