"Bagaimana hyung bisa sadar? Kapan? Kenapa pihak rumah sakit tak memberitahuku?". Deretan pertanyaan itu menguar tatkala jemari Yoongi menempel tepat di bibir Jungkook.
"Karena tak ada yang tau ini kook, aku ingin orang pertama yang kulihat adalah dirimu". Senyum manis itu membuat kerja jantung Jungkook semakin berat.
"Aku senang sekali hmmmmm". Seketika tubuh bongsor itu memeluk tubuh yang lebih kecil dengan penuh rasa hangat.
"Aku menyukaimu hyung".
Rasanya hati Yoongi berdesir hangat, beginikah rasanya di cintai, beginikah rasanya dirimu dianggap.
Ia balas pelukan Jungkook mebuat si empu sedikit kaget namun kembali tersenyum senang.
"Terima kasih kook, aku menyayangimu". Jungkook tersenyum meski jawaban yang dilontarkan Yoongi tak sesuai ekspetasinya tapi cukup membuat desiran dihatinya menggila.
"Sejak kapan hyung siuman?". Keduanya beranjak di tempat tidur rumah sakit masih dengan posisi berpelukan.
"2 hari yang lalu".
"Hahhhh... bukankah aku kesini, tapi hyung masih tak sadar". Yoongi mengangguk pelan.
"Aku tau, bahkan aku mendengar semuanya".
"Hyung......". Rengekan Jungkook membuat gemas Yoongi, ia kecup pelan pipi berisi milik Jungkook.
"Apa aku dimaafkan". Seolah terhipnotis Jungkook hanya mengangguk mengiyakan.
"Terima kasih".
"Sama sama hyung".
"Apa sebenarnya alasan hyung begini?". Yoongi hanya mengerjap polos tatkala ditatap intens oleh pemuda kelinci di depannya.
"Hanya ingin mengetesmu sedikit". Cengiran itu mampu membuat Jungkook yang semula cemberut berubah sumringah.
"Apakah diriku sungguh tak meyakinkan bagi hyung". Yoongi buru buru menggeleng tatkala maniknya menatap Jungkook yang mulai mencebik lucu.
"Hanya ingin tahu seberapa jauh perasaanmu kook". Seketika ekspresi keduanya menjadi canggung.
"Lalu ... emmm bagaimana keputusan hyung".
"Hah??????". Mungkin Yoongi sepenuhnya belum pulih hingga lamban dalam merespon yah.
"Tentang perasaanku". Jungkook menunduk malu sangat sebenarnya, tapi jika ia tidak mengatakan sekarang, kapan lagi cobak.
Yoongi menghela nafas pelan membuat Jungkook berdebar aneh menantikan detik detik menegangkan dalam hidupnya.
"Entahlah aku tak sepenuhnya mengerti dan memahami diriku sendiri, kalau ku tahu semua ini akan berdampak dengan karirmu, aku akan mencoba melupakan semua ini".
Jungkook mendekat kearah Yoongi yang sudah berpindah posisi tidur memunggungi dirinya.
"Maksut hyung bagaimana?".
"Pergilah kook, gapai karirmu tinggalkan aku". Kalimat itu terlontar begitu saja dari Yoongi tanpa menoleh pada Jungkook.
"Hyung....".
"Hubungan kita tak akan berhasil, benar kata fansmu. Aku sakit kook, dan penyakit seperti ini tak akan sepenuhnya sembuh. Sewaktu waktu penyakit ini akan kembali muncul. Seumur hidup ini tak akan bisa hilang sepenuhnya". Jungkook terdiam melupakan fakta itu dan kejadian tadi yang sialnya Yoongi mengetahui hal tersebut.
"Apa hyung menyuruhku pergi karena fansign tadi siang". Tak ada jawaban yang berarti hanya hening yang menyapa.
Jungkook sebenarnya tak masalah dengan hal semacam itu, asal Yoongi sehat dan berada disampignya saja, itu sudah lebih dari cukup. Mungkin ditambah senyum manis gulanya sebagai bonus. Tapi kenapa si mungil didepannya sungguh keras kepala sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVE ME
Teen FictionAku jatuh cinta pada setiap lirik yang kau buat, sungguh hatiku ikut merasakan sedih, susah, pahit bahkan senang. Bolehkah aku berharap satu hal. Bisakah aku mengisi tiap kata yang akan kau tulis nantinya?, aku berharap diriku bisa kau sebut dalam t...