Mungkin kali ini adalah batas maksimal dari Park Jimin untuk sebuah perasaan yang semenjak beberapa minggu lalu kembali mengisi penuh hatinya yang sempat ia tutup rapat, bahkan sang kekasihpun tak pernah sedikit saja singgah disana.
Lalu kenapa semua kebohongan ini kau buat?
Hanya karena sebuah alasan klise tentang kebahagian orang lain dirinya harus merangkai kebohongan dan membiarkan banyak orang terluka.
"Yoon.... kemarin waktu aku mau masuk kulihat Jimin duduk dilantai depan kamarku loh?". Yoongi noleh sebentar mastiin benar tidaknya omongan Kihyun.
"Cuman dia aneh".
"Kenapa emang".
"Dia menangis".
Pandangan Yoongi masih sama lurus kedepan tanpa mengindahkan suasana yang telah sepi karena Kihyun telah pamit sejam yang lalu.
Otaknya masih memikirkan banyak kemungkinan yang terjadi, ia bahkan tak tega jika Jimin yang ia sayangi terluka, hah sugguh ia benci akan perasaan bodohnya.
Setelah sekian lama menahan rasa sesak ia kembali tumpah dengan air mata yang mebasahi kedua pipi tembamnya.
"Kau menangisi siapa?". Yoongi reflek menoleh sembari mengusap pipinya.
"Appa.....". Manik keduanya bertemu. Yoongi mendadak merunduk tatkala melihat sengatan amarah dimanik orang yang sangat ia hargai.
"Kau tau semua ini memalukan Yoongi, kau menyukai adikmu sendiri, dimana otakmu". Yoongi hanya diam menahan segala isakannya yang mugkin akan meledak tiba-tiba.
"JAWAB AKU YOONGI, apa kau masih memiliki perasaan pada adikmu". Dengan takut-takut Yoongi mendogak menatap pria dewasa dihadapnnya yang berstatus sebagai ayah tirinya.
"Jika Appa bertanya padaku tentang perasaan, yah aku masih memilikinya bahkan dari dulu hingga sekarang, semua orang pasti juga akan demikian, karena kenangan itu akan terus mebekas meski kehidupan kedepan kita tetap berjalan, tapi semuanya masih tersimpan baik di dalam sini". Yoongi menunjuk tepat di mana hatinya berada.
"Berhentilah ...... BERHENTILAH BERTIGKAH KONYOL YOONGI, kau tau ibumu tersiksa dengan segala sikap dan tingkah yang kau buat. Apa kau pernah memikirkannya hah? Kau selalu membuat ulah dengan menyakiti dirimu sendiri, apa kau sungguh ingin mencari perhatian untuk dikasihani". Yoongi menoleh kaget, tak percaya orang yang selalu ia segani akan berbicara demikian.
"Berhentilah membuat orang lain susah, dirimu yang seperti ini sungguh merepotkan, aku tak suka melihat ibumu bersedih dan ahirnya jatuh sakit hanya karena memikirkan tingkah konyolmu".
Hiksss....hikssss
"Begitukah aku dipikiran appa, sebegitu merepotkannyakah diriku, maaf jika aku merepotkan, maaf jika aku membuat kalian terluka dan maaf karena membuat Appa jenuh dan capek".
"Kalau aku diberi pilihan aku tak akan menyukai Jimin, kalau bisa sudah kubuang segala rasa ini appa".
"Kalau begitu biarkan mereka berdua menikah, Jimin dan Seulgi". Yoongi hanya mengangguk mengiyakan seadanya.
"Jika tidak jangan gunakan margaku dibelakang namamu".
Blammmmmm....
Semuanya terasa berputar, rasa sakitya bertambah seakan kepalanya mau pecah dan nyeri di bagian hati yang sedari tadi ia tahan.
"Kau kuat Yoongi.... harus kuat Min Yoongi".Tangis itu kembali pecah setelah situasi tegang berahir, Yoongi tak bisa menyembunyikan segala perasaan marah sakit hati yang bercampur menjadi satu. Sebegitu rendahkah dirinya dimata orang tuanya.
Tbc...
Mungkin aku bakal up pendek2 tp rutin ato kalian mau panjang tp lama?
Mau yg mana?
Mungkin kalo panjang 6 part sudah end ini cerita. Klo pendek mungkin 12 an.
Jadi disini aku nyeritain sisi kehidupan keluarga yang didalamnya gk selalu manis, ada kalanya sisi buruk itu akan terkuak.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVE ME
Teen FictionAku jatuh cinta pada setiap lirik yang kau buat, sungguh hatiku ikut merasakan sedih, susah, pahit bahkan senang. Bolehkah aku berharap satu hal. Bisakah aku mengisi tiap kata yang akan kau tulis nantinya?, aku berharap diriku bisa kau sebut dalam t...