Tujuhbelas

2.6K 122 12
                                    

Aku berusaha biasa, saat semua nya terasa beda.
Aku berusaha sanggup, saat kepergian sudah datang menuntut.
Dan, aku berusaha yakin.
Saat kamu berkelana, hati tidak pernah lupa kepada siapa ia harus menetap setelah merana.
-Dear, Mantan 2

\\//

Aroma chess burger yang seperti nya baru dipesan, menyelinap masuk ke rongga hidung Ardita. Ditambah dengan wangi bunga mawar yang biasa dia dapatkan pada sore hari jika sesekali diam di rumah. Ardita mendengus kesal saat itu, dia pikir saat itu dia tengah bermimpi. Sebab, baru saja setengah jam yang lalu dia melihat jam dinding nya menunjukan pukul 6 pagi.

Ardita menutup wajah nya dengan guling kesayangan nya, berharap mimpi itu akan musnah begitu saja. Namun, seseorang yang saat itu bergumam berhasil menyadarkan Ardita bahwa dia tidak bermimpi.

Perlahan dia membuka guling yang menutupi wajah nya, dia melihat bungkusan yang dia kenal biasa dia dapatkan kala memesan chess burger kesukaan nya. Dan satu hal lagi, ada bunga mawar juga di sana. Bunga yang biasa dia dapatkan.

"Gue segede gini lo ga liat, giliran makanan sekecil itu lo perhatiin pas bangun tidur." Protes seseorang yang baru dia sadar keberadaan nya.

"Ay? Lo-"

"Bukan gue."

"Maksud lo?" Ardita mengerutkan keningnya, "Untung abang pergi tadi subuh, jadi dia ga liat ada kiriman bunga plus burger kesukaan lo kan?" Jelas Ardeta.

"Ini? Adhyastha?"

"Iya lah siapa lagi?" Ardeta hendak bangkit meninggalkan Ardita, tapi ada pertanyaan yang muncul di kepala nya. "Eh tapi, chess burger? Lo sering banget makan ini sampe siapapun tau lo suka makanan ini?"

"Engga, ga semua orang tau. Cuma lo, ya keluarga intinya. Galih? Dia suka nya beliin gue kebab double chess. Ga pernah beliin burger."

"Gue penasaran sama dia, kaya nya emang kita harus sembunyi dulu dari bang Arkan deh sampe tau dia siapa."

"Ck, kemaren aja ciut lo diomelin abang. Sekarang, ikutan kepo. Labil ni bocah ah!" Kesal Ardita.

"Eh diem lo ya, ya gue aneh aja dia sampe segitu nya tau."

"Ada kartu ucapan nya?" Ardeta langsung mengambil bunga itu dan mengecek nya, "Ada nih."

Jika kepulangan mu untuk beristirahat, jangan pernah perdulikan mereka yang memberi mu beban berat.
Dan, jika keberadaan ku membuatmu tersiksa hebat.
Lalu, biarkan aku menembusnya dengan kiriman setiap saat.

-Adhyastha P.

"Kepulangan?" Tanya Ardeta mengulang.

"Lo paham ga maksud dia?" Tanya Ardita meyakinkan.

"Ah lo nanya karna ga paham kan, percuma lo bikin puisi dulu buat mantan kalau ilmu nya ga ke serap." Celetuk Ardeta.

"Emang lo paham?" Ardeta menyengir, "Engga."

"Yeh, bego dipelihara." Ardita menoyor kepala Ardeta. "Ini tuh kaya dia tau kalau gue balik buat nenangin diri, dan dia tau soal abang yang seolah nambah beban dengan marahin gue. Terus, kalau gue ngerasa semua gara-gara si Adhyastha ini dia mau nebus semua nya dengan kiriman gini. Buktinya dia ngasih gue burger kan? Biasa nya cuma bunga aja." Jelas Ardita.

Dear, Mantan 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang