Late Night Talk

950 149 19
                                    

Kesimpulan yang bisa ditarik dari ngobrol panjang lebar dengan Wanda adalah: Anna akan menganggap dua kejadian yang membuatnya risau itu, pertama dengan Bucky, lalu Nat, tidak pernah terjadi.

"Menurutku, kau punya pilihan, untuk menanggapi apa yang dikatakan Nat dan apa yang terjadi antara kau dan Bucky, atau... biarkan saja. Anggap saja itu hanya angin lalu."

Anna manggut-manggut mendengar nasehat Wanda. Iya sih, kalau dibiarkan begitu, ia tidak harus pusing. Paling tidak, Anna tidak harus salah tingkah di depan Steve atau Bucky, karena tidak ada apa-apa, benar begitu bukan?

"Tapi, Wan..."

"Kau penasaran?"

Anna mengangguk dan Wanda langsung menarik nafas panjang. 

"Ann, kalaupun Bucky atau Steve memang menyimpan perasaan khusus untukmu, memangnya kau mau bagaimana? Kau juga tidak tahu kan? Jadi, daripada seolah-olah kau memberikan harapan pada salah satu dari mereka, atau dua-duanya, terserah kau...," Anna langsung melotot mendengarnya dan Wanda tertawa kecil, "Ya, menurutku kau seperti biasa saja. Sampai kau bisa memutuskan apa kemauan hatimu."

Wanda mengutarakan pendapatnya dengan amat jelas. Anna tidak akan mendebatnya lagi. Selama hati Anna masih kalang kabut seperti sekarang, sulit untuk menentukan langkah terbaik berikutnya. Jadi, untuk sementara Anna akan mengikuti arus saja. Terserah takdir akan membawanya ke mana. 

Anna memeluk Wanda dan mengucapkan terima kasih karena sudah mau menghabiskan tiga jam terakhir mendengarkan keluh kesahnya. Meskipun Wanda dapat mendengar pikiran Anna dengan mudahnya, namun Wanda ingin sahabatnya itu sendiri yang mengutarakannya. Tujuannya tidak lain supaya Anna bisa merasa lebih lega setelahnya.

"You're right. Rasanya bebanku berkurang," kata Anna sambil menghempaskan dirinya ke ranjang.

"Eh, ini sudah jam 6, Ann. Mau makan tidak?"

Anna buru-buru bangun dan langsung melotot ke jam dindingnya, "Omaigat! Aku belum menyiapkan apa-apa," balas Anna panik.

"Tenang, malam ini aku yang masak saja. Kau temani aku belanja sebentar ya. Aku rasa yang lain juga tak masalah jika jam makan malam mundur satu sampai setengah jam."

Anna langsung mengiyakan. Karena ia belum berganti pakaian dari sejak pulang, ia bisa langsung pergi dengan Wanda.

---

Malam itu, Wanda memasak chicken paprikash*). Meskipun jarang masak, tangan Wanda tergolong cukup cekatan dalam menyiapkan dan memasak bahan-bahan yang diperlukan. Anna pun ikut membantu agar hidangan tersebut dapat disajikan lebih cepat.

Sekitar 45 menit kemudian, chicken paprikash ukuran besar, kurang lebih cukup untuk 8 orang, sudah tersedia di meja makan. Sayangnya, Bucky masih belum bisa bergabung, jadi sebagai aksi protes kecil dari Steve dan yang lain pada Tony, mereka akan makan di ruang kontrol, tidak peduli apakah Tony mengizinkannya.

Akhirnya, hanya Wanda dan Anna yang makan di ruang makan. Wanda tentu tidak mau membiarkan Anna makan sendirian. Jadi ia minta pada Vision yang membawakan makanan untuk Nat, Clint, Sam, Steve, dan Bucky ke ruang kontrol. Sementara Tony makan di workshop, ditemani oleh Bruce.

"Aku tidak terbiasa dengan suasana ruang makan yang sepi begini," kata Anna sebelum menyuap potongan kecil daging ayam dan kentang bersamaan.

"Iya nih," balas Wanda, "Eh, kau belum cerita, hari ini ngapain aja?"

"O iya, aku ke kafe Tom, lalu ke Central Park. Aku benar-benar butuh udara segar."

"Ah iya, kapan-kapan ajak aku dong. Aku kan, mau makan es krim enak itu langsung di tempatnya."

A New JobTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang