Semua gelap
Dingin dan saat aku menoleh kesegala arah tak ada siapapun di sini.
Kucoba menggosok kedua lengan yang makin terasa dingin, namun senyum sekilas dan gusakan halus di ujung hidung kurasa membuat aliran darahku menghangat
Jimin diam seribu bahasa, wajah tegas nan datar seolah kesedihan tadi terkubur dengan topeng wajah datar yang ia pasang, bahkan member lain yang melihatnya hanya menghela nafas hawatir. Sedari tadi semua mencoba untuk berbicara, namun nihil Jimin bahkan diam enggan untuk menanggapi.
Namjoon menggusak surainya hingga berantakan, situasi ini sungguh sulit. Ia belum pernah mengalami hal demikian, dirinya yang hanya bisa memandang saja sudah pusing bukan main, apalagi Jimin yang mengalami sendiri, bisa dibayangkan stress bagaimana.
Jungkook sendiri entah pergi kemana, ia hanya ijin untuk menelpon sebentar tapi terhitung ini sudah setengah jam setelah ia keluar dari hotel tempat kami semua tidur sebelum konser esok.Brakk... semua manik kecuali Jimin nampak menghadap kearah pintu yang menampilkan sosok sang maknae dengan wajah tertekuknya. Ia duduk tepat dihadapan Jimin menampilkan raut wajah lain dari biasanya, kepolosan itu kini terganti dengan wajah serius yang nampak akan memberitahu sesuatu hal.
"ada apa kook?". Taehyung ahirnya angkat bicara yang tak nyaman dengan situasi canggung aneh seperti saat ini.
"untuk saat ini semua aman terkendali, Jimin-hyung tak perlu khawatir, Suga-hyung aman, takkan ada yang berani menyentuh alat medisnya seujung kukupun aku jamin itu". Jimin nampak mendongak menatap yang lebih muda, nampak maniknya lebih berbinar lega mendengar pernyataan Jungkook barusan. Seolah Jimin memastikan dengan seksama apakah semua perkataan Jungkook bukan kebohongan.
"bagaimana bisa?". Hoseok nampak heran sekaligus lega secara bersamaan, begitupun Namjoon dan Taehyung yang memandang Jungkook penuh curiga."Kau mengorbankan apa?". Penekanan kata dari sang Leader membuat semua orang tambah kebingungan.
"Aku cukup mengenal ayahmu Jeon jika kau lupa". Tambah Namjoon.
"hanya kesepakatan kecil antara lelaki". Jawab Jungkook enteng.
"harusnya kutahu kau langsung menelpon ayahmu bukan? Hah tapi untunglah jika kabar baik yang kau bawa". Hoseok nampak mencoba mencairkan suasana beku yang tengah menyelimuti, apalagi melihat pandangan Jimin yang berubah menjadi tak suka."apa yang kau lakukan JEON?". Seorang yang sejak tadi diam ahirnya berbicara dengan nada dingin yang membuat siapapun akan berpikir dua kali jika yang berbicara hal ini adalah Jimin si angle Bangtan.
"hanya kesepakatan antara aku dan ayahku, jadi kau tak perlu tau Jimin-hyung". Jungkook tersenyum setelahnya beralih pergi memasuki kamar."okey.. ini memang masih misteri, tapi setidaknya Hyungmu aman kan Jim". Taehyung menepuk pundak Jimin seolah menyadarkannya dari segala keterpurukan.
"baiklah ayo tidur istirahat untuk kesuksesan konser besok". Final Namjoon menutup percakapan.
Jungkook berlari tergesa mengapit ponsel di pipinya, mengumpat sekilas karena sang penjawab yang sangat lama untuk mengangkatnya.
"aiss.. kenapa lama sekali".
"sopanlah kau Jungkook".
"maaf ini mendesak, bisakah aku meminta bantuanmu aku mohon Appa".
Yang disebrangterdiam memandang sekilas istrinya yang nampak memandangnya balik seolah bertanya kenapa?
"memang apa yang bisa appa bantu hmmm?".
"jangan biarkan pihak rumah sakit menyentuh Yoongiku".
"memang kenap..."
"jika kehidupan eomma terancam, apakah appa akan diam saja? Begitupun denganku. Dia membutuhkanku, jika tidak persetan dengan konser maupun karirku, aku tak peduli. Lebih baik aku kehilangan karirku daripada kehilangan duniaku Appa".
"hmmmm jadi apa yang akan Appa dapatkan?".
"aku akan melaksanakan perintah appa belajar tentang perusahaan meskipun aku tak suka, apapun yang apa katakan aku akan melakukannya".
"hahahahaha kau sungguh menggelikan bocah, apakah sebegitu pentingnya dia, hingga kau bertingkah demikian".
"tentu karena setengah nafasku ada padanya".
"kau sungguh pintar menggunakan kekuasaanku... bocah".
"kumohon appa"
"baiklah, tepati janjimu nanti".Jimin nampak mencoba menelpon sang ayah, hingga semua ucapan melegakan itu terdengar, ia terisak pelan. Perasaan bersalah dan kelegaan yang bercampur menjadi satu, entah ia tak bisa membayangkan hidupnya tanpa dirinya.
Terkadang keputusan yang kita ambil secara sepihak karena menurut pemikiran sepihak itu adalah benar, hingga seperti sekarang diahir dengan sedikit sesal dirasa.
"aku harap kau bertahan".
"aku harap kau bertahan, tunggu aku, kubagi nafasku untukmu".
Konser berjalan sesuai dengan skenario yang telah dirancang, sedari tadi Jimin dan Jungkook memaksakan dirinya agar tetap fokus, meski tak dipungkiri jika ini adalah hal tersulit.
Diahir penutupan semua member nampak berbaris rapi sejajar mengucap satu dua kata untuk ahir acara konser.
Tiba tiba suasana menjadi riuh tatkala Army mendapati Jungkook tengah terisak diatas panggung. Segera sang leader memberikan mic kepadanya.
"Aku senang bisa bernyanyi di panggung besar ini, dipanggil oleh kalian semua, aku hanya tak bisa menahan segala kesenangan maupun kesedihan ini. Keputusan yang kuambil sangat berat, aku berdiri disini, memilih panggung ini, atara hidup dan mati disana"
Tangisnya bertabah seiring dengan riuhan penonton yang ikut tak suka melihat idolnya menangis
"Maafkan aku, aku hanya khawatir. Kumohon menunduk sejenak mendoakan semua orang yang saat ini tengah berjuang menanti kesembuhan, kita doakan sama2 agar semua kembali sehat amin...."
"Don't think I would just forget about it".
Jimin terbawa suasana tak bisa mengontrol diri hingga ikut menangis, mengetahui arah pembicaraan Jungkook.
Tbc
Jadi apakah kookga
Atau Minyoon
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVE ME
Teen FictionAku jatuh cinta pada setiap lirik yang kau buat, sungguh hatiku ikut merasakan sedih, susah, pahit bahkan senang. Bolehkah aku berharap satu hal. Bisakah aku mengisi tiap kata yang akan kau tulis nantinya?, aku berharap diriku bisa kau sebut dalam t...