"Kau tahu ini sudah larut malam kan?"
Jam dinding yang tergantung di gym menunjukkan hampir pukul 11 malam. Anna sedang 'asyik' dengan punching bag-nya ketika Bruce Banner masuk ke gym. Anna hanya tersenyum kecil padanya sambil terus melatih kekuatan tinjunya. Bruce kemudian berjalan mendekat ke arah Anna.
"Hi, Doc. Aku pikir kau tinggal di compound malam ini," sapa Anna setelah akhirnya ia berhenti untuk mengambil botol minumnya.
"Awalnya begitu. Tapi ternyata urusanku sudah selesai, jadi lebih baik aku kembali ke sini."
"Oh. Bagus deh. Disini terlalu sepi," Anna tersenyum sambil menyeka keringatnya.
Tidak sengaja pandangan Bruce tertuju ke lengan Anna. Ekspresinya langsung berubah ketika melihat ada memar yang cukup jelas di situ. Anna yang menyadari kalau Bruce sedang memperhatikan lengannya, langsung menutupinya dengan handuk.
"Should I be worry?"
"Ah, tidak. Inilah yang ku dapat karena terlalu ceroboh," Anna memaksakan senyuman di wajahnya.
"Tapi kelihatannya serius," kata Bruce lagi. Ia agak meragukan perkataan Anna.
"It's fine, Doc," Anna menatap Bruce, seolah-olah ia meminta Bruce untuk tidak membicarakannya lagi.
"Baiklah. Bagaimana Tony? Kau sudah bertemu dengannya?"
"Sepertinya sekarang ia sedang berada di workshop. Sejak Ms. Potts pergi, ia selalu sibuk di sana, entah apa yang dikerjakan. Um, FRIDAY, kapan terakhir Mr. Stark tidur?"
"Ini sudah 70 jam sejak terakhir ia tidur, Miss," jawab FRIDAY. Anna dan Bruce pun langsung melotot. Tony memang kadang gila kerja, tapi 70 jam tanpa tidur... Anna saja tidak yakin kalau ia sanggup mempertahankan kewarasannya jika berada di posisi Tony.
"Tuh kan. Aku mengkhawatirkan dia, Dok."
"Kita semua juga begitu, Anna. Tapi tidak ada yang bisa kita lakukan. Tony pasti lebih memilih menyibukkan dirinya daripada memikirkan... Err, hal lainnya."
Anna menghela nafas tanda setuju, namun ia bisa melihat kalau Bruce sedang berpikir.
"Apa yang sedang kau pikirkan?"
"Aku ingin mencoba sesuatu. FRIDAY, kalau Tony masih terbangun dalam 12 jam ke depan, tolong beri tahu aku ya," kata Bruce.
"Yes, Dr. Banner," balas FRIDAY.
"Apa aku perlu tahu sesuatu?"
"Ah, tidak usah. Tapi aku bisa menjamin kalau ia akan tidur segera," kata Bruce dengan sangat yakin.
"Okay, Doc. Do whatever it takes to make him sleep."
"Iya, pasti. Lalu... soal itu...," kata Bruce sambil menunjuk ke arah lengan Anna.
"Ku mohon jangan bilang siapa-siapa. Aku tidak mau membuat hal kecil ini menjadi masalah besar," Anna memohon pada Bruce.
"Itu bukan hal kecil," gumam Bruce, "Ya, terserah kau saja. Tapi kau harus janji kalau kau akan mengobatinya."
"Oke oke. Aku janji," Anna tersenyum.
"Baiklah. Kau masih mau disini?" tanya Bruce.
Anna mengangguk.
"Okay, see you again later, Anna. Don't stay up too late," kata Bruce.
"I won't, Doc," balas Anna.
Setelah Bruce keluar dari gym, Anna bernafas lega. Beruntungnya Anna karena Bruce Banner bukanlah orang yang terlalu ingin tahu. Untuk sementara waktu, ia memang harus lebih memperhatikan pakaiannya. Paling tidak sampai memar di lengannya menghilang. Sedangkan untuk Tony, Anna hanya bisa menduga kalau Bruce mungkin akan mencoba memberikan Tony obat tidur yang kuat. Tidak mungkin kan, Dr. Banner mau jadi Hulk hanya untuk menghajar Tony sampai pingsan. Anna jadi tertawa kecil karena memikirkan hal barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
A New Job
FanfictionKetika Anna Evans menerima tawaran pekerjaan dari Tony Stark, hidupnya pasti menjadi lebih menarik. Setidaknya ia tidak harus melakukan pekerjaan admin yang membosankan. Note: verrryyyy slow burn, your patience is highly required :) *Disclaimer* I o...