Cukup berkutat dengan rindu,
Dia saja belum tentu ingat kamu.
Lalu, kenapa harus terus bicara soal masa lalu?
-Dear, Mantan 2\\//
Ardita saat ini sibuk merapihkan barang-barang nya, sudah sepekan lebih dia di Jakarta dan harus kembali ke Bandung. Dia mulai mempersiapkan apa saja yang harus dibawa untuk ke Bandung.
"Ardita?" Ah itu sudah jelas suara Bunda yang sibuk sendiri, jika Ardita akan kembali ke Bandung.
"Kenapa bunda?"
"Kamu berangkat sama siapa?" Ardita mengerutkan kening nya, dia lebih memilih menemui Bunda nya saja dibanding mengobrol jarak jauh.
Dari anak tangga pun Ardita sudah melihah Cathrin yang sedang menyiapkan makanan instan untuk Ardita di Bandung.
"Tadi, Bunda nanya aku berangkat sama siapa?"
"Emang suara Bunda ga kedengeran ya?"
"Engga gitu, cuma takut salah denger aja."
"Jadi sama siapa?" Cathrin menghampirinya sambil memberi segelas jus Alpukat.
"Sama Ayah kan?"
"Loh? Emang udah bilang sama Ayah?"
"Setiap aku kemana-mana juga ya ga perlu minta kan, Ayah pasti nganterin."
"Ayah tadi titip uang kamu ke Bunda, itu artinya Ayah pulang nanti malam dan gabisa anter kamu."
"Kenapa sih? Bukan nya dulu Ayah yang posesif, kenapa jadi sekarang aku yang kebingungan."
"Galih? Bukannya biasa nya bareng kan kalian."
Ardita diam, dia baru ingat bahwa waktu itu hubungan nya tidak baik dengan Galih. Rasa bersalah itu baru muncul saat ini, saat Ardita membutuhkan seseorang.
"Bunda tau, kamu dikasih titipan sama Arnold. Tapi bukan berarti kamu bersikap seperti itu sama Galih." Ardita menoleh cepat, "Gitu gimana sih, Bunda?"
"Bunda paham tanpa kamu jelasin, bukti nya mana Galih? Dia udah gapernah kesini lagi."
"Ya aku ga tau lah, banyak tugas mungkin. Ya emang dia siapa aku? Masa iya harus terus main kesini." Ardita berjalan meninggalkan meja makan, lalu menuju anak tangga.
"Ga semua orang yang kamu anggap baik tepat untuk kamu. Yang terpenting itu seseorang yang ada di waktu yang tepat." Kenapa Bunda nya lebih menyudutkan anak nya sendiri.
"Aku tau Bunda, sebagai pendiksi aku tau itu. Aku ga mungkin kan setelah melakukan kesalahan, lalu tiba-tiba tanpa dosa meminta pertolongan?" Ardita membalikan badan nya menatap Cathrin.
"Sekarang gini, Bunda tanya kamu berangkat sama siapa kalau udah gini?"
"Sama saya tante." Suara itu sukses membuat Ardita menoleh terkejut dan membuat Cathrin ingin berteriak layak anak remaja yang bertemu dengan artis idola nya.
"Galih?" Tanya Ardita tanpa bersuara.
"Kita berangkat sekitar 30 menit lagi, lo udah siap?" Tanya Galih, yang justru membuat Ardita bingung.
![](https://img.wattpad.com/cover/144392332-288-k69045.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Mantan 2
Genç Kurgu"Bisa kah kita bertemu, pada pertengahan garis waktu kita yang tidak pernah sama?" Perihal hubungan yang tidak pernah ada yang menjamin. Waktu pernah berbaik hati pada Ardita dan Arnold, memberi kali kedua yang sekiranya membuat mereka kembali. Namu...