Duabelas

2.8K 122 16
                                    

Tidak ada yang lebih baik, dibanding menyamar selain diam.
Di saat menyimpan rasa nya pada yang bukan hak nya.
-Dear, Mantan 2

\\//

Semenjak hari Ardita pulang ke Jakarta, sudah ketiga kali nya pada jam yang sama dia mendapat kiriman paket bunga. Awalnya dia sengaja duduk di depan teras rumah setiap sore, dan pada saat itu dia mendapatkan kiriman pertama. Lalu, Ardita mencoba hal itu di hari kedua. Dan nyatanya benar, kiriman itu ada lagi.

"Galih, rajin banget tiap hari kirimin lo bunga."

"Bukan dari Galih." Ardita tidak menoleh, dia masih fokus pada ponselnya.

"Terus?"

"Lo liat aja sendiri."

Ardeta mengambil salah satu bucket bunga itu, lalu melihat tanda pengirimnya di sana.

Jangan lupa bersyukur hari ini.

Lv:Adhyastha Prasaja.

"Kay? Adhyastha?" Ardeta membawa satu bucket itu ke arah Ardita.

"Iya, gue ga kenal."

"Coba lo inget-inget lagi." Saran Ardeta.

"Gue emang ga asing sama nama itu, tapi gue ga punya temen dengan nama itu Ayla."

"Udah berapa kali dia ngirim?"

"Ketiga kalinya, semenjak gue balik kesini."

"Mungkin penggemar lo kali." Ardeta bangkit lalu menyimpan kembali bunga itu.

"Gue gatau, yang jelas Galih ga tau soal ini."

"Kenapa?"

"Gue ga enak lah."

"Kata siapa lo enak?" Celetuk Ardeta.

"Ga nyambung lo ah." Ardita terlihat sangat malas untuk berdebat, dia memilih keluar dari kamar.

Ardita turun ke bawah, lalu keluar menemui Pak Ujang.

"Pak?"

"Kenapa Neng?"

"Mau tanya." Ardita duduk di samping nya.

"Tanya apa, Neng?"

"Di komplek ada cowo namanya Adhyastha Prasaja?"

Pak Ujang sempat diam cukup lama saat ditanya itu.

"Pak Ujang kenal ya?" Tanya nya lagi.

"Engga tuh Neng, ada apa emang?"

"Tau ga sih, kiriman bunga setiap sore? Pengirim nya itu ya Adhyastha Prasaja." Beritahu Ardita.

"Pak Ujang kurang tau tuh Neng."

"Yaudah deh, aku masuk ke dalem lagi ya. Makasih Pak." Ardita menyudahi pembicaraan nya dengan Pak Ujang.

Dear, Mantan 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang