Delapan

3.1K 166 10
                                    

Kita itu hanya junior dan senior,
Selebihnya hanya teman.
-Dear, Mantan 2

\\//

Ardita masih saja diam semenjak keberangkatan nya tadi bersama Galih, dan Galih pun tidak ingin mengganggu itu. Awalnya, Galih ingin memberi ruang waktu untuk Ardita sendiri. Namun, sayangnya Andra selalu membawa Galih pada setiap aktivitas Ardita.

"Kita mau kemana?"

"Gatau."

"Loh? Terus ini mau apa?" Galih lagi-lagi bertanya.

"Gal, yang daritadi diskusi sama Ayah tuh siapa? Gue atau elo sih?"

"Gue juga tau ta, cuma seenggaknya dalam perjalanan gini lo diem terus."

"Ya kalau lo mau ngobrol, naik mobil Ayah sana. Biar gue sendiri bawa mobil lo!" Ketus Ardita.

Galih hanya mengatur nafas nya sambil mengatur emosi dalam diri nya. Dia tidak mau berdebat lagi, mengingat kondisi Ardita saat ini sedang tidak baik.

Ardita mengambil ponsel nya dari tas kecil nya, saat suara berasal dari ponsel nya.

"Apa yah?"

"....."

"Iya, sebentar."

Alvira menoleh ke arah Galih. Lalu, mengatakan dengan pelan. "Ayah mau ngomong sama lo."

Galih langsung mengambil alih panggilan itu, entah apa yang mereka bicarakan Ardita sedang tidak ingin menyimak.

"Nih." Galih memberi ponsel Ardita tanpa mendapat balasan apapun dari si pemilik nya.

"Gaada yang mau lo tanyain?" Ardita langsung menoleh, menatap datar Galih.

Galih tertawa kecil, padahal tidak ada yang lucu di sana. "Biasa aja dong liatin nya, ya siapa tau lo mau nanya tadi Ayah lo bilang apa."

"Kalau emang perlu disampein, kenapa harus gue tanya duluan?"

Galih tidak menjawab, dia hanya menepikan mobil nya.

"Ardita, you can do it! Ayolah, lo terlihat beda semenjak dateng ke Arena balap waktu itu. Cuma karna Arnold kan? Bahagia itu dibuat ta, bukan dicari."

"Tapi bahagia gue dia, Galih. Bisa ga sih lo ngerti sedikit aja? Dan ga perdebatin ini terus!"

"Gue ga bisa liat lo kaya gini terus, Ardita."

"Dan, gue juga ga bisa liat lo gini terus ke gue." Ardita menarik nafas nya, berniat untuk meneruskan kalimat nya. "Lo itu cuma senior gue, bahkan kalau lebih? Kita cuma temen Gal, engga lebih."

Pikiran yang datang dari mana hingga membuat Ardita mengucapkan itu, dia sadar atas ucapan nya. Tapi semua spontan keluar dari mulut nya.

"Kalau hanya sebatas senior, bisa kan lo bersikap lebih sopan sama gue?"

"Ka Galih Baskara, bisa anda puter balik? Dan bawa saya pulang?"

Galih tidak ingin membalas nya lagi, dia berputar arah lalu kembali mengantarkan Ardita ke rumah nya. Jika dikatakan bagaimana hatinya, sangat-sangat sakit saat ini. Galih tahu diri, hanya saja Ardita tidak perlu memperjelas apapun.

Dear, Mantan 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang