karna dua sifatku, membantuku untuk bertahan hidup.
Raynzal Faroza
••••
[SATU]
"BANGSAT, berani lo natap gue!?"
Bentak seorang cowok dengan suara super lantang kepada lawan bicaranya, bahkan urat-urat di lehernya sudah nampak terlihat jelas dengan wajah yang memerah menahan marah.
Suaranya yang sangat kencang membuat semua orang yang mendengarnya segera melihat pertunjukan panas yang saat ini sedang berlangsung di koridor sekolah mereka.
Di lihat dari penampilannya saja, sangat bisa di simpulkan kalau dia bukan anak yang terbilang baik-baik dan mematuhi aturan sekolah.
Rambut yang acak-acakan, baju seragam yang tak dimasukan ke dalam celana, bahkan dibelakang lehernya, terdapat sebuah tatto bergambar sayap.
Karna kesekian kalinya tak mendapatkan jawaban dari lawannya, manusia tampan bername-tag Raynzal Faroza itu kembali meraih kerah baju lawannya, untuk kemudian dicengkramnya kuat-kuat.
"Kasih tau sekarang juga, siapa yang udah bongkar tempat persembunyian gue!" Lagi, pertanyaan itu semakin terdengar menyeramkan di telinga para pendengarnya.
"Sumpah, Rayn, bukan gue!" kali pertama Raynzal mendengar suara dari lawannya, namun ternyata, suara itu semakin membuat dirinya menggila.
Sudah tak bisa menahan rasa sabarnya, Raynzal terlihat memberikan sebuah pukulan cinta sebelum melempar tubuh kurus itu ke lantai. Hampir meretakkan tulang lawannya dengan cara menginjak-nginjaknya kalau saja sebuah suara tak mengganggu aksinya.
"RAYNZAL FAROZA!"
Bentakan lantang yang terdengar dari mulut seorang guru berambut pendek itu menggema di sepanjang lorong sekolah ini. Bentakan yang meminta salah satu murid ternakalnya untuk menghentikan perkelahian itu sekarang juga.
Sedangkan dari kursi penonton, terdapat enam orang sahabatnya yang hanya bisa menahan tawa saat melihat guru cantik mereka berjalan menghampiri salah satu sobatnya itu.
"Bego sih, udah gue bilang matiin di gudang aja, malah dibabat disini." salah satu cowok dengan rambut keriting berkomentar, cowok berwajah tampan dengan name-tag Al Delano yang tertempel di dada kanannya.
"Biar aja biar, kasus diakan baru dua belas. Lumayan nambahin rekor dia dibuku hijau." sambung rekan lainnya dengan nama Steve Aaron yang kembali menghadirkan cekikikan dari arah kanan dan kirinya.
"APA YANG KAMU LAKUKAN!?" Bentakan kedua datang menyapa Raynzal, walau cowok itu sudah menghentikan aksinya, namun tatapan garangnya masih nampak memburu lawannya.
"Saya gak tau apa-apa, Bu. Dia yang tiba-tiba nyerang saya." pembelaan itu datang dari arah lawan Raynzal yang terlihat masih tergeletak di atas lantai.
Memegangi pipinya yang lebam akibat ulah Raynzal tadi.
Pembelaan yang segera menghadirkan tatapan tajam dari arah guru cantik bernama Siwi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Petrichor [Spin Off 1 novel Shanin's Diary]
Teen Fiction#1 in fiction - 2 Maret 2019 [TERSEDIA DI GRAMEDIA] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA! BIASAKAN HARGAI KARYA ORANG DENGAN MEMBERIKAN DUKUNGAN KEPADA PENULISNYA] [PLAGIAT AKAN MENDAPATKAN SANKSI, JADI HATI-HATI^^] [COMPLETED] Raynzal Faroza. Mari kita deskrips...