Apapun itu, aku akan berusaha buat kamu.
-Dear, Mantan 2\\//
Sekelompok Mahasiswi yang sedang berjalan keluar dari kelas nya, perlahan membuat suasana hening karna mereka berpisah satu-persatu. Di Kantin kini hanya meninggalkan satu orang Mahasiswi dengan memakai hoodie hitam dan celana jeans berwarna senada.
Dia membuka bungkusan yang hendak dia makan isi nya. Kebab super kesukaan nya, dengan toping lebih yang selalu dia minta kepada si penjual. Satu lagi, saus tomat dan mayonaise karna Ardita tidak menyukai rasa pedas.
"Makanan ga suka pedes, tapi mulut kelewat pedes." Suara itu berasal dari seseorang yang kini mungkin berdiri di belakang nya.
"Hai, Ren!" Itu suara Reno, teman lama Galih yang kini juga dekat dengan nya. Lebih tepat nya, dia tertarik kepada Angel teman Ardita.
"Sendiri aja?" Tanya nya basa-basi, Ardita hanya tersenyum paksa.
"Lebih dari seminggu ini, gue ga liat lo sama Galih?" Mulai nya bersuara.
"Terus?" Reno agak sedikit menambah sabar kali ini, bukan apa-apa seperti tadi di awal Ardita memang tidak suka pedas tapi mulutnya melebihi saus yang membuatnya merasa pedas.
"Ada masalah?"
"Engga." Bohong nya sambil menyiapkan kebab yang akan dia gigit.
"Soal Nabila?" Pertanyaan ini berhasil membuat Ardita tidak jadi menggigit kebab kesukaan nya, selera makan nya hilang begitu saja.
Seolah Reno tahu dari sikap Ardita, dia buru-buru menjelaskan. "Sorry kalau itu menyinggung perasaan lo, tapi apa kurang penjelasan Galih?"
"Kenyang nih gue, Ren. Udah sore juga, gue balik ya." Ardita seakan tidak mendengar apa yang Reno katakan tadi.
"Gue anterin lo balik nanti."
"Urusan nya sama lo apa sih, Ren?" Nafas Ardita seperti habis berlari, tidak beraturan. Mungkin karna sesak yang menghantam hatinya begitu saja. "Lupain aja lah, gue cape bahas itu terus."
"Sampe kapan? Lo ngebunuh temen gue secara ga langsung nama nya."
"Galih? Gue bunuh? Ya pantes lah. Dia aja udah bunuh gue duluan." Ardita menampilkan ekspresi tidak peduli, sambil tertawa hambar.
"Bukan Galih yang bunuh elo, diri lo sendiri yang membunuh dengan pikiran dan hati yang ga mau percaya."
"Tau apa sih lo Ren?"
"Gue ga mau ribut ya di kampus ini, apalagi bikin lo nangis karna ini kampus udah mulai sepi. Sekarang lo ikut gue ke Cafe dekat kampus, kita perlu bicarain ini. Lo harus tau." Reno, seakan menjelaskan bahwa ini bukan penolakan. Dan Ardita pun tidak menjawab apa-apa, dia hanya mengikuti langkah Reno dari belakang.
"Mau pesen apa?" Tanya Reno, setelah mereka duduk di Cafe.
"Gausah, langsung ke inti aja."
"Jadi.." Reno mulai menceritakan secara rinci semua tentang Nabila dan Galih kepada Ardita, semoga cara ini sedikitnya dapat membuat Ardita sedikit lebih mengerti.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Mantan 2
Teen Fiction"Bisa kah kita bertemu, pada pertengahan garis waktu kita yang tidak pernah sama?" Perihal hubungan yang tidak pernah ada yang menjamin. Waktu pernah berbaik hati pada Ardita dan Arnold, memberi kali kedua yang sekiranya membuat mereka kembali. Namu...